Efek samping dexamethasone bisa muncul, mulai dari keluhan ringan hingga masalah kesehatan serius, apalagi jika obat ini digunakan tanpa pengawasan dokter. Dengan memahami efek samping dexamethasone sejak awal, Anda dapat lebih waspada dan terhindar dari risiko yang tidak diinginkan.
Dexamethasone adalah obat yang bekerja dengan cara menekan peradangan dan respon imun tubuh, sehingga sering digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi medis yang cukup berat. Namun, penggunaan dexamethasone sembarangan dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping.

Efek samping dexamethasone juga bisa bervariasi, tergantung pada kondisi kesehatan dan dosis yang diberikan. Oleh karena itu, penting untuk memahami efek samping dexamethasone agar Anda dapat mengenali gejala sejak dini dan menjalani pengobatan dengan lebih aman.
Beberapa Efek Samping Dexamethasone yang Paling Umum
Berikut adalah efek samping dexamethasone yang sering terjadi, dari yang ringan hingga serius:
1. Gangguan pencernaan
Dexamethasone dapat menimbulkan keluhan pada saluran pencernaan, seperti mual, muntah, nyeri perut, perut kembung, diare, atau konstipasi. Pada sebagian orang, perut dapat terasa penuh (begah) dan buang angin menjadi lebih sering setelah menggunakan obat dexamethasone.
Keluhan ini umumnya bersifat ringan dan sementara, tetapi bila nyeri perut berat, muntah hebat, tinja berdarah, atau gejala menetap, segera cari pertolongan medis. Selain itu, untuk mengurangi iritasi pada lambung, sebaiknya konsumsi obat ini setelah makan.
2. Peningkatan nafsu makan dan berat badan bertambah
Efek samping dexamethasone yang cukup umum, terutama bila digunakan dalam jangka panjang, adalah peningkatan nafsu makan. Kondisi ini dapat membuat seseorang merasa lapar terus-menerus, sulit mengendalikan porsi makan, dan lebih sering ngemil.
Akibatnya, berat badan dapat naik dengan cepat dan lemak lebih mudah menumpuk, terutama di area wajah (moon face), leher, dan perut.
3. Perubahan suasana hati dan gangguan tidur
Dexamethasone dapat memengaruhi suasana hati dan kualitas tidur. Obat ini bisa membuat seseorang lebih mudah marah, merasa cemas atau gelisah tanpa alasan yang jelas, hingga mengalami perubahan mood yang mendadak.
Pada sebagian kasus, penggunaan jangka panjang dapat memicu depresi ringan sampai berat. Selain itu, gangguan tidur juga sering terjadi, misalnya sulit tidur, sering terbangun di malam hari, atau mengalami mimpi buruk sehingga tubuh terasa kurang segar saat bangun pagi.
4. Kepala terasa pusing dan sakit
Keluhan ini kerap muncul di awal penggunaan atau saat dosis berubah. Sakit kepala bisa terasa ringan, seperti kepala terasa berat atau berdenyut, sedangkan pusing bisa muncul saat berdiri tiba-tiba atau saat beraktivitas.
Misalnya, Anda merasa kepala melayang saat bangun dari duduk lama atau bekerja seharian.
5. Risiko infeksi meningkat
Dexamethasone bekerja dengan menekan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Misalnya, lebih mudah tertular flu dari orang sekitar, mengalami sariawan di mulut, infeksi kulit seperti bisul, atau infeksi saluran kemih yang ditandai nyeri saat buang air kecil.
Pada sebagian kasus, infeksi juga dapat berkembang lebih parah dan membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh akibat daya tahan tubuh yang melemah.
6. Tekanan darah dan gula darah meningkat
Penggunaan dexamethasone dalam jangka panjang dapat menyebabkan tekanan darah naik (hipertensi) dan kadar gula darah meningkat, bahkan jika Anda tidak memiliki riwayat sebelumnya.
Penderita diabetes harus ekstra waspada karena gula darah bisa menjadi tidak stabil. Tandanya bisa berupa sering pusing, sering buang air kecil, merasa haus terus-menerus, atau mudah lelah.
7. Osteoporosis atau pengeroposan tulang
Penggunaan dexamethasone jangka panjang dapat menyebabkan berkurangnya kepadatan tulang (osteoporosis), sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Risiko ini lebih tinggi pada lansia dan wanita yang sudah memasuki masa menopause.
Sebagai contoh, seseorang yang telah menggunakan dexamethasone selama bertahun-tahun dapat mengalami patah tulang hanya akibat jatuh ringan atau benturan kecil.
8. Gangguan pada mata
Efek samping dexamethasone yang digunakan dalam dosis tinggi atau jangka panjang lainnya adalah gangguan pada mata. Gejalanya dapat berupa mata terasa kering, penglihatan menjadi kabur, atau lebih sensitif terhadap cahaya.
Pada beberapa kasus, obat ini dapat memicu glaukoma (tekanan bola mata meningkat) atau katarak (lensa mata menjadi keruh), yang berisiko menyebabkan kebutaan jika tidak ditangani.
9. Risiko interaksi dengan obat lain
Penggunaan dexamethasone bersamaan dengan obat lain bisa meningkatkan risiko efek samping atau menurunkan efektivitas salah satu obat, termasuk dexamethasone itu sendiri.
Misalnya, jika dexamethasone digunakan dengan obat antikejang, seperti phenytoin, rifampicin, atau carbamazepine, efektivitas dexamethasone bisa berkurang sehingga pengobatan menjadi kurang optimal.
Sebaliknya, penggunaan bersama obat antijamur golongan azole, antibiotik makrolid, atau antiretroviral, dapat membuat efek samping dexamethasone semakin berat. Bahkan, obat antikoagulan, seperti warfarin, juga dapat memperbesar risiko perdarahan bila dipakai bersama dexamethasone.
Sementara itu, konsumsi pil KB, diuretik, atau antihipertensi tertentu bersamaan dengan dexamethasone dapat memperparah perubahan tekanan darah, gula darah, atau cairan tubuh. Oleh karena itu, penting untuk selalu memberitahukan dokter tentang semua obat, suplemen, atau produk herbal yang sedang Anda konsumsi sebelum memulai terapi dexamethasone.
Perlu diingat bahwa dexamethasone hanya boleh digunakan sesuai resep dan petunjuk dokter, terutama jika Anda memiliki riwayat penyakit kronis, sistem imun yang lemah, atau sedang mengonsumsi berbagai macam obat secara rutin.
Hentikan penggunaan dan segera buat janji temu ke dokter atau pergi ke IGD terdekat, jika mengalami efek samping serius, seperti sesak napas, bengkak, nyeri hebat, gangguan penglihatan, atau infeksi berat.
Jika Anda ragu dengan gejala yang muncul setelah minum obat dexamethasone atau khawatir terkait interaksi obat tersebut, jangan tunda untuk berkonsultasi ke dokter. Konsultasi dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja serta cepat dan praktis melalui Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER.