Agar anak tidak demam setelah imunisasi DPT, beberapa cara praktis bisa Bunda lakukan di rumah lho. Demam ringan memang kerap terjadi setelah vaksin DPT. Namun, dengan perawatan yang tepat, Si Kecil bisa tetap nyaman dan pulih lebih cepat, tanpa harus mengalami demam yang mengganggu.
Imunisasi DPT (difteri, pertusis, tetanus) penting untuk melindungi Si Kecil dari penyakit berbahaya. Namun, demam setelah imunisasi DPT masih sering membuat orang tua cemas. Padahal, demam setelah imunisasi biasanya bersifat sementara dan merupakan respons normal tubuh terhadap vaksin.

Nah, agar anak tidak demam setelah imunisasi DPT, beberapa cara bisa Bunda lakukan di rumah. Dengan begitu, kondisi kesehatan Si Kecil bisa tetap stabil meskipun telah menjalani imunisasi.
Cara Agar Anak Tidak Demam Setelah Imunisasi DPT
Berikut ini adalah berbagai cara yang bisa dilakukan agar anak tidak demam setelah imunisasi DPT dan kondisinya tetap stabil:
1. Berikan ASI atau susu formula lebih sering
Setelah imunisasi DPT, Si Kecil bisa menjadi lebih rewel atau tampak tidak nyaman karena demam. Nah, agar anak tidak demam setelah imunisasi DPT, Bunda bisa memberikan ASI atau susu formula lebih sering dari biasanya.
Asupan cairan yang cukup bisa mencegah dehidrasi bila terjadi kenaikan suhu tubuh. Menyusui juga membuat Si Kecil merasa lebih aman dan tenang, sehingga tubuhnya lebih mudah menyesuaikan diri dengan efek vaksin. Jika Si Kecil tidak mau menyusu dalam jumlah banyak sekaligus, tawarkan sedikit demi sedikit, tetapi lebih sering.
2. Kompres dingin area suntikan
Area bekas suntikan DPT terkadang menjadi bengkak, merah, atau terasa hangat. Untuk mengurangi nyeri dan risiko demam setelah imunisasi DPT, tempelkan kain bersih yang sudah dibasahi air dingin di lokasi suntikan selama 10–15 menit, beberapa kali sehari.
Kompres ini bisa mengurangi peradangan ringan, mengurangi rasa sakit, serta membuat anak lebih tenang. Jangan gunakan es langsung di kulit agar tidak menyebabkan iritasi.
3. Pastikan anak cukup istirahat
Setelah imunisasi DPT, wajar apabila anak menjadi lebih mengantuk atau kurang bersemangat bermain. Biarkan ia beristirahat lebih banyak di rumah dan hindari dulu mengajaknya ke luar rumah, terutama ke tempat yang ramai atau panas.
Istirahat di rumah cukup membantu tubuh Si Kecil untuk melawan berbagai efek samping vaksin, termasuk menurunkan risiko terjadinya demam setelah imunisasi DPT.
4. Hindari memberikan obat penurun demam tanpa saran dokter
Tidak semua anak membutuhkan obat penurun demam setelah imunisasi DPT. Sebaiknya, berikan obat seperti paracetamol hanya jika dokter menganjurkan, terutama bila suhu tubuh anak naik di atas 38°C atau anak tampak sangat tidak nyaman.
Ini karena penggunaan obat yang sembarangan justru bisa menimbulkan efek samping tidak diinginkan. Jika ragu, selalu konsultasikan ke dokter sebelum memberi obat.
5. Jangan memijat area suntikan
Terkadang, Bunda tergoda untuk memijat atau mengoleskan obat herbal di area bekas suntikan, supaya anak tidak demam setelah imunisasi DPT. Namun, tindakan ini justru bisa membuat area tersebut makin nyeri, bengkak, atau iritasi. Bunda cukup berikan kompres dingin dan membiarkan area bekas suntikan tetap bersih serta terbuka.
6. Pantau suhu tubuh anak
Gunakan termometer untuk mengukur suhu tubuh Si Kecil secara berkala, terutama dalam 48 jam pertama setelah imunisasi DPT. Apabila suhu tubuh anak naik di atas 38°C, atau jika demam disertai gejala lain seperti muntah, kejang, atau anak tampak sangat lemas, segera konsultasikan ke dokter. Dengan memantau suhu tubuh, Bunda bisa lebih cepat mengambil tindakan jika terjadi demam setelah imunisasi DPT.
Menjaga kenyamanan anak setelah imunisasi DPT penting dilakukan agar manfaat vaksinasi optimal. Jangan lupa selalu pantau kondisi anak dan lakukan pencegahan demam setelah imunisasi DPT yang sudah dijelaskan. Ingat, tiap anak bisa memiliki respon berbeda terhadap vaksin sehingga perhatian dan pemantauan tetap diperlukan.
Biasanya, efek samping ringan, seperti demam, nyeri, atau bengkak di lokasi suntikan akan membaik dalam 1–2 hari tanpa memberikan efek jangka panjang. Namun, jika demam berlangsung lebih dari dua hari, tidak kunjung membaik meski sudah diobati, atau muncul tanda lain, seperti ruam meluas, anak kejang atau tampak lemas, Bunda sebaiknya segera membawa anak ke dokter.
Apabila masih ragu, Bunda bisa berkonsultasi melalui Chat Bersama Dokter di aplikasi Alodokter, agar bisa mendapatkan arahan sesuai kondisi anak. Jangan ragu untuk mencari bantuan medis jika merasa khawatir, karena kesehatan dan kenyamanan anak adalah prioritas utama.