Alexithymia adalah kondisi ketika seseorang tidak mampu mengenali dan mengekspresikan emosinya. Kondisi ini dapat memengaruhi hubungan sosial penderitanya, sehingga penting untuk mengenali dan mengatasinya.
Tidak hanya perasaan dan emosinya sendiri, penderita alexithymia juga tidak mampu mengenali emosi orang lain. Misalnya, ketika sedang berduka, orang dengan kondisi ini tampak tidak sedih dan tidak dapat menerima rasa empati dari orang lain.
Begitu pula saat penderita alexithymia sedang senang, ia tidak mampu menunjukkan ekspresi bahagianya. Hal ini terkadang membuat orang lain menganggap penderita alexithymia sebagai sosok yang dingin, sombong, bahkan tidak memiliki empati. Padahal, orang dengan kondisi ini tidak mengetahui perasaan apa yang mereka rasakan dan tidak bisa menunjukkannya.
Alexithymia dan Penyebab yang Mungkin Mendasarinya
Diperkirakan 1 dari 10 orang memiliki alexithymia dan kemungkinan besar tidak menyadari bahwa dirinya menderita kondisi ini. Penyebab alexithymia juga belum diketahui secara pasti. Namun, ada kemungkinan alexithymia diturunkan dari orang tua yang memiliki kondisi serupa.
Di sisi lain, alexithymia juga dapat dipicu oleh adanya kerusakan insula, yaitu bagian otak yang berperan penting dalam mengelola empati, emosi, dan keterampilan sosial. Selain itu, alexithymia juga sering dikaitkan dengan beberapa kondisi, seperti:
1. Autisme
Meski bukan menjadi penyebabnya, autisme dan alexithymia punya keterkaitan. Pasalnya, setengah penderita autisme terdiagnosis alexithymia sehingga kurang memiliki empati terhadap orang lain. Namun, korelasi antara keduanya belum diketahui dengan pasti sehingga perlu diteliti lebih lanjut.
2. Depresi
Penelitian menunjukkan bahwa 27–50% orang yang mengalami depresi juga memiliki alexithymia. Penderita alexithymia juga 2 kali lebih besar mengalami depresi, karena sulit mengelola dan mengatasi emosinya.
3. Trauma
Alexithymia juga dapat dialami oleh orang yang memiliki trauma masa kecil. Hal ini karena trauma dan pengabaian yang dialami pada masa kanak-kanak dapat menyebabkan perubahan pada otak yang membuatnya sulit merasakan atau mengenali perasaannya.
4. Penyakit tertentu
Penelitian menunjukkan bahwa alexithymia juga mungkin dimiliki oleh orang yang menderita penyakit tertentu, seperti penyakit Alzheimer, epilepsi, multiple sclerosis, penyakit Parkinson, stroke, dan cedera otak.
Alexithymia dan Gejala yang Dapat Muncul
Alexithymia membuat penderitanya sulit mengungkapkan perasaan, sehingga gejalanya sulit dikenali. Namun, beberapa ciri berikut ini dapat menandakan seseorang mengalami alexithymia, di antaranya:
- Sulit mengungkapkan perasaannya sendiri ketika orang lain bertanya mengenai apa yang sedang dirasakannya
- Sulit menjaga hubungan baik dengan orang lain
- Bicara dengan nada datar, begitu pula dengan ekspresi wajahnya
- Tampak apatis, meski sebenarnya ingin melakukan sesuatu
- Sikapnya dingin terhadap orang lain atau terlihat kikuk
- Tidak sadar sedang mengalami stres sampai orang lain memberitahunya
- Sulit berkomunikasi dengan orang lain
- Kurang punya imajinasi
- Tidak punya motivasi
- Kurang tahu apa yang diinginkan di masa depan
Alexithymia dan Cara Mengatasinya
Alexithymia bisa mengganggu kehidupan penderitanya. Oleh karena itu, kondisi ini perlu ditangani sesuai dengan pemicu atau penyebabnya agar kondisi alexithymia dapat dikelola dengan baik.
Misalnya, alexithymia yang terkait dengan depresi. Penanganannya dapat berupa pemberian obat antidepresan untuk mengelola depresi yang dialami penderitanya. Selain itu, beberapa terapi juga dapat direkomendasikan guna mengelola alexithymia, seperti terapi perilaku kognitif dan terapi bicara.
Jika orang terdekat Anda memiliki alexithymia, cobalah untuk menjalin komunikasi yang jelas dan baik kepadanya. Bantu dia mengenali perasaannya, misalnya dengan mengungkapkan bahwa ia tampak lelah dan stres setelah menjalani hari yang padat.
Jika Anda yang merasa kesulitan untuk mengungkapkan dan mengekspresikan emosi, bisa jadi Anda memiliki kondisi alexithymia. Namun, untuk memastikan hal tersebut, dianjurkan untuk berkonsultasi terlebih dahulu ke psikolog secara online.
Sebagai terapi awal alexithymia, psikolog akan membantu Anda untuk memberikan nama terhadap perasaan yang muncul. Metode ini membutuhkan alat bantu yang disebut roda emosi, yaitu gambar berbentuk bola yang berisi kamus perasaan secara spesifik, mulai dari sedih hingga bahagia.