Ameloblastoma adalah tumor yang berasal dari sel-sel pembentuk lapisan pelindung gigi (enamel). Meskipun pada dasarnya bersifat jinak, tumor ini bisa tumbuh membesar dan merusak area di sekitarnya (agresif) sehingga perlu segera diobati.

Ameloblastoma merupakan tumor rahang yang sangat langka. Tumor ini diperkirakan hanya terjadi pada 1 dari 1.000.000 orang tiap tahunnya. Tumor ini biasanya dialami oleh orang usia 20−40 tahun.

Ameloblastoma - Alodokter

Ameloblastoma biasanya berasal dari gigi geraham atau gigi bungsu. Jika tidak segera diobati, tumor ini bisa merusak gigi, gusi, dan tulang rahang.

Penyebab Ameloblastoma

Ameloblastoma terjadi akibat perubahan (mutasi) gen pada sel-sel pembentuk lapisan enamel gigi, yaitu ameloblast. Mutasi gen ini membuat sel-sel tersebut terus tumbuh secara tidak terkendali.

Belum diketahui pasti penyebab perubahan gen pada sel-sel ameloblast tersebut. Namun, ameloblastoma diduga lebih sering terjadi pada orang dengan kelainan genetik dan mengalami penyakit gusi secara berkepanjangan, contohnya kista gigi yang tidak ditangani dengan baik.

.

Gejala Ameloblastoma

Awalnya, ameloblastoma jarang menimbulkan gejala. Namun, jika tumor sudah tumbuh membesar, ameloblastoma akan memunculkan benjolan atau pembengkakan di rahang. Selain benjolan, penderita ameloblastoma juga dapat mengalami gejala berikut:

  • Nyeri atau sakit pada rahang
  • Sulit membuka mulut dan mengunyah
  • Deretan gigi bergeser

Umumnya, ameloblastoma berkembang secara perlahan dalam hitungan bulan hingga tahun. Namun, pada beberapa kasus, ameloblastoma bisa berkembang sangat cepat dan agresif. Kondisi ini dapat merusak hidung, rongga mata, dan tengkorak.

Pada kasus yang jarang terjadi, ameloblastoma juga dapat tumbuh sangat besar hingga menghalangi saluran pernapasan.

Kapan harus ke dokter

Segera ke dokter jika mengalami pembengkakan atau tumbuh benjolan di rahang. Makin cepat ameloblastoma terdiagnosis dan tertangani, makin besar pula peluang penderitanya untuk sembuh.

Perlu diketahui bahwa ameloblastoma berisiko untuk kambuh. Oleh karena itu, pasien ameloblastoma yang telah sembuh tetap harus menjalani kontrol rutin setiap 1 tahun sekali selama 5 tahun, untuk memastikan tumor tidak tumbuh kembali.

Diagnosis Ameloblastoma

Dokter akan melakukan tanya jawab terkait gejala dan riwayat kesehatan pasien. Setelah itu, dokter akan memeriksa gigi secara menyeluruh.

Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut:

  • Foto Rontgen, untuk melihat lokasi tumor
  • CT scan atau MRI rahang, untuk mengetahui ukuran, penyebaran, dan tingkat keparahan tumor
  • Biopsi, untuk mengetahui jenis tumor

Pengobatan Ameloblastoma

Pengobatan ameloblastoma bertujuan untuk mengangkat tumor, memperbaiki bentuk rahang, dan mencegah sel-sel tumor menyebar ke organ lain. Metode yang dilakukan tergantung pada ukuran dan lokasi tumbuhnya tumor, antara lain:

1. Operasi pengangkatan tumor

Operasi merupakan tindakan utama untuk mengobati ameloblastoma. Melalui operasi, dokter juga dapat mengangkat sebagian tulang rahang di area sekitar ameloblastoma untuk mencegah tumor tumbuh kembali.

2. Operasi rekonstruksi rahang

Operasi rekonstruksi rahang bertujuan untuk memperbaiki bentuk rahang agar memudahkan pasien berbicara dan makan. Dalam operasi ini, dokter juga bisa memasang gigi palsu untuk mengganti gigi yang diangkat pada saat operasi pengangkatan tumor.

3. Terapi sinar (radioterapi)

Radioterapi dapat dilakukan setelah ameloblastoma diangkat untuk mencegahnya menyebar ke organ-organ lain. Terapi ini juga dilakukan pada ameloblastoma yang berukuran sangat besar sehingga tidak dapat diangkat dengan operasi.

4. Terapi fisik (fisioterapi)

Fisioterapi dilakukan pada pasien yang sulit menelan, mengunyah, atau berbicara setelah operasi. Terapi ini bertujuan melatih pasien untuk melakukan beberapa hal tersebut sehingga pasien dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan normal.

Komplikasi Ameloblastoma

Ameloblastoma yang lama tidak diobati bisa tumbuh makin besar. Tumor yang tumbuh sangat besar dapat merusak tulang rahang, serta mengubah bentuk dan deretan gigi (maloklusi).

Selain itu, pada kasus yang sangat jarang terjadi, ameloblastoma bisa berkembang menjadi ganas. Kondisi yang disebut sebagai ameloblastic carcinoma ini bisa menyebar ke kelenjar limfe di leher dan paru-paru.

Pencegahan Ameloblastoma

Ameloblastoma sulit untuk dicegah karena penyebabnya belum diketahui. Meski demikian, menjaga kesehatan gigi dan mulut merupakan cara yang bisa dilakukan untuk menghindari risiko terjadinya ameloblastoma.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah:

  • Lakukan pemeriksaan gigi rutin setidaknya 6 bulan sekali.
  • Konsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang.
  • Segera ke dokter jika mengalami sakit gigi, sakit gusi, cedera, atau gigi patah.