Antibiotik polipeptida adalah kelompok obat untuk mengatasi infeksi bakteri di saluran pencernaan, kulit, mata, dan telinga. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet, krim, salep kulit, tetes mata, tetes telinga. Antibiotik polipetida hanya boleh digunakan sesuai anjuran dokter.

Antibiotik polipeptida bekerja dengan cara menghambat pembentukan dinding sel bakteri dan merusak lapisan luar dari sel bakteri. Dengan begitu, pertumbuhan bakteri akan terhenti dan bakteri akhirnya mati.

AntibiotikPopipeptida - Alodokter

Beberapa penyakit akibat infeksi bakteri yang bisa disembuhkan dengan obat antibiotik polipetida antara lain konjungtivitis bakteri, otitis eksterna, impetigo, dan gastroenteritis.

Jenis, Merek Dagang dan Dosis Antibiotik Polipeptida

Berikut adalah jenis obat yang termasuk dalam golongan obat antibiotik polipeptida, beserta merek dagang dan dosisnya:

1. Bacitracin

Merek dagang: Bacitracin – Polymyxin B, Enbatic, Liposin, NB Topical Ointment, Nebacetin, Scanderma Plus, Tigalin
Bentuk obat: Krim, salep, serbuk

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat bacitracin.

2. Colistin

Merek dagang: Colistine actavis
Bentuk obat: Tablet

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat colistin.

3. Polymyxin B

Merek dagang: Alletrol Compositum, Bacitracin–Polymyxin B, Conjuncto, Cendo Polynef, Cendo Xitrol, ETT Plus, Inmatrol, Enbatic Plus, Liposin, Maxitrol, Nelymix, Nelicort, Otopain, Otilon, Polypred, Tigalin, Ximex Optixitrol
Bentuk obat: Tetes mata, salep mata, tetes telinga, dan salep kulit.

Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat polymyxin B.

Peringatan Sebelum Menggunakan Antibiotik Polipeptida

Antibiotik polipeptida hanya boleh digunakan sesuai resep dokter. Ada hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan obat ini, antara lain:

  • Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Antibiotik polipetida tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap golongan obat ini.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit ginjal, porfiria, atau myasthenia gravis.
  • Untuk luka tusuk yang cukup dalam, luka gigitan, atau luka bakar yang parah, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan antibiotik polipeptida sediaan obat oles.
  • Jangan menggunakan antibiotik polipeptida sediaan tetes telinga jika Anda sedang mengalami gendang telinga pecah.
  • Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah memakai obat antibiotik polipeptida sediaan tetes mata atau salep mata. Penggunaan obat ini bisa menyebabkan penglihatan buram sementara.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan antibiotik polipeptida jika direncanakan untuk menjalani operasi.
  • Informasikan kepada dokter mengenai semua obat, suplemen, atau produk herbal tertentu yang sedang Anda gunakan. Tujuannya adalah untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
  • Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan antibiotik polipeptida.

Efek Samping dan Bahaya Antibiotik Polipeptida

Efek samping yang bisa terjadi setelah memakai antibiotik polipeptida sediaan krim atau salep kulit adalah perih atau gatal pada area kulit yang diolesi obat. Sementara itu, efek samping akibat penggunaan antibiotik polipeptida sediaan tetes mata atau salep mata meliputi perih pada mata yang diobati dan penglihatan buram sementara.

Adapun efek samping yang bisa muncul setelah minum obat antibiotik polipeptida adalah mual, muntah, sakit perut, atau pusing.

Temui dokter jika efek samping yang telah disebutkan di atas tidak kunjung mereda atau bertambah berat. Segera cari pertolongan medis jika muncul reaksi alergi obat, atau efek samping serius berikut ini:

  • Gejala gangguan fungsi ginjal, antara lain jarang berkemih atau jumlah urine yang sangat sedikit
  • Kelemahan otot, gangguan keseimbangan
  • Gejala gangguan saraf, meliputi kesemutan, mati rasa, hilang ingatan, kejang
  • Gejala kolitis, seperti sakit perut, diare yang disertai darah atau nanah
  • Gangguan penglihatan, seperti buta mendadak
  • Gangguan pendengaran atau vertigo