Muntah adalah kondisi ketika isi lambung keluar secara paksa melalui mulut. Berbeda dari regurgitasi atau keluarnya isi lambung tanpa kontraksi, muntah disertai kontraksi pada lambung dan otot perut. Muntah sendiri bukan suatu penyakit, melainkan gejala dari gangguan kesehatan.

Muntah terkadang membuat seseorang yang mual merasa lebih baik, setidaknya untuk sementara waktu. Namun, jika terjadi secara berulang-ulang, muntah dapat menyebabkan dehidrasi.

muntah - alodokter

Pada bayi dan anak-anak, risiko terjadinya dehidrasi akibat muntah lebih tinggi, terutama jika disertai diare. Hal ini karena tubuh bayi dan anak-anak lebih kecil daripada orang dewasa sehingga kadar air dalam tubuhnya juga lebih sedikit. Di samping itu, bayi dan anak-anak juga lebih sulit makan dan minum saat muntah.

Penyebab Muntah

Di dalam otak, terdapat bagian yang mengatur agar tubuh bergerak otomatis ketika mendapat rangsangan. Bagian otak inilah yang merangsang muntah saat menerima rangsangan tertentu yang bisa berasal dari gangguan kesehatan atau kondisi lain. Berikut adalah penjelasannya;

Gangguan kesehatan

Beberapa penyakit dan gangguan kesehatan yang dapat menyebabkan muntah adalah:

  • Keracunan makanan
  • Hiperemesis gravidarum
  • Morning sickness
  • Usus tersumbat akibat hernia atau tumor
  • Sakit maag dan tukak lambung
  • Batu empedu
  • Infeksi, seperti demam tifoid, demam berdarah, infeksi saluran kemih, atau infeksi ginjal
  • Batu ginjal
  • Migrain
  • Meningitis
  • Cedera atau gegar otak
  • Radang usus buntu (apendisitis)
  • Vertigo
  • Serangan jantung
  • Kadar gula darah tinggi (hiperglikemia)
  • Kadar kalsium dalam tubuh terlalu tinggi (hiperkalsemia)
  • Bulimia
  • Tumor otak
  • Efek samping obat, seperti antibiotik, obat bius, atau kemoterapi

Kondisi lain

Selain penyakit dan gangguan kesehatan, muntah juga dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:

  • Reaksi terhadap aroma tertentu, seperti bau amis atau busuk
  • Mabuk perjalanan
  • Mabuk karena mengonsumsi minuman beralkohol
  • Stres berat
  • Terlalu banyak makan, terutama makanan berlemak dan pedas
  • Berolahraga terlalu berat

Selain beberapa kondisi di atas, muntah yang terjadi lebih dari sekali bisa menjadi gejala dari sindrom muntah siklik, yaitu kondisi yang membuat seseorang mengalami muntah parah tanpa alasan yang jelas. Muntah akibat kondisi ini bisa terjadi berkali-kali dalam beberapa jam atau beberapa hari.

Meski dapat menyerang semua kalangan usia, sindrom muntah siklik paling sering terjadi pada anak-anak usia 3–7 tahun.

Gejala Muntah

Sebelum terjadi muntah, biasanya seseorang akan mengalami beberapa gejala tertentu, yaitu:

  • Mual
  • Pusing
  • Sakit perut
  • Diare
  • Demam
  • Nadi berdenyut lebih cepat
  • Mulut kering
  • Berkeringat
  • Nyeri dada
  • Lemas
  • Gelisah

Sementara itu, gejala yang umum terjadi pada sindrom muntah siklik adalah:

  • Kulit pucat
  • Lemas
  • Demam
  • Produksi air liur meningkat
  • Sakit kepala
  • Sulit makan
  • Sensitif terhadap cahaya
  • Vertigo

Seperti telah disebutkan sebelumnya, muntah merupakan gejala dari kondisi medis tertentu. Berbagai kondisi tersebut dapat membuat warna muntah yang dikeluarkan berbeda-beda. Berikut adalah penjelasannya:

Bening

Pada umumnya, seseorang yang muntah akan mengeluarkan makanan-makanan yang telah dicerna. Namun, setelah beberapa kali, muntah akan berubah menjadi bening atau hanya berisi air.

Beberapa kondisi medis yang umumnya ditandai dengan muntah berwarna bening adalah:

  • Morning sickness
  • Cedera otak
  • Sindrom muntah siklik
  • Keracunan makanan
  • Migrain
  • Penyakit asam lambung (GERD)

Hijau atau kuning

Muntah berwarna hijau atau kuning dapat menjadi tanda keluarnya cairan empedu. Kondisi ini umumnya terjadi pada penderita usus tersumbat atau keracunan makanan.

Oranye

Muntah berwarna oranye dapat disebabkan muntah berisi makanan yang baru sebagian dicerna. Muntah jenis ini bisa terjadi akibat kondisi medis berikut:

  • Keracunan makanan
  • Gastroenteritis
  • Flu
  • Morning sickness
  • Migrain
  • Radang usus buntu
  • Mabuk perjalanan
  • Efek kemoterapi
  • Radang usus buntu
  • Infeksi telinga bagian dalam

Muntah disertai darah

Muntah darah dikenal sebagai hematemesis. Muntah bisa disertai bercak darah berwarna merah muda, atau berwarna cokelat kehitaman seperti kopi.

Muntah yang mengandung darah berwarna merah cerah biasanya terjadi akibat:

Sementara muntah dengan darah yang berwarna merah pekat atau cenderung cokelat seperti bubuk kopi terjadi karena bercampur dengan asam lambung. Muntah jenis ini bisa disebabkan oleh:

  • Tukak lambung
  • Tukak duodenum
  • Kanker lambung
  • Keracunan obat aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
  • Infeksi jamur phaeohyphomycosis

Kapan harus ke dokter

Segera bawa anak Anda ke IGD jika ia mengalami muntah berulang, terutama jika muntahnya berwarna hijau, terdapat darah, menyemprot, atau berwarna hitam. Penanganan perlu segera dilakukan jika ia menunjukkan tanda-tanda dehidrasi di bawah ini:

  • Bibir kering
  • Tidak keluar air mata saat menangis
  • Mata tampak cekung
  • Buang air kecil sedikit
  • Lemas

Sedangkan pada orang dewasa, penanganan di IGD perlu dilakukan jika muntah disertai dengan:

  • Sakit perut parah
  • Muntah berwarna merah terang, cokelat, atau hitam
  • Nyeri dada parah, terutama jika menjalar ke dagu, punggung, dan bahu
  • Muntah tidak berkurang dalam 2 hari, atau malah makin parah
  • Tanda-tanda dehidrasi, yaitu pusing, sakit kepala, volume urine sedikit, bibir kering, dan lemas
  • Diabetes, karena dapat memengaruhi kadar gula darah
  • Tidak dapat makan dan minum

Diagnosis Muntah

Untuk mendiagnosis muntah, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik, terutama di daerah perut.

Dokter dapat menganjurkan tes darah dan tes urine untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi. Khusus pada pasien wanita, dokter dapat menyarankan tes kehamilan.

Bila diperlukan, dokter juga akan merekomendasikan CT scan, foto Rontgen, dan USG, untuk mendiagnosis muntah.

Pengobatan Muntah

Pengobatan muntah akan dilakukan tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Jika muntah hanya terjadi sekali dan tidak disertai gejala berat, penanganan dapat dilakukan di rumah. Beberapa upaya mandiri yang dapat dilakukan adalah:

  • Sering minum air putih dan oralit untuk mencegah dehidrasi.
  • Hindari aroma kuat yang berasal dari makanan tertentu, parfum, atau asap, yang dapat memicu muntah.
  • Konsumsi makanan tidak berbumbu kuat dan mudah dicerna, seperti biskuit, bubur, atau sereal.
  • Makan atau minum dalam jumlah sedikit tetapi sering, untuk menghindari muntah.
  • Hindari makanan pedas dan berlemak.
  • Minum obat antimabuk jika muntah disebabkan oleh mabuk perjalanan.
  • Minum obat muntaber jika munta disertai dengan diare

Bila upaya di atas tidak berhasil atau muntah makin memburuk, dokter dapat meresepkan obat muntah, seperti domperidone atau metoclopramide, untuk meredakan mual dan muntah.

Pada pasien anak yang dehidrasi akibat muntah, dokter akan menyarankan untuk rawat inap. Dokter akan memasang selang makan melalui mulut atau hidung.

Sementara pada orang dewasa, dokter akan memasang infus sebagai jalan pemberian cairan, dan memberikan obat antimual melalui selang makan atau suntikan.

Pada muntah yang terjadi akibat infeksi bakteri, dokter dapat meresepkan antibiotik bentuk minum atau suntik. Sementara itu, jika muntah disebabkan oleh kadar gula darah yang sangat tinggi, dokter akan memberikan infus insulin.

Pada pasien muntah darah hebat, dokter akan segera melakukan operasi darurat untuk mencari sumber perdarahan dan menghentikannya.

Komplikasi Muntah

Muntah yang tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan sejumlah komplikasi, yaitu:

Pencegahan Muntah

Cara untuk mencegah muntah disesuaikan dengan penyebabnya, yaitu:

  • Mencuci tangan dengan rutin, untuk mencegah infeksi
  • Minum air putih yang cukup, untuk mencegah batu ginjal
  • Berhati-hati dalam mengolah dan menyimpan makanan, untuk menghindari keracunan makanan
  • Beristirahat dan tidur yang cukup
  • Minum obat antimabuk, seperti dimenhydrinate, sebelum memulai perjalanan
  • Mengonsumsi makanan dalam porsi kecil tetapi lebih sering
  • Mengunyah makanan secara perlahan
  • Menghindari makanan yang berlemak tinggi atau pedas
  • Mengonsumsi biskuit atau makanan kecil lain jika merasa mual pada pagi hari
  • Beristirahat, tetapi tidak berbaring, setelah selesai makan

Pada penderita diabetes, menerapkan pola hidup yang sehat, berobat, dan kontrol rutin, dapat menjaga gula darah agar terkontrol sehingga tidak menyebabkan mual.

Untuk mencegah muntah pada bayi, hindari memberikan makanan atau susu dalam porsi terlalu banyak dan terlalu cepat. Selain itu, konsultasikan dengan dokter terkait perlunya mengganti jenis susu formula jika bayi alergi atau intoleransi terhadap susu sapi.