Colistin adalah antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri di saluran pencernaan. Colistin juga digunakan saat prosedur pengosongan usus besar sebelum operasi guna mencegah terjadinya infeksi bakteri setelah operasi.

Colistin sulfate merupakan antibiotik polipeptida yang efektif mengatasi infeksi bakteri Escherichia coli dan Salmonella di saluran pencernaan. Obat ini bekerja dengan cara merusak membran sel bakteri sehingga bakteri berhenti tumbuh dan akhirnya mati. Alhasil, infeksi dan gejala yang menyertainya mereda.

Colistin alodokter

Perlu diketahui bahwa obat antibiotik, seperti colistin, tidak dapat digunakan untuk mengobati penyakit akibat infeksi virus, misalnya diare pada anak yang kebanyakan disebabkan oleh rotavirus.

Merek dagang colistin sulfate: Colistine actavis

Apa Itu Colistin

Golongan Obat resep
Kategori Antibiotik golongan polipeptida
Manfaat Mengobati infeksi bakteri di saluran pencernaan
Membersihkan bakteri di usus besar guna mencegah terjadinya infeksi setelah operasi
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak
Colistin untuk ibu hamil Kategori C: Belum ada cukup bukti dari studi pada binatang percobaan maupun manusia yang menjelaskan keamanan obat terhadap ibu hamil maupun janin.
Obat ini tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil kecuali jika disarankan oleh dokter.
Colistin untuk ibu menyusui Colistin dapat digunakan oleh ibu menyusui selama sesuai dengan arahan dokter.
Bentuk obat Tablet

Peringatan sebelum Mengonsumsi Colistin

Colistin hanya boleh digunakan dengan resep dokter. Hal yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi colistin antara lain:

  • Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Colistin tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap obat ini atau polymyxin B.
  • Informasikan kepada dokter jika Anda sedang menderita myasthenia gravis. Colistin tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang memiliki kondisi tersebut.
  • Beri tahu dokter jika Anda menderita penyakit ginjal, radang usus, atau porfiria. Informasikan juga kepada dokter jika sedang mengalami diare.
  • Jangan langsung mengemudi atau melakukan kegiatan yang memerlukan kewaspadaan setelah minum colistin. Obat ini dapat menyebabkan pusing atau linglung pada beberapa orang.
  • Informasikan kepada dokter jika Anda sedang hamil atau menyusui.
  • Beri tahu dokter jika Anda berencana menjalani vaksinasi dengan vaksin apa pun selama menggunakan obat antibiotik ini. Colistin bisa menurunkan efektivitas vaksin tertentu, seperti vaksin tifoid tetes.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk pil KB, sukralfat, suplemen, dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi interaksi obat yang tidak diinginkan.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan colistin jika direncanakan untuk menjalani operasi.
  • Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang serius setelah minum

Dosis dan Aturan Pakai Colistin

Dokter akan memberikan dosis dan menentukan lama pengobatan sesuai dengan kondisi dan usia pasien. Pada anak-anak, dosis colistin akan disesuaikan dengan berat badan (BB) pasien.

Berikut adalah dosis colistin sulfate untuk mengobati infeksi bakteri di saluran pencernaan atau mencegah terjadinya infeksi bakteri setelah operasi.

  • Dewasa: 1.500.000–000.000 IU, 3 kali sehari.
  • Anak dengan BB 15–30 kg:000–1.500.000 IU, 3 kali sehari.

Cara Mengonsumsi Colistin dengan Benar

Gunakan colistin sesuai anjuran dokter dan petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan obat. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter.

Berikut adalah cara mengonsumsi colistin dengan benar:

  • Konsumsilah colistin sebelum atau sesudah makan.
  • Telan colistin tablet dengan sedikit air putih. Bila perlu, gerus tablet dan larutkan dalam 1 sendok makan air sebelum diminum.
  • Konsumsilah colistin secara teratur sesuai anjuran dokter. Jika Anda lupa, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila jadwal minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
  • Patuhi jadwal kontrol yang diberikan oleh dokter selama menjalani pengobatan dengan colistin. Hal ini agar kondisi dan hasil terapi bisa terpantau dengan baik.
  • Jangan menghentikan pengobatan tanpa persetujuan dokter meski gejala infeksi sudah membaik. Berhenti menggunakan colistin sebelum waktunya bisa menyebabkan infeksi kambuh dan sulit diobati.
  • Simpan colistin di tempat kering, tertutup, dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.

Jika Anda menggunakan colistin sebagai persiapan operasi usus besar, ikuti intruksi dokter saat menggunakan colistin sebagai persiapan sebelum operasi. Colistin biasanya dikonsumsi 1 hari sebelum operasi, 3 kali sehari.

Interaksi Colistin dengan Obat Lain

Colistin bisa berinteraksi dengan obat lain saat digunakan secara bersamaan. Efek yang bisa terjadi meliputi:

  • Peningkatan risiko terjadinya kerusakan ginjal atau telinga jika digunakan dengan obat golongan antibiotik aminoglikosida, antibiotik polipeptida lain, amphotericin B, tacrolimus, cisplatin, atau acyclovir
  • Penurunan efektivitas colistin jika digunakan dengan pil KB, sukralfat, atau natrium picosulfat
  • Penurunan efektivitas vaksin bakteri hidup yang diberikan melalui mulut, misalnya vaksin tifoid

Untuk mencegah terjadinya efek interaksi yang tidak diinginkan, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan colistin bersama obat lain .

Efek Samping dan Bahaya Colistin

Colistin tablet jarang menimbulkan efek samping jika dikonsumsi sesuai anjuran dokter. Namun, penggunaan obat ini bisa menyebabkan mual atau muntah, sakit perut, atau pusing pada beberapa orang.

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika keluhan di atas tidak kunjung mereda atau malah memburuk. Segera cari pertolongan medis jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Gejala kolitis atau radang usus besar, seperti diare berat, diare berdarah atau berlendir
  • Gangguan penglihatan, seperti penglihatan buram atau penglihatan ganda
  • Linglung
  • Gangguan ginjal, yang gejalanya berupa jarang berkemih, urine yang keluar sedikit atau tidak keluar sama sekali
  • Gejala neuropati perifer, seperti lemah otot, mati rasa atau kesemutan pada kaki atau tangan, sulit berjalan atau gangguan keseimbangan