Bayi tidak BAB 4 hari tapi kentut sering membuat orang tua khawatir. Namun, kondisi ini tidak selalu menandakan bahwa kondisi saluran cerna Si Kecil bermasalah kok. Selama bayi tampak nyaman, tetap aktif, dan tidak menunjukkan tanda bahaya seperti muntah atau perut keras, kondisi ini merupakan hal normal.
Setiap bayi memiliki pola BAB yang berbeda-beda, apalagi saat usianya masih di bawah 1 tahun. Namun, jika bayi masih kentut, aktif, dan tidak rewel berlebihan, kondisi ini biasanya masih normal dan wajar terjadi kok, Bun.
Meski bayi tidak BAB 4 hari tapi kentut belum tentu tanda sembelit. Namun, penting untuk tetap memantau apakah ada tanda bahaya yang harus Bunda waspadai.
Penyebab Bayi Tidak BAB 4 Hari Tapi Masih Kentut
Berikut beberapa alasan kenapa bayi bisa tidak BAB 4 hari namun tetap kentut:
1. Pencernaan bayi masih berkembang
Sistem pencernaan bayi, khususnya pada 6 bulan pertama, masih dalam proses perkembangan sehingga gerakan ususnya belum stabil. Akibatnya, feses atau tinja bisa tertahan lebih lama di usus dan jarak antar waktu BAB bisa menjadi lebih lama dari orang dewasa, bahkan hingga beberapa hari.
Namun, selama bayi masih kentut, aktif, dan tidak tampak kesakitan, hal ini masih termasuk normal kok, Bun. Karena proses adaptasi ini akan membaik seiring bertambahnya usia bayi.
2. Konsumsi ASI eksklusif
Apakah Si Kecil hanya diberi ASI eksklusif, Bun? Jika iya, bayi tidak bab 4 hari tapi kentut mungkin terjadi karena ia hanya mengonsumsi ASI eksklusif.
Hal ini bisa terjadi karena ASI sangat mudah diserap oleh tubuh bayi. Hampir semua komponen ASI digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan, sehingga sisa zat yang harus dikeluarkan lewat feses menjadi sangat sedikit.
3. Perubahan pola makan
Ketika bayi mulai mendapat makanan pendamping ASI (MPASI) atau berpindah jenis susu formula, tubuhnya butuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan makanan baru. Nah, proses adaptasi ini bisa menyebabkan perubahan pada pola BAB, misalnya menjadi lebih jarang atau lebih sering.
Selain itu, sistem pencernaan bayi juga sedang ‘belajar’ untuk mencerna serat, lemak, atau protein dari makanan yang berbeda, sehingga frekuensi BAB bisa berubah. Ini adalah hal yang wajar selama bayi tidak tampak rewel atau menunjukkan tanda bahaya.
4. Asupan cairan kurang
Kurangnya cairan pada bayi, terutama yang sudah mulai MPASI, bisa membuat tinja menjadi lebih keras sehingga sulit dikeluarkan. Hal ini menyebabkan bayi tidak BAB 4 hari tapi masih kentut.
Pada bayi yang masih minum ASI eksklusif, kebutuhan cairan biasanya tercukupi. Namun, pada bayi yang sudah makan makanan padat, pastikan mereka cukup minum air putih setiap hari agar tinja tetap lunak dan mudah dikeluarkan. Selain itu, cukupnya asupan cairan juga membantu mencegah sembelit.
Cara Mengatasi Bayi Tidak BAB 4 Hari Tapi Masih Kentut
Jika bayi tetap aktif, masih kentut, dan tidak menunjukkan gejala bahaya, Bunda bisa mencoba beberapa cara berikut ini di rumah:
- Pijat perut bayi dengan lembut searah jarum jam untuk merangsang pencernaan.
- Gerakkan kaki bayi seperti mengayuh sepeda agar usus lebih aktif.
- Pastikan asupan ASI atau susu formulanya cukup.
- Jika sudah MPASI, penuhi asupan cairan dan serat.
- Jangan memberikan obat pencahar tanpa anjuran dokter.
- Hindari memberikan air gula atau ramuan tertentu yang belum terbukti aman untuk bayi tanpa saran dokter.
Bayi tidak BAB 4 hari tapi kentut umumnya bukan tanda adanya kondisi yang berbahaya. Namun, jika sudah mencoba langkah-langkah di atas selama beberapa hari tetapi bayi tetap tidak BAB atau disertai dengan keluhan seperti:
- Perut bayi buncit dan keras
- Muntah-muntah, bahkan muntahan hingga berwarna kuning kehijauan
- Bayi tidak kentut sama sekali
- Bayi tampak rewel, tidak aktif, atau sangat gelisah
Jangan tunda untuk periksakan Si Kecil ke dokter ya. Konsultasi ini bisa dilakukan dengan mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat atau melalui fitur Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER.
Dengan begitu, Bunda bisa mengetahui apa penyebab bayi tidak BAB 4 hari tapi kentut dan Si Kecil bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat.