Botol susu harus steril karena kebersihan yang baik membantu melindungi bayi dari kuman penyebab infeksi. Dengan mengetahui kapan sterilisasi perlu dilakukan, orang tua dapat merawat botol susu secara aman tanpa harus melakukannya berlebihan.
Botol susu harus steril karena kebersihan yang baik membantu melindungi bayi dari berbagai infeksi. Imunitas bayi, terutama bayi baru lahir, bayi prematur, atau bayi di bawah usia 3 bulan, masih rendah sehingga mereka lebih rentan mengalami infeksi bila botol susu tidak dibersihkan dengan benar.

Botol Susu Tidak Harus Selalu Disterilisasi
Botol susu membantu bayi tetap dapat mengonsumsi ASI perah atau susu formula ketika ibu tidak bisa menyusui secara langsung. Namun, meski sangat bermanfaat, botol susu dapat menjadi sumber infeksi bila tidak dibersihkan dengan baik.
Oleh karena itu, sebagian orang tua memilih untuk mensterilkan botol susu setelah proses pencucian.
Sterilisasi sebenarnya tidak perlu dilakukan setiap selesai menggunakan botol. Ada beberapa kondisi yang membuat sterilisasi menjadi penting, yaitu:
- Botol susu baru dibeli
- Botol merupakan pinjaman atau pernah digunakan bayi lain
- Digunakan oleh bayi yang sedang sakit
- Digunakan oleh bayi prematur atau bayi dengan daya tahan tubuh lemah
- Akses terhadap air bersih terbatas
Dalam kondisi tersebut, botol susu sebaiknya disterilkan sebelum dan setelah pemakaian. Namun, di luar situasi itu, pencucian botol dengan sabun dan air mengalir sudah cukup untuk mencegah pertumbuhan kuman penyebab infeksi.
Tips Membersihkan Botol Susu tanpa Sterilisasi
Mensterilkan botol susu memang bermanfaat untuk menurunkan risiko infeksi, tetapi jika dilakukan terlalu sering, material botol dapat lebih cepat rusak. Pada botol tertentu, pemanasan berulang juga dapat meningkatkan risiko peluruhan bahan kimia, terutama bila botol masih mengandung BPA.
Oleh karena itu, meski botol susu harus steril pada kondisi tertentu, perawatan harian dapat dilakukan dengan cara mencuci botol secara benar tanpa perlu sterilisasi setiap saat.
Berikut langkah yang dapat dilakukan:
- Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik.
- Lepaskan semua bagian botol, seperti dot, katup, dan tutup, lalu bilas dengan air mengalir.
- Rendam seluruh bagian botol dalam baskom berisi air panas dan sabun.
- Hindari meletakkan bagian botol langsung di wastafel untuk mengurangi kontak dengan kuman.
- Sikat setiap bagian botol menggunakan sikat khusus hingga tidak ada sisa susu yang menempel.
- Bilas dengan air hingga semua bagian bebas sabun dan tidak licin.
- Keringkan dengan menempatkan seluruh bagian botol pada rak khusus hingga benar-benar kering.
- Cuci dan keringkan kembali baskom serta sikat yang digunakan.
Dengan teknik pencucian yang tepat, kebersihan botol dapat terjaga dan risiko infeksi pada bayi dapat diminimalkan meskipun tanpa sterilisasi setiap hari.
Botol susu tidak selalu perlu disterilisasi setiap kali selesai digunakan. Sterilisasi cukup dilakukan pada kondisi tertentu, terutama bila bayi memiliki daya tahan tubuh rendah atau ketika kebersihan air tidak terjamin. Pencucian yang benar tetap menjadi langkah utama untuk menjaga botol susu tetap aman bagi bayi.
Jika Bunda membutuhkan panduan lebih lanjut mengenai perawatan botol atau pemilihan botol yang aman, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter. Konsultasi dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja serta cepat dan praktis melalui Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER.