Salah satu hal yang kerap dikeluhkan oleh ibu hamil adalah rasa tidak nyaman saat tidur, apalagi bila kondisi perut sudah semakin besar. Beragam posisi tidur pun dicoba, termasuk posisi telentang. Namun, bolehkah ibu hamil tidur telentang? Cari tahu jawabannya dalam artikel ini.

Tubuh ibu hamil akan mengalami banyak perubahan seiring bertambahnya usia kehamilan. Tak jarang perubahan tubuh tersebut menimbulkan rasa tidak nyaman, termasuk saat tidur.

Bolehkah Ibu Hamil Tidur Telentang? - Alodokter

Untuk mengurangi rasa tidak nyaman saat tidur akibat perut yang makin membesar, ibu hamil perlu mengubah posisi tidur. Namun, beberapa posisi tidur dianggap kurang baik dan bisa memengaruhi kondisi janin. Salah satunya adalah posisi tidur telentang.

Bolehkah Ibu Hamil Tidur Telentang?

Tidur telentang saat hamil sebenarnya aman, kok, selama tidak dilakukan dalam waktu yang terlalu lama atau jika usia kehamilan masih di trimester pertama. Namun, bagi sebagian ibu hamil, posisi ini memang sering kali dirasakan kurang nyaman dan membuat tidur kurang pulas, terutama bagi ibu hamil 7-9 bulan.

Mengapa posisi tidur telentang dianggap tidak baik bagi ibu hamil? Semakin bertambahnya usia kehamilan, ukuran rahim akan semakin membesar. Oleh karena itu, tidur telentang saat usia kehamilan di atas 3 bulan dapat menyebabkan usus dan pembuluh darah besar di dalam perut tertekan oleh beban dari rahim yang berisi janin.

Kondisi tersebut juga bisa berdampak pada sirkulasi darah ke jantung, sehingga menurunkan aliran darah ibu hamil dan janin. Selain itu, tekanan pada usus dan pembuluh darah akibat tidur telentang juga mungkin dapat menyebabkan munculnya beberapa keluhan, seperti:

  • Sesak napas atau napas berat
  • Sakit punggung
  • Pusing
  • Gangguan pencernaan
  • Wasir
  • Penurunan tekanan darah

Posisi tidur telentang saat hamil juga dikatakan dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur. Namun, temuan ini masih perlu diteliti lebih lanjut karena ada banyak faktor yang juga bisa menyebabkan kelahiran prematur, mulai dari komplikasi kehamilan hingga kebiasaan merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol saat hamil.

Efek buruk atau bahaya ibu hamil tidur telentang tidak akan langsung muncul hanya karena ibu hamil tidak sengaja tidur dalam posisi ini selama 1–2 jam.

Meski demikian, sebaiknya hindari tidur telentang, apalagi bila ukuran perut Bumil sudah cukup besar, karena posisi ini bisa menimbulkan beberapa keluhan seperti yang telah disebutkan di atas.

Posisi Tidur yang Disarankan

Bumil tidak perlu khawatir jika terbangun dari tidur dalam posisi telentang. Cukup ubah saja menjadi miring ke arah kiri dengan menekuk lutut. Posisi tidur ini dianggap paling nyaman dan paling baik bagi ibu hamil, karena beban janin tidak akan menekan pembuluh darah besar di dalam perut ibu hamil.

Hal ini membuat kerja jantung menjadi lebih ringan dan aliran darah menuju berbagai organ penting, seperti rahim, ginjal, dan hati, menjadi lebih lancar. Posisi tidur miring ke kiri juga meningkatkan jumlah darah dan nutrisi yang mencapai plasenta dan janin.

Selain tidur telentang, ibu hamil juga perlu menghindari tidur tengkurap. Posisi ini juga berisiko menekan pembuluh darah dan janin, serta tidak nyaman bagi payudara dan perut yang sudah membesar.

Keluhan susah tidur, baik susah tidur saat hamil muda maupun susah tidur saat hamil tua, adalah hal yang normal terjadi. Selain karena sulit menemukan posisi tidur yang nyaman, ukuran perut yang terus membesar juga menimbulkan berbagai keluhan lain, seperti kram pada kaki, sakit punggung, dan sering buang air kecil, yang makin membuat ibu hamil kurang nyaman saat tidur

Untuk menyiasatinya, Bumil dapat menggunakan bantal untuk menyangga perut, lutut, dan punggung. Jika posisi tidur miring ke kiri mulai terasa tidak nyaman, cobalah miring ke kanan untuk beberapa saat. Bumil juga boleh saja sesekali tidur telentang, tapi jangan terlalu lama.

Jika Bumil terbiasa tidur telentang dan merasa lebih nyaman dengan posisi ini sehingga mengalami kesulitan saat harus tidur dalam posisi yang lain, cobalah konsultasikan dengan dokter kandungan untuk menentukan solusi yang terbaik.