Perilaku seks bebas tanpa pengaman dapat meningkatkan risiko terkena infeksi menular seksual (IMS). Setia pada satu pasangan dan melakukan hubungan seksual yang aman, dapat mencegah terkena penyakit akibat seks bebas.  

Perilaku seks bebas sering dikaitkan dengan hubungan seksual yang tidak aman (tanpa kondom) dan bergonta-ganti pasangan, sehingga dapat meningkatkan risiko terkena infeksi menular seksual atau penyakit menular seksual. Penyakit ini dapat ditularkan melalui berbagai aktivitas seksual, baik secara penetratif, oral, maupun seks anal.

6 Penyakit Kelamin yang Mengintai Pelaku Seks Bebas - Alodokter

Semakin sering seseorang melakukan seks bebas, termasuk penderita hiperseks, semakin tinggi risiko terkena infeksi menular seksual. Seks disebut aman apabila dilakukan tanpa melibatkan pertukaran air mani, cairan vagina, atau darah antarpasangan.

Beragam Penyakit akibat Seks Bebas

Seks bebas umumnya dikaitkan dengan perilaku seks yang tidak aman dan bergonta-ganti pasangan, sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan melakukan seks bebas adalah:

1. Gonore

Gonore atau kencing nanah adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini dapat ditularkan melalui kontak mulut, vagina, penis, atau anus sewaktu melakukan hubungan seksual.

Seseorang yang terkena penyakit ini biasanya akan mengalami beberapa gejala, seperti nyeri ketika buang air kecil, keluarnya cairan seperti nanah pada ujung penis maupun vagina, sering buang air kecil, atau nyeri di kelamin.

2. Klamidia

Penyakit klamidia disebabkan oleh bakteri dan biasanya ditularkan melalui hubungan seksual tidak aman seperti seks bebas. Penyakit ini tidak hanya menginfeksi kelamin, tapi juga bisa menyerang mata jika cairan vagina atau sperma yang terinfeksi mengenai mata.

3. Sifilis

Sifilis atau raja singa adalah penyakit menular seksual yang diakibatkan oleh bakteri Treponema pallidum. Sama seperti dua penyakit sebelumnya, penyakit sifilis juga ditularkan melalui aktivitas seksual yang tidak aman.

Penyakit ini ditandai dengan gejala berupa luka yang tidak nyeri di kelamin atau mulut, yang kemudian menghilang dalam waktu sekitar 6 minggu. Sifilis bisa menetap selama beberapa bulan atau bertahun-tahun, bahkan menyebabkan gangguan pada organ tubuh lainnya.

4. Chancroid

Penyakit menular seksual yang satu ini disebut juga ulkus mole. Chancroid disebabkan oleh bakteri Haemophilus ducreyi, dan dapat muncul dalam waktu 3–7 hari pasca kontak seksual dengan orang penderita.

Gejala chancroid bisa berupa benjolan kecil yang terasa nyeri dan mudah pecah. Jika benjolan ini pecah, akan muncul luka kemerahan dengan tepi yang tidak rata. Terkadang, penderita juga mengalami pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar lipatan paha.

5. Kutil kelamin

Sama seperti penyakit kutil pada kulit, kutil kelamin juga disebabkan oleh infeksi virus HPV. Kontak fisik saat melakukan seks bebas, baik secara seks vaginal maupun anal, dapat menularkan penyakit ini. Pada wanita, penularan infeksi virus HPV jenis tertentu dapat menyebabkan terjadinya kanker serviks.

6. Herpes genital

Herpes genital adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh virus herpes simpleks 2 (HSV 2). Penyakit ini biasanya ditandai dengan munculnya bisul berair pada kelamin, rasa gatal di area kelamin dan anus, nyeri saat buang air kecil, demam, badan terasa nyeri, dan pembengkakan pada kelenjar getah bening.

Selain beberapa penyakit di atas, seks bebas juga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena HIV, hepatitis B, trikomoniasis, dan kandidiasis.

Mencegah Infeksi Menular Seksual Akibat Seks Bebas

Untuk mencegah infeksi menular seksual, sebaiknya Anda menghindari perilaku seks bebas dan lakukan seks yang aman. Berikut adalah cara melakukan seks aman guna menghindari risiko terkena infeksi menular seksual:

Setia pada satu pasangan

Hubungan seksual yang paling aman adalah hanya dengan satu pasangan. Namun, pastikan juga bahwa pasangan Anda hanya berhubungan seksual dengan Anda.

Selain itu, lakukan pemeriksaan kesehatan rutin untuk memastikan tidak ada di antara Anda dan pasangan yang menderita penyakit menular seksual.

Gunakan kondom

Menggunakan kondom saat melakukan hubungan seksual, terutama dengan pasangan baru, merupakan salah satu cara untuk mengurangi risiko penularan penyakit seksual dan mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.

Selain itu, gunakan pelumas agar kondom tidak mudah robek saat melakukan penetrasi dan pastikan kondom tidak kedaluwarsa ketika ingin digunakan.

Hindari konsumsi minuman beralkohol dan narkoba

Konsumsi minuman beralkohol dan menggunakan narkoba dapat memengaruhi pikiran dan keputusan yang Anda buat. Anda dan pasangan bisa saja mengabaikan penggunaan kondom atau menggunakan kondom dengan cara yang salah.

Oleh karena itu, pastikan Anda dan pasangan tidak mengonsumsi minuman beralkohol dan narkoba sebelum melakukan hubungan seksual, agar tidak membuat keputusan yang salah dan terhindar dari infeksi menular seksual.

Anda dan pasangan juga disarankan untuk berkomitmen menjauhi seks bebas dan tidak melakukan hubungan seks yang berisiko, seperti seks oral atau seks anal dengan lebih dari satu pasangan, serta menggunakan mainan seks (sex toy) secara bergantian.

Selain menghindari perilaku seks berisiko, penting juga untuk mendapatkan vaksinasi seperti hepatitis B dan HPV. Jika pernah melakukan seks bebas atau perilaku seks berisiko lainnya, Anda disarankan untuk mendapatkan pre-exposure prophylaxis (PrEP) untuk menurunkan risiko terkena HIV.

Anda dapat mencegah infeksi menular seksual dengan menjauhi seks bebas dan menerapkan beberapa saran yang telah disebutkan di atas. Jika langkah pencegahan tersebut dirasa masih kurang maksimal, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan saran yang tepat.