Biduran pada bayi sering membuat orang tua cemas karena munculnya bentol-bentol kemerahan di kulit bayi yang terasa gatal, bisa membuat bayi tidak nyaman dan rewel. Meskipun terlihat mengganggu, biduran pada bayi umumnya tidak berbahaya dan dapat diatasi dengan langkah yang tepat.

Biduran pada bayi (urtikaria) merupakan reaksi kulit yang sering terjadi secara tiba-tiba. Ditandai dengan munculnya ruam kemerahan yang menonjol dan terasa gatal, kondisi ini cukup sering dijumpai pada anak-anak, termasuk bayi. 

Biduran pada Bayi, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya - Alodokter

Reaksi kulit ini terkadang membuat panik orang tua, terutama bagi orang tua yang anaknya baru pertama kali mengalami biduran. Meski begitu, sebagian besar kasus biduran pada bayi bersifat ringan dan tidak menimbulkan komplikasi serius kok, asalkan ditangani dengan baik. 

Penyebab Biduran pada Bayi

Ada beberapa hal yang dapat memicu munculnya biduran pada bayi. Berikut ini beberapa penyebab paling umum yang perlu diketahui:

1. Reaksi alergi

Biduran pada bayi seringkali disebabkan oleh alergi, yaitu reaksi berlebihan dari sistem imunitas tubuh bayi terhadap zat tertentu yang dianggap berbahaya, padahal sebenarnya tidak. 

Salah satu pemicu alergi (alergen) yang paling umum adalah makanan, seperti telur, susu sapi, kacang-kacangan, atau makanan laut. Namun, alergen juga bisa berasal dari benda lainnya, seperti debu, tungau, atau tanaman tertentu.

2. Faktor genetik

Biduran pada bayi juga bisa disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan. Jika salah satu anggota keluarga, seperti orang tua atau saudara kandung, memiliki riwayat alergi atau biduran, maka risiko bayi mengalami biduran pun akan lebih tinggi.

3. Infeksi virus atau bakteri

Selain alergi, infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri juga bisa memicu biduran pada bayi. Contohnya, saat bayi mengalami flu, cacar air, campak, atau infeksi saluran pernapasan, sistem imun bayi akan bereaksi untuk melawan infeksi tersebut. 

Nah, salah satu reaksinya adalah munculnya biduran di kulit. Biduran karena infeksi ini seringkali muncul bersamaan dengan demam atau gejala sakit lainnya.

4. Suhu ekstrem

Perubahan suhu yang ekstrem, baik dari dingin ke panas atau sebaliknya, bisa menyebabkan perubahan pada pembuluh darah di kulit bayi. Pada sebagian bayi, perubahan suhu ini dapat memicu reaksi kulit berupa biduran. 

Misalnya, bayi yang tiba-tiba mandi air dingin atau terkena angin sepoi yang sangat dingin, bisa mengalami biduran. Begitu juga paparan matahari yang terlalu lama atau suhu panas berlebih dapat memicu reaksi serupa.

5. Efek samping obat-obatan tertentu

Pada bayi yang sensitif, obat-obatan, seperti obat antibiotik, obat penurun demam, atau vaksinasi bisa menyebabkan reaksi alergi yang ditandai dengan munculnya biduran. 

Reaksi tersebut bisa timbul segera setelah pemberian obat atau beberapa waktu kemudian. Karena itu, selalu perhatikan kondisi bayi setelah diberikan obat baru dan konsultasikan ke dokter jika muncul biduran pada bayi.

6. Paparan bahan kimia atau pakaian

Kulit bayi sangat sensitif terhadap bahan kimia, seperti deterjen, pelembut pakaian, sabun, atau parfum yang menempel di pakaian maupun di kulit. Bahan-bahan ini bisa memicu iritasi dan reaksi alergi berupa biduran, terutama jika digunakan dalam jumlah berlebihan atau tidak dibilas dengan bersih. 

Selain itu, pakaian berbahan kasar, sintetis, atau yang digunakan terlalu ketat juga dapat menyebabkan gesekan pada kulit bayi sehingga memicu biduran pada bayi.

7. Gigitan serangga

Gigitan serangga, seperti nyamuk, semut, atau serangga kecil lainnya dapat membuat sistem imun bayi bereaksi dan menghasilkan bentol merah yang terasa gatal, mirip seperti biduran. Pada beberapa bayi, reaksi ini bisa lebih luas dan tampak seperti ruam menyebar di kulit.

Cara Mengatasi Biduran pada Bayi

Penanganan biduran pada bayi bertujuan untuk meredakan gejala dan menghindari pemicu agar biduran tidak makin parah dan bayi pun tetap nyaman. Berikut langkah-langkah sederhana yang bisa dilakukan di rumah:

  • Kompres area kulit yang gatal menggunakan kain bersih yang dibasahi air dingin untuk membantu mengurangi rasa gatal dan bengkak.
  • Mandikan bayi dengan air hangat (bukan panas) dan gunakan sabun bayi yang lembut agar kulit tidak semakin iritasi.
  • Gunakan obat gatal anak yang dapat dibeli dengan bebas di apotek.
  • Jaga kuku bayi tetap pendek dan kenakan ia sarung tangan guna menghindari bayi menggaruk area yang gatal sehingga risiko terjadinya luka atau infeksi kulit bisa dicegah.
  • Identifikasi dan hindari pemicu biduran, seperti makanan tertentu, obat-obatan, atau paparan suhu ekstrem.
  • Pilih pakaian bayi yang longgar dan berbahan katun agar kulit bayi tetap sejuk dan tidak mudah iritasi.

Itulah beberapa penyebab dan cara mengatasi biduran pada bayi. Jika Si Kecil mengalami biduran dan Bunda sudah mencoba beberapa tips di atas, tetapi biduran pada bayi tidak kunjung membaik dalam beberapa hari dan bertambah parah, periksakanlah Si Kecil ke dokter, dengan mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat atau Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 

Namun, jika keluhan biduran pada bayi disertai dengan gejala serius, seperti sesak napas, bengkak pada wajah atau bibir, atau bayi tampak lemas, segera bawa bayi ke IGD di rumah sakit terdekat untuk penanganan segera.