Bradikardia adalah kondisi ketika jantung berdetak lebih lambat dari biasanya. Meski dapat terjadi pada siapa saja, kondisi ini lebih rentan terjadi pada lansia, perokok, pengguna NAPZA, dan penderita stres atau gangguan kecemasan.
Melambatnya detak jantung umumnya merupakan hal yang normal. Kondisi tersebut dapat terjadi pada orang yang sedang tidur, remaja, atau atlet. Namun, jika disertai gejala pusing atau sesak napas, detak jantung yang melambat bisa menjadi tanda adanya gangguan pada aktivitas listrik jantung.
Bradikardia yang menimbulkan gejala biasanya sudah tergolong berat. Pada keadaan ini, jantung tidak dapat memompa cukup darah yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini bisa menyebabkan penurunan fungsi organ tubuh akibat tidak mendapatkan oksigen yang cukup.
Penyebab Bradikardia
Jantung berdetak karena adanya kerja node sinus, yaitu sebuah jaringan di serambi jantung yang mengeluarkan sinyal listrik dengan ritme yang teratur. Sinyal listrik dari node sinus akan disebarkan ke serambi jantung, lalu ke bilik jantung dan menyebabkan jantung berdetak.
Bradikardia terjadi akibat adanya gangguan aliran listrik pada jantung. Gangguan ini bisa terjadi karena beberapa alasan berikut ini:
-
Gangguan node sinus
Bradikardia dapat disebabkan oleh gangguan pada node sinus. Gangguan dapat terjadi jika aliran listrik yang dihasilkan menjadi lebih sedikit, berhenti sementara, gagal keluar, atau terhambat sebelum berhasil menyebar ke seluruh serambi jantung.
-
Terhambatnya aliran listrik jantung
Kondisi ini menyebabkan aliran listrik yang dihasilkan oleh node sinus tidak mencapai bilik jantung dengan sempurna atau tidak mencapai bilik jantung sama sekali.
Penyebab dari gangguan tersebut dapat berbeda-beda pada setiap orang. Beberapa di antaranya adalah:
- Kerusakan jaringan jantung akibat pertambahan usia
- Serangan jantung
- Penyakit jantung bawaan
- Miokarditis
- Sarkoidosis
- Hipotiroidisme
- Ketidakseimbangan elektrolit dalam darah
- Stroke
- Sleep apnea
- Komplikasi akibat operasi jantung
- Konsumsi obat-obatan, seperti obat golongan penghambat beta atau digoxin
Terdapat juga beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini, antara lain:
- Usia lanjut lebih dari 65 tahun
- Riwayat bradikardia dalam keluarga
- Tekanan darah tinggi
- Konsumsi alkohol berlebih
- Kebiasaan merokok
- Penyalahgunaan obat-obatan
- Stres atau gangguan kecemasan
- Memiliki penyakit Lyme
Gejala Bradikardia
Detak jantung yang normal dapat berbeda pada setiap orang. Berikut ini adalah detak jantung normal berdasarkan usia:
- Dewasa: 60–100 kali per menit
- Anak usia 1–12 tahun: 80–120 kali per menit
- Bayi <1 tahun: 100–170 kali per menit
Pada penderita bradikardia, detak jantungnya kurang dari batas bawah kisaran di atas.
Untuk mengetahui detak jantung secara mandiri, hitunglah denyut nadi di pergelangan tangan selama 1 menit. Selain di pergelangan, denyut nadi juga dapat dirasakan di leher, selangkangan, atau kaki. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan saat sedang beristirahat.
Selain detak jantung yang melambat, bradikardia umumnya tidak menimbulkan gejala lain. Namun, jika sering terjadi atau disertai dengan aritmia, detak jantung yang lambat akan menimbulkan gangguan pada organ dan jaringan tubuh akibat tidak mendapat pasokan darah yang cukup.
Ketika pasokan darah ke organ dan jaringan tubuh terganggu, gejala yang akan muncul antara lain:
- Pusing dan lemas
- Mudah lelah
- Kulit pucat
- Pingsan
- Sesak napas
- Nyeri dada
- Sakit pada rahang atau lengan
- Nyeri perut
- Gangguan penglihatan
- Sakit kepala
- Kebingungan
- Sianosis (warna kulit kebiruan)
Kapan harus ke dokter
Berkonsultasilah ke dokter jika Anda sering mengalami detak jantung yang lebih lambat dari normal, atau mengalami gejala di atas. Diagnosis dan penanganan yang tepat harus dilakukan sedini mungkin, agar komplikasi bradikardia dapat dicegah.
Jika Anda sulit bernapas, mengalami nyeri dada selama beberapa menit, atau sempat mengalami pingsan, segera cari pertolongan medis ke instalasi gawat darurat (IGD) di rumah sakit terdekat.
Diagnosis Bradikardia
Dokter akan bertanya seputar gejala yang muncul, riwayat penyakit dan konsumsi obat-obatan, serta riwayat penyakit pada keluarga. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, dengan mengukur tekanan darah dan detak jantung pasien.
Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang, di antaranya:
- Elektrokardiografi (EKG), untuk memeriksa aliran listrik jantung. Namun, EKG bisa menunjukkan hasil yang normal jika pada saat pemeriksaan pasien tidak mengalami bradikardia.
- Holter monitoring, untuk mendeteksi bradikardia yang mungkin terjadi di lain waktu. Alat ini dapat merekam aktivitas listrik jantung secara terus-menerus selama 1–2 hari.
- Event recorder, untuk melihat aliran listrik jantung pada monitor di alat tersebut. Event recorder akan merekam aktivitas listrik jantung ketika muncul gejala. Alat ini umumnya digunakan selama beberapa minggu hingga 1 bulan.
Pengobatan Bradikardia
Pengobatan bradikardia harus disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahan kondisinya. Jika kondisi ini terjadi tanpa disertai gejala apa pun, pengobatan mungkin tidak diperlukan.
Apabila bradikardia disebabkan oleh kondisi tertentu, seperti hipotiroidisme, dokter akan memberikan terapi yang sesuai untuk mengobati kondisi tersebut. Sementara pada bradikardia yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan, dokter akan menurunkan dosis obat, mengganti jenis obat, atau menghentikan pengobatan.
Jika tindakan-tindakan di atas tidak menunjukkan perbaikan atau kondisi pasien malah semakin memburuk, dokter mungkin akan menganjurkan penggunaan alat pacu jantung. Alat kecil ini akan ditanam di dalam dada sebagai pengirim sinyal listrik ke jantung, sehingga detak jantung dapat kembali normal.
Komplikasi Bradikardia
Bradikardia yang parah dan tidak mendapatkan penanganan yang tepat dapat menyebabkan komplikasi berupa:
- Sering pingsan
- Hipotensi
- Hipertensi
- Gagal jantung
- Henti jantung mendadak
Pencegahan Bradikardia
Bradikardia dapat dicegah dengan menghindari faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini. Caranya adalah dengan mengubah gaya hidup agar lebih sehat, yaitu dengan melakukan langkah sederhana berikut ini:
- Menghindari kebiasaan merokok
- Menghindari penggunaan NAPZA
- Membatasi konsumsi alkohol
- Menghindari stres
- Menjaga berat badan ideal
- Berolahraga secara rutin
- Mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan rendah garam
Selain cara-cara di atas, lakukan pemeriksaan tekanan darah, kolesterol, dan kadar gula darah secara rutin ke dokter.