Atrioventricular block (AV block) adalah terhambatnya aliran listrik yang mengatur denyut jantung. Kondisi ini menyebabkan jantung berdenyut lambat atau iramanya menjadi tidak beraturan.

Aliran listrik jantung berasal nodus sinoatrial (nodus SA) yang berada di bagian atas serambi (atrium) jantung. Aliran listrik tersebut akan menjalar ke nodus atrioventrikular (nodus AV) yang kemudian meneruskan aliran listrik ke seluruh bilik jantung (ventrikel). Aliran listrik ini akan memicu jantung berdenyut dan memompa darah ke seluruh tubuh.

Atrioventricular Block - Alodokter

Atrioventricular block terjadi ketika aliran listrik dari nodus AV terganggu. Normalnya, jantung berdenyut antara 60–100 denyut per menit. Namun, pada atrioventricular block, jantung berdetak lebih lambat dari normal (bradikardia) atau tidak teratur sehingga tidak dapat memompa darah sesuai yang dibutuhkan tubuh.

Penyebab dan Faktor Risiko Atrioventricular Block

Atrioventricular block umumnya terjadi akibat kerusakan di jantung yang memengaruhi aliran listrik pada jantung. Namun, kondisi ini juga bisa terjadi dari lahir pada beberapa orang atau disebut juga dengan atrioventricular block congenital.

Ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya atrioventricular block, antara lain:

  • Usia lanjut, terutama 70 tahun ke atas
  • Serangan jantung
  • Kelainan pada struktur jantung, seperti kardiomiopati hipertrofi
  • Penyakit katup jantung
  • Kadar kalium tinggi (hiperkalemia)
  • Demam rematik
  • Kanker, termasuk limfoma
  • Hipertiroidisme
  • Tumor jantung
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Kadar gula darah tinggi (hiperglikemia)
  • Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti penghambat beta, amiodarone, digoxin, verapamil, dan diltiazem
  • Operasi terbuka pada jantung

Sementara itu, AV block yang terjadi sejak lahir lebih berisiko dialami bayi dengan kondisi berikut:

  • Menderita kelainan jantung
  • Terlahir dari ibu yang menderita penyakit autoimun, seperti lupus atau sindrom Sjögren

Gejala Atrioventricular Block

Gejala atrioventricular block dapat bervariasi, tergantung pada derajatnya. Derajat AV block sendiri ditentukan berdasarkan seberapa parah hambatan aliran listrik jantung yang terjadi.

Berikut adalah beberapa derajat atrioventricular block dan gejalanya:

AV block derajat satu

AV block derajat satu merupakan jenis paling ringan. Pada jenis ini, sinyal listrik masih bisa menjalar di jantung dengan relatif normal, karena hambatan yang terjadi sangatlah kecil. Oleh karena itu, AV block derajat satu biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun.

AV block derajat satu biasanya tidak sengaja terdeteksi ketika penderitanya menjalani pemeriksaan rekam jantung untuk tujuan lain.

AV block derajat dua

Pada AV block derajat dua, sinyal listrik jantung tidak mengalir konsisten sehingga aliran listrik kadang tidak mencapai ventrikel jantung seperti seharusnya. Hal ini menyebabkan jantung tidak berdenyut pada beberapa waktu.

Penderita AV block derajat ini dapat mengalami beberapa gejala berikut:

  • Denyut jantung lambat atau terasa seperti tidak berdetak sesaat
  • Mudah lelah
  • Kepala terasa ringan seperti akan pingsan, atau kadang sampai pingsan
  • Nyeri dada
  • Mual
  • Napas cepat dan pendek

AV block derajat tiga

AV block derajat tiga atau complete heart block menyebabkan sinyal listrik dari nodus AV tidak terkirim sama sekali ke ventrikel. AV block derajat tiga merupakan jenis yang paling parah dan dapat berakibat fatal. Pada jenis ini, penderitanya dapat mengalami gejala berikut:

  • Detak jantung sangat lambat
  • Nyeri dada
  • Pusing berputar, seperti melayang
  • Pingsan
  • Sesak napas

Kapan harus ke dokter

Periksakan ke dokter jika denyut jantung Anda lebih lambat dari normal, terasa tidak teratur, atau jika mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas.

Atrioventricular block merupakan kondisi yang bisa berakibat fatal. Segera ke IGD jika muncul keluhan berikut:

  • Kepala terasa sangat ringan seperti akan pingsan
  • Sesak napas
  • Nyeri dada
  • Detak jantung sangat cepat atau tidak beraturan
  • Linglung
  • Pingsan

Diagnosis Atrioventricular Block

Dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala yang dialami, obat-obatan yang dikonsumsi, dan riwayat kesehatan pasien, termasuk keluarganya. Setelah itu, dokter akan melakukan tes fisik, termasuk mendengarkan denyut jantung menggunakan stetoskop.

Untuk menegakkan diagnosis, dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Elektrokardiogram (EKG) atau rekam jantung, untuk merekam aktivitas listrik jantung
  • Holter monitor, untuk merekam aktivitas listrik jantung selama 24 jam atau lebih
  • Tes elektrofisiologi jantung, untuk memetakan penyebaran sinyal listrik jantung dan mengetahui lokasi gangguan aliran listrik

Pengobatan Atrioventricular Block

Metode pengobatan atrioventricular block tergantung pada penyebab dan derajat keparahan gejalanya. Umumnya, pengobatan hanya dilakukan apabila AV block menyebabkan gejala.

Pada pasien yang tidak mengalami gejala atau hanya mengalami gejala yang ringan, dokter akan meminta pasien untuk:

  • Menjalani kontrol rutin
  • Memeriksa denyut jantung secara berkala
  • Mewaspadai gejala AV block yang mungkin terjadi dan mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan ketika gejala terjadi

Jika AV block sudah menimbulkan gejala yang mengganggu, dokter mungkin akan menyarankan Anda untuk memakai alat pacu jantung, yaitu alat kecil yang ditanamkan di bawah kulit area dada dan tersambung ke otot jantung. Alat ini akan mengirimkan sinyal listrik yang dapat membantu jantung berdetak dengan frekuensi dan ritme yang normal.

Sementara  jika AV block menimbulkan kondisi yang darurat, seperti henti jantung mendadak, dokter akan menstabilkan kondisi pasien terlebih dahulu dan memasang alat pacu jantung sementara jika diperlukan. Setelah itu, alat pacu jantung sementara pasien dapat diganti dengan yang permanen.

Komplikasi Atrioventricular Block

Jika tidak segera ditangani, atrioventricular block dapat menimbulkan komplikasi serius, antara lain:

  • Gangguan irama jantung (aritmia), termasuk atrial fibrilasi atau atrial flutter, yang bisa berbahaya
  • Gagal jantung
  • Serangan jantung
  • Henti jantung mendadak

Pencegahan Atrioventricular Block

Atrioventricular block dapat dicegah dengan menjaga kesehatan jantung. Ada berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan jantung, seperti:

  • Tidak merokok dan menghindari paparan asap rokok
  • Mengonsumsi makanan bergizi dan bervariasi setiap harinya
  • Menjaga berat badan agar tetap ideal
  • Berolahraga secara rutin, setidaknya 5 hari dalam seminggu selama 30 menit
  • Mengelola stres dengan baik
  • Tidur setidaknya 7–9 jam per hari
  • Berobat atau berkonsultasi dengan dokter secara rutin jika menderita penyakit lain atau memiliki faktor risiko atrioventrikular blok