Bromika adalah obat untuk mengencerkan dahak di saluran pernapasan sehingga lebih mudah dikeluarkan. Obat ini dapat membantu mengatasi batuk berdahak, terutama yang disebabkan oleh infeksi atau gangguan saluran pernapasan. Bromika tersedia dalam bentuk eliksir dengan kandungan 4 mg bromhexine tiap 5 ml.
Kandungan bromhexine pada Bromika bekerja dengan memecah struktur lendir atau dahak yang kental di saluran napas. Mekanisme ini membuat dahak menjadi lebih cair dan mudah dikeluarkan saat batuk. Dengan begitu, Bromika dapat mempercepat pemulihan dari batuk berdahak dan membantu mengurangi rasa tidak nyaman pada saluran pernapasan.

Apa Itu Bromika
| Bahan aktif | Bromhexine |
| Golongan | Obat bebas terbatas |
| Kategori | Obat mukolitik (pengencer dahak) |
| Manfaat | Meringankan batuk berdahak |
| Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak-anak usia ≥2 tahun |
| Bromika untuk ibu hamil | Kategori A: Studi terkontrol pada ibu hamil tidak menunjukkan adanya risiko terhadap janin dan kecil kemungkinannya untuk membahayakan janin. |
| Bromika untuk ibu menyusui | Bromika bisa dikonsumsi oleh ibu menyusui selama digunakan sesuai dengan anjuran dokter. Namun, sebaiknya konsultasikan dengan dokter terkait pilihan obat yang lebih aman, terutama jika bayi lahir prematur atau usianya belum genap 1 bulan. |
| Bentuk obat | Eliksir |
Peringatan sebelum Menggunakan Bromika
Meski mudah didapat, Bromika tidak boleh digunakan secara sembarangan. Sebelum menggunakan obat ini, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
- Jangan menggunakan bromhexine jika Anda alergi terhadap obat ini. Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki.
- Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum memberikan Bromika atau produk yang mengandung bromhexine kepada anak usia di bawah 2 tahun.
- Informasikan kepada dokter jika batuk yang Anda alami disertai dengan sesak napas, demam >380C, atau dahak yang berdarah, sebelum menggunakan Bromika.
- Sampaikan kepada dokter perihal penggunaan Bromika jika Anda pernah atau sedang menderita asma, penyakit ginjal, pneumonia, penyakit liver, tukak lambung, atau penyakit paru obstuktif kronis (PPOK).
- Konsultasikan dengan dokter jika Anda sedang mengalami kondisi yang menyebabkan daya tahan tubuh menurun, misalnya menderita HIV/AIDS atau sedang menjalani kemoterapi.
- Diskusikan dengan dokter mengenai pemakaian obat ini jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Konsultasikan dengan dokter jika Anda sedang atau akan menggunakan obat-obatan lain, termasuk suplemen, atau produk herbal, untuk mengantisipasi interaksi antarobat.
- Segera ke dokter jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping yang serius setelah mengonsumsi Bromika.
Dosis dan Aturan Pakai Bromika
Berikut adalah dosis umum penggunaan Bromika berdasarkan usia pasien:
- Dewasa dan anak usia >10 tahun: 2 sendok takar, 3 kali sehari.
- Anak usia 5–10 tahun: 1 sendok takar, 3 kali sehari.
- Anak usia 2–5 tahun: 1 sendok takar, 2 kali sehari.
Cara Menggunakan Bromika dengan Benar
Bacalah aturan pakai pada kemasan sebelum mengonsumsi Bromika atau ikuti anjuran dokter. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter.
Pastikan untuk mengikuti cara menggunakan Bromika dengan benar di bawah ini agar mendapat hasil pengobatan maksimal:
- Minumlah Bromika sebelum atau setelah makan. Akan tetapi, sebaiknya obat ini dikonsumsi setelah makan jika Anda memiliki sakit maag.
- Kocok botol Bromika sebelum digunakan. Gunakan sendok takar yang tersedia di dalam kemasan obat. Jangan gunakan sendok biasa karena dosisnya bisa tidak tepat.
- Jika Anda lupa mengonsumsi Bromika, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila waktu minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
- Jangan menggunakan Bromika lebih dari 14 hari tanpa seizin dokter.
- Simpan Bromika di tempat yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Bromika dengan Obat Lain
Bromika mengandung bromhexine yang dapat meningkatkan penyerapan antibiotik, seperti amoxicillin, erythromycin, atau cefuroxime, jika digunakan secara bersamaan. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping dari antibiotik.
Untuk mencegah terjadinya efek interaksi obat, diskusikan dengan dokter jika Anda berencana mengonsumsi Bromika bersama obat, suplemen, atau produk herbal apa pun.
Efek Samping dan Bahaya Bromika
Sejumlah efek samping yang bisa timbul setelah mengonsumsi Bromika adalah:
Bila keluhan tidak kunjung mereda, konsultasikan dengan dokter melalui chat untuk mendapatkan saran dan penanganan yang sesuai dengan kondisi Anda. Segera periksakan diri ke dokter bila terjadi reaksi alergi obat yang bisa ditandai dengan gejala tertentu, seperti kesulitan bernapas, ruam kulit yang terasa gatal, atau bengkak di bibir dan kelopak mata.