Sebagian orang tua mungkin masih bingung dalam memilih dokter anak yang tepat untuk buah hatinya. Jika Anda merasa kesulitan mencari dan memilih dokter untuk mengatasi keluhan Si Kecil, mari simak tips seputar cara memilih dokter anak berikut ini.

Dokter anak adalah dokter yang memiliki kompetensi dan ilmu medis lebih dalam untuk mendiagnosis dan menangani berbagai penyakit dan masalah kesehatan bayi serta anak-anak. Dokter anak juga dapat menangani masalah kesehatan pada anak remaja hingga usia 18 tahun.

Cara Memilih Dokter Anak dan Berbagai Kondisi yang Memerlukannya - Alodokter

Selain mengobati penyakit, dokter anak juga dapat memberikan pelayanan medis berupa imunisasi anak serta deteksi, pencegahan, dan penanganan pada masalah tumbuh kembang anak.

Bagaimana Cara Memilih Dokter Anak yang Tepat?

Saat memilih dokter anak, Anda bisa mengawalinya dengan merangkum rekomendasi dari kerabat terdekat yang memiliki pengalaman berkonsultasi dengan dokter anak tertentu. Selain itu, Anda juga bisa mencari daftar rekomendasi dokter anak melalui internet, seperti sosial media dan aplikasi kesehatan yang valid.  

Bila Anda masih bingung untuk menentukan pilihan, ada berbagai faktor lain yang bisa Anda pertimbangkan ketika hendak memilih dokter anak, di antaranya:

1. Riwayat kesehatan anak

Kondisi atau penyakit tertentu pada anak, seperti penyakit jantung, ginjal, saraf, penyakit autoimun, atau gangguan hormon, memerlukan penanganan khusus dari dokter anak yang memiliki pengalaman dan kompetensi lebih dalam terhadap berbagai penyakit tersebut.

Dengan mengetahui riwayat kesehatan anak, Anda dapat memilih dokter sesuai latar belakang subspesialisasi yang dibutuhkan.

Misalnya, anak dengan penyakit jantung dapat ditangani oleh dokter anak spesialis kardiologi atau anak dengan gangguan hormon dan kelenjar dapat ditangani oleh dokter anak spesialis endokrinologi.

2. Kenyamanan anak dan orang tua

Kenyamanan turut menjadi pertimbangan utama dalam memilih dokter anak. Meski telah mendapat rekomendasi dokter anak yang cocok menurut kerabat Anda, belum tentu dokter tersebut cocok dengan Anda atau Si Kecil.

Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan komunikasi yang terjalin antara Anda, Si Kecil, dan dokter anak yang dipilih.

Saat berkonsultasi dengan dokter, perhatikan apakah penjelasannya mudah dipahami dan sudah menjawab pertanyaan yang Anda ajukan. Selain itu, pastikan juga apakah dokter berusaha menenangkan Si Kecil dan memeriksanya dengan sabar dan teliti.

3. Lokasi tempat praktik

Lokasi juga menjadi pertimbangan penting dalam memilih dokter anak. Agar lebih nyaman, Anda bisa mencari dokter anak yang berpraktik di klinik, rumah sakit, atau tempat praktik pribadi yang lokasinya dekat dari rumah Anda dan mudah diakses.

Selain itu, bagi Anda yang memakai kendaraan pribadi, perhatikan pula keamanan dan kapasitas tempat parkir di lokasi tempat dokter anak berpraktik agar Anda dapat merasa tenang ketika mendampingi anak berobat.

4. Fasilitas tempat praktik

Biasanya, dokter anak juga akan praktik di rumah sakit. Anda bisa lebih dulu menilai bagaimana kelengkapan fasilitas pemeriksaan dan pengobatan di sana, mulai dari laboratorium, pemeriksaan radiologi seperti foto Rontgen dan CT scan, hingga pemeriksaan dengan alat khusus seperti alat rekam jantung.

Hal yang tidak kalah penting adalah memastikan juga kenyamanan ruang tunggu. Selain harus nyaman, ruang tunggu hendaknya juga aman bagi Si Kecil.

Tak hanya itu, Anda juga perlu mengetahui apakah rumah sakit atau tempat praktik mandiri dokter anak menerima asuransi kesehatan yang Anda dan keluarga gunakan. Hal demikian tentunya dapat mempermudah proses administrasi dan meringankan beban biaya saat konsultasi.

Apa Saja Kondisi yang Memerlukan Pemeriksaan Dokter Anak?

Ada beberapa kondisi medis pada anak yang memerlukan pemeriksaan langsung oleh dokter anak, antara lain:

1. Demam

Saat Si Kecil demam, Anda perlu segera membawanya ke dokter bila usianya masih di bawah 2 bulan. Jika usianya sudah 2 atau 3 bulan ke atas, Anda bisa membawanya ke dokter anak jika demam yang Si Kecil rasakan berlangsung lebih dari 3 hari.

Selain itu, Anda juga perlu membawa Si Kecil ke dokter anak jika ia mengalami demam yang disertai gejala lain, seperti sesak napas, tidak mau menyusu, hilang nafsu makan dan minum, jarang pipis atau tidak buang air kecil sama sekali, diare berat, kejang, pingsan, atau tidak sadarkan diri.

2. Gangguan pernapasan

Gangguan pernapasan memiliki beragam gejala, mulai dari yang ringan hingga berat. Dalam banyak kasus, gejala gangguan pernapasan ringan umumnya mudah diobati, seperti bersin-bersin, pilek, dan batuk tanpa demam.

Namun, jika Si Kecil mengalami gejala gangguan pernasapan berat, seperti sesak napas atau napas berbunyi, kondisi tersebut perlu mendapat penanganan dari dokter karena bisa menjadi tanda adanya penyakit yang perlu diwaspadai, seperti asma, pneumonia, bronkitis, atau COVID-19.

3. Kejang

Kejang pada anak bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari kejang demam, infeksi otak, tumor otak, atau epilepsi. Kejang demam yang berlangsung kurang dari 15 menit dan muncul hanya 1 kali dalam 24 jam umumnya bukanlah kondisi yang berbahaya.

Namun, jika Si Kecil mengalami kejang berulang, sering kambuh, atau disertai gejala lain seperti sering mengantuk, pingsan, koma, dan sesak napas, hal ini perlu segera diperiksakan ke dokter agar bisa ditangani dengan tepat.

4. Gangguan sistem pencernaan

Gangguan pencernaan pada anak yang ditandai dengan gejala mual, muntah, diare, atau sembelit, umumnya memerlukan bantuan dokter anak, apalagi jika gejala muntah dan diare pada anak tidak kunjung sembuh setelah beberapa hari dan menyebabkan anak mengalami dehidrasi.

Selain itu, keluhan lain pada anak, seperti muntah darah dan buang air besar berdarah, juga sebaiknya segera diperiksakan ke dokter anak.

5. Gangguan tumbuh kembang

Gangguan tumbuh kembang pada anak ada beragam bentuk, baik berupa gangguan pertumbuhan fisik, seperti stunting, berat badan tidak kunjung naik atau bahkan kurang, hingga gangguan perkembangan seperti terlambat bicara atau auditory processing disorder.

Kondisi ini memang kerap membuat orang tua khawatir. Namun, dengan melakukan pemeriksaan ke dokter anak, diharapkan gangguan tumbuh kembang dapat teratasi sedini mungkin.

6. Ruam

Ruam bisa disebabkan beberapa hal, seperti infeksi, alergi, dan iritasi akibat pemakaian sabun atau popok. Pada umumnya, ruam di kulit tidak berbahaya. Namun, Anda tetap perlu ke dokter anak apabila ruam disertai sesak napas, demam, luka lepuh, atau ruam muncul di seluruh tubuh.

7. Alergi

Pemicu dan gejala alergi pada tiap anak bisa berbeda-beda. Biasanya, gejala alergi ringan seperti bentol, gatal, dan kemerahan di beberapa area kulit saja sehingga tidak menimbulkan bahaya yang mengancam nyawa anak. Dokter anak biasanya akan memberikan obat alergi sesuai usia dan kebutuhan anak.

Namun, jika Si Kecil mengalami gejala alergi berat berupa kulit gatal, ruam di seluruh tubuh, muntah, dan sesak napas, setelah mengonsumsi atau terpapar zat pemicu alergi, Anda harus segera ke IGD rumah sakit untuk mendapatkan penanganan.

Pada dasarnya, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anak jika terdapat masalah kesehatan apa pun pada Si Kecil. Hal ini karena kondisi atau penyakit tertentu pada anak kerap kali memengaruhi tumbuh kembangnya.

Apabila setelah berkonsultasi dengan dokter anak, Anda masih merasa kurang puas atau tidak cocok, Anda bisa mencari second opinion atau memilih dokter anak lain yang lebih sesuai dengan kebutuhan Anda dan Si Kecil.