Cara mencegah HIV/AIDS yang utama adalah dengan menerapkan perilaku seks yang sehat dan aman. Selain itu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil peluang virus HIV menginfeksi tubuh. 

Banyak orang yang mengira bahwa HIV/AIDS menular melalui bersin, bergantian memakai alat makan atau barang pribadi, bahkan hanya dengan bersentuhan. Anggapan ini menciptakan stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV dan AIDS (ODHA).

7 Cara Mencegah HIV/AIDS yang Efektif - Alodokter

Padahal, penularan HIV tidak terjadi melalui cara-cara tersebut. Cara mencegah HIV/AIDS bukan dilakukan dengan menjauhi penderitanya, melainkan dengan menerapkan perilaku seks yang aman. 

Beragam Cara Mencegah HIV/AIDS

HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang mengacaukan sistem kekebalan tubuh. Jika tidak segera ditangani, infeksi virus ini akan berkembang menjadi AIDS. Meskipun tergolong sebagai virus mematikan, Anda tidak perlu khawatir karena infeksi HIV bisa dicegah. 

HIV dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, seperti darah, air mani, cairan pra ejakulasi, cairan vagina, cairan rektum, dan air susu ibu. Penyakit menular seksual ini ditularkan melalui hubungan seksual, penggunaan jarum suntik secara bergantian, serta kehamilan hingga proses persalinan dan menyusui. 

Agar virus HIV tidak menginfeksi tubuh, berikut ini adalah beberapa cara mencegah HIV/AIDS yang efektif:

1. Gunakan kondom setiap kali berhubungan seks

Menggunakan kondom merupakan cara mencegah HIV/AIDS yang paling efektif, sekaligus dapat mencegah kehamilan serta penularan infeksi menular seksual

Karena kontak seksual merupakan cara penularan HIV yang paling sering terjadi, Anda disarankan untuk menggunakan kondom setiap kali berhubungan seksual, terlebih jika Anda tidak mengetahui status kesehatan pasangan. 

Kondom yang digunakan bisa terbuat dari lateks, polyurethane, atau polyisoprene. Ketiga jenis bahan tersebut efektif dalam mencegah infeksi HIV, tetapi kondom yang terbuat dari lateks dianggap sebagai yang paling efektif.

Kondom dapat mencegah infeksi HIV dengan menjadi penghalang agar air mani dan cairan praejakulasi tidak bersentuhan langsung dengan pasangan, baik saat melakukan penetrasi vagina, anal, ataupun oral. 

Selain kondom pria, penggunaan kondom wanita juga bisa menjadi cara mencegah HIV/AIDS yang efektif. 

2. Setia pada satu pasangan

Suka berganti-ganti meningkatkan risiko terkena infeksi HIV/AIDS. Risiko ini bahkan makin meningkat bila pasangan seksual Anda memiliki riwayat seksual dengan orang lain yang juga tidak diketahui riwayat HIV-nya. Orang tersebut mungkin saja menularkan HIV ke pasangan seksual Anda saat ini.

Oleh karena itu, jika Anda aktif secara seksual, sebaiknya setia hanya pada satu pasangan. Selain itu, tidak melakukan hubungan seks di luar nikah juga bisa menjadi cara mencegah HIV/AIDS.

3. Hindari perilaku seks berisiko

Seks anal merupakan aktivitas seks yang berisiko tinggi menularkan HIV. Pelaku maupun penerima seks anal sama-sama rentan tertular HIV, hanya saja penerima seks anal tergolong lebih rentan.

Lapisan rektum yang tipis adalah alasan HIV lebih mudah masuk ke tubuh selama seks anal. Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan hubungan seks yang aman serta menggunakan kondom untuk mencegah penularan HIV.

4. Hindari penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan

Penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan dapat memengaruhi pengambilan keputusan yang dapat meningkatkan peluang tertular HIV. Misalnya, karena berada di bawah pengaruh narkoba atau alkohol, Anda bisa saja berhubungan seksual tanpa menggunakan kondom.

5. Gunakan jarum baru

Penggunaan jarum suntik bergantian, misalnya pada penyalahgunaan narkoba yang disuntik, memiliki risiko tinggi dalam penularan HIV/AIDS. Selain itu, pemakaian jarum yang tidak steril pada proses pembuatan tato juga dapat meningkatkan risiko penularan HIV/AIDS.

6. Lakukan pre-exposure prophylaxis (PrEP)

PrEP merupakan metode atau cara mencegah HIV/AIDS yang dilakukan dengan mengonsumsi obat antiretroviral sesuai resep dokter. Antiretroviral adalah kelompok obat untuk menurunkan jumlah virus HIV yang menginfeksi.

Obat ini disarankan untuk dikonsumsi oleh orang yang rentan tertular HIV/AIDS, termasuk yang berada dalam kondisi berikut ini:

  • Memiliki pasangan dengan HIV positif
  • Memiliki lebih dari satu pasangan seksual 
  • Menderita penyakit menular seksual dalam 6 bulan terakhir
  • Pernah menggunakan jarum suntik yang tidak steril atau menggunakannya secara bergantian dengan orang lain

Antiretroviral diminum dalam waktu 72 jam setelah terpapar virus HIV, baik melalui hubungan seksual, penggunaan jarum suntik, maupun kondisi yang telah disebutkan di atas. Obat ini harus diminum setiap hari secara teratur selama 28 hari agar dapat bekerja dengan maksimal. 

Penelitian menunjukkan bahwa PrEP dapat mengurangi risiko terkena infeksi HIV hingga 81% jika dikonsumsi dalam waktu kurang dari 72 jam. Makin awal obat dikonsumsi, makin efektif metode ini dalam mencegah infeksi HIV.

PrEP juga dapat menjadi cara mencegah HIV/AIDS yang efektif pada ibu hamil yang terpapar HIV, sekaligus mencegah penularan HIV pada janin.

7. Rutin VCT (voluntary counseling and testing)

VCT adalah layanan konseling dan tes HIV secara sukarela yang bisa dilakukan di puskesmas atau rumah sakit. Dengan rutin mengikuti VCT, Anda dapat mengetahui status HIV sedini mungkin, mendapatkan edukasi tentang pencegahan, dan mencegah penularan kepada orang lain. VCT juga membantu menghilangkan rasa takut dan stigma terkait pemeriksaan HIV.

Selalu lindungi diri Anda dengan langkah pencegahan HIV/AIDS yang terbukti efektif secara medis. Hindari percaya informasi yang sumbernya tidak jelas dan pastikan selalu menggunakan alat pelindung atau melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, jika Anda termasuk kelompok berisiko.

Pencegahan HIV/AIDS perlu dukungan keluarga dan lingkungan. Misalnya, menciptakan komunikasi terbuka tentang kesehatan seksual, tidak malu untuk melakukan tes HIV, serta memberikan dukungan kepada anggota keluarga atau teman yang membutuhkan.

Jika Anda menjalani aktivitas yang berisiko tertular HIV/AIDS, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter. Pemeriksaan dan edukasi sejak awal sangat penting agar penanganan dapat diberikan secepat mungkin dan komplikasi serius bisa dicegah.

Untuk jawaban yang cepat dan privasi terjaga, gunakan fitur Chat Bersama Dokter, atau buat janji konsultasi langsung jika membutuhkan pemeriksaan fisik lebih lanjut.