Cat kuku memang bisa mempercantik tampilan jari dan membuatnya terlihat lebih rapi. Namun, penggunaannya harus dilakukan dengan tepat agar tidak menimbulkan masalah pada kesehatan kuku maupun kulit di sekitarnya.

Cat kuku atau kuteks bukan hanya digunakan untuk mempercantik kuku setelah manicure, tetapi juga menjadi media ekspresi diri dalam bentuk seni yang disebut nail art. Lewat perpaduan warna, motif, hingga hiasan kecil seperti glitter atau stiker, cat kuku bisa mencerminkan kepribadian, suasana hati, bahkan gaya hidup seseorang.

Cat Kuku, Ini Jenis dan Tips Aman Menggunakannya - Alodokter

Namun, penggunaan cat kuku bisa menimbulkan masalah kesehatan bila dilakukan secara berlebihan atau tanpa memperhatikan kebersihan serta kandungan bahannya. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui tips aman menggunakan cat kuku.

Jenis-Jenis Cat Kuku

Cat kuku hadir dalam berbagai jenis dengan formula dan hasil akhir yang berbeda. Mengetahui jenisnya bisa membantu Anda memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kuku.

1. Cat kuku konvensional (regular nail polish)

Jenis ini paling umum digunakan dan mudah ditemukan di pasaran. Umumnya berbasis pelarut seperti etil asetat dan butil asetat, sehingga cepat kering namun mudah terkelupas setelah beberapa hari.

2. Cat kuku gel (gel polish)

Cat kuku gel memiliki daya tahan lebih lama, bahkan hingga dua minggu. Pengeringannya membutuhkan cahaya ultraviolet (UV) atau LED. Meskipun tahan lama, penggunaan berulang dan paparan UV dapat membuat kuku lebih kering dan rapuh.

3. Cat kuku berbasis air (water-based polish)

Jenis ini menggunakan pelarut air, tidak berbau menyengat, dan relatif lebih aman karena bebas dari bahan kimia keras. Biasanya direkomendasikan untuk anak-anak atau orang dengan kulit sensitif.

4. Cat kuku peel-off

Didesain agar bisa dilepaskan dengan mudah tanpa penghapus khusus, jenis ini cocok untuk penggunaan sesekali. Namun, daya tahannya lebih pendek dibanding cat kuku konvensional atau gel.

Bahaya Cat Kuku

Meskipun terlihat aman, penggunaan cat kuku yang berlebihan atau dengan cara yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai masalah pada kuku maupun kulit di sekitarnya. Selain itu, kandungan bahan kimia, alat manicure yang tidak steril, dan UV lamp juga dapat memicu efek samping yang tidak diinginkan.

Berikut beberapa bahaya penggunaan cat kuku yang perlu diperhatikan:

  • Alergi dan iritasi kulit
  • Kuku rapuh dan menguning
  • Kerusakan kulit di sekitar kuku
  • Infeksi jamur atau bakteri pada kuku

Tips Memilih dan Menggunakan Cat Kuku yang Aman

Agar kuku tetap terlihat cantik tanpa mengorbankan kesehatannya, penting untuk memperhatikan cara memilih dan menggunakan cat kuku dengan benar. Selain memperindah tampilan, kuteks yang aman juga dapat melindungi kuku dari kerusakan dan menjaga tampilannya tetap sehat dalam jangka panjang.

Berikut beberapa hal yang bisa Anda perhatikan:

1. Pilih cat kuku dengan label “3-free”, “5-free”, atau “7-free”

Pilih kuteks berlabel “bebas formaldehyde,” “bebas toluene,” dan “bebas phthalates” (3-Free, 5-Free, atau 7-Free). Pasalnya, bahan kimia tersebut menyebabkan iritasi, alergi, hingga kerusakan pada permukaan kuku jika digunakan terus-menerus.

2. Gunakan base coat dan top coat

Lapisan dasar (base coat) berfungsi melindungi kuku dari pewarnaan langsung dan mencegah perubahan warna pada kuku alami. Sementara lapisan pelindung (top coat) membantu memperpanjang daya tahan cat kuku agar tidak mudah mengelupas. Kombinasi keduanya juga membuat hasil akhir tampak lebih rapi dan berkilau.

3. Hindari penggunaan cat kuku secara berlebihan

Terlalu sering mengganti atau menumpuk lapisan cat kuku dapat membuat permukaan kuku kering dan mudah pecah. Sebaiknya beri jeda waktu sekitar 3–5 hari sebelum mengaplikasikan kuteks baru agar kuku dapat mempertahankan kelembapan alaminya.

4. Perhatikan kebersihan alat

Kuas atau alat aplikator yang tidak bersih dapat menjadi sarang bakteri dan jamur. Jika digunakan terus-menerus tanpa dibersihkan, kuku bisa terinfeksi dan mengalami perubahan warna atau tekstur. Pastikan untuk selalu mencuci dan mensterilkan alat setelah digunakan, terutama jika digunakan bergantian.

5. Lakukan tes alergi terlebih dahulu

Bagi Anda yang memiliki kulit sensitif atau riwayat alergi, lakukan tes alergi sebelum memakai cat kuku baru. Oleskan sedikit produk di kulit bagian dalam lengan dan diamkan selama 24 jam. Jika muncul rasa gatal, kemerahan, atau perih, hindari penggunaan produk tersebut.

6. Gunakan penghapus kuteks tanpa aseton

Kandungan aseton dapat membuat kuku kering dan rapuh jika digunakan terlalu sering. Batasi penggunaannya maksimal 1–2 kali seminggu, dan pilih penghapus kuteks tanpa aseton yang lebih lembut bagi kuku serta kulit sekitar.

Agar kuku tetap sehat dan kuat setelah menggunakan cat kuku, penting untuk melakukan perawatan rutin. Salah satu langkah sederhana yang bisa dilakukan adalah memotong dan membersihkan kuku secara teratur agar terhindar dari penumpukan kotoran dan risiko infeksi.

Selain itu, gunakan pelembap kuku khusus untuk menjaga kelembapan kuku serta kulit di sekitarnya, sehingga kuku tidak mudah kering, mengelupas, atau rapuh. Perlu diingat juga, penggunaan kuteks pada anak sebaiknya dibatasi dan hanya menggunakan produk yang diformulasikan khusus untuk anak-anak. 

Namun, bila setelah menggunakan cat kuku muncul keluhan, seperti kuku berubah warna, terasa nyeri, atau muncul iritasi pada kulit di sekitarnya, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan saran dan penanganan yang tepat. Konsultasi dapat dilakukan melalui Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER.