Obat sesak napas kerap digunakan oleh penderita asma untuk meredakan gejalanya saat kambuh maupun mencegah munculnya serangan asma. Pemakaian obat sesak napas pada penderita asma berbeda-beda, tergantung kebutuhan dan kondisi penderita.

Ada dua jenis obat sesak napas untuk asma, yaitu obat sesak napas untuk mencegah munculnya gejala asma dan obat sesak napas yang dapat bekerja cepat untuk melegakan pernapasan saat serangan asma terjadi. Kedua jenis obat ini terdiri dari beberapa jenis dengan bentuk dan kegunaannya masing-masing

Berbagai Jenis Obat Sesak Napas untuk Penderita Asma - Alodokter

Obat Sesak Napas Pencegah Gejala Asma

Obat sesak napas pencegah gejala asma atau yang disebut juga dengan obat asma jangka panjang, perlu digunakan secara rutin setiap hari. 

Pemakaian obat asma ini bertujuan untuk mengurangi frekuensi munculnya serangan asma dan tingkat keparahan gejala yang menyertainya. Berikut ini adalah beberapa jenis obat asma jangka panjang: 

1. Kortikosteroid

Kortikosteroid adalah obat sesak napas pencegah gejala asma yang dianggap paling efektif untuk mengontrol gejala dan mengurangi frekuensi munculnya serangan asma. Obat asma ini bekerja dengan cara mengurangi peradangan di saluran pernapasan.

Tergantung kondisi penderita asma, obat kortikosteroid dapat digunakan dalam hitungan minggu atau bahkan beberapa bulan hingga asma dapat terkendali dengan baik.

2. Agonis beta kerja lambat (long-acting beta-agonist)

Agonis beta kerja lambat adalah obat bronkodilator yang dapat mencegah munculnya gejala asma dengan cara menjaga saluran pernapasan tetap terbuka, setidaknya selama 12 jam.

Meski dapat membantu mencegah terjadinya serangan asma, agonis beta kerja lambat tidak dapat meredakan peradangan pada saluran pernapasan layaknya obat kortikosteroid.

Oleh karena itu, obat sesak napas pencegah gejala asma ini biasanya digunakan sebagai pendamping atau pelengkap obat kortikosteroid agar dapat bekerja dengan lebih baik. 

3. Pengubah leukotrien (leukotriene modifiers)

Obat asma ini mampu mengurangi frekuensi munculnya gejala asma dengan cara menghambat kinerja leukotrien, yaitu senyawa kimia di dalam sistem imun tubuh yang dapat menimbulkan peradangan dan penyempitan saluran pernapasan.

Pengubah leukotrien dapat mencegah terjadinya serangan asma dengan baik dan bahkan efeknya bisa bertahan selama 24 jam. Tak hanya itu, obat ini juga tersedia dalam bentuk tablet telan dan kunyah.

Meski begitu, obat sesak napas pencegah gejala asma ini harus digunakan dengan hati-hati karena berisiko menimbulkan efek samping pada penderitanya, mulai dari halusinasi, depresi, hingga munculnya pikiran untuk bunuh diri.

Obat Sesak Napas untuk Asma Reaksi Cepat

Obat sesak napas reaksi cepat atau dikenal juga dengan obat asma jangka pendek, digunakan untuk melegakan pernapasan saat asma sedang kambuh. Berikut ini adalah beberapa jenis obat asma reaksi cepat:

1. Agonis beta kerja cepat (short-acting beta-agonist)

Seperti agonis beta yang digunakan dalam jangka panjang, agonis beta kerja cepat juga termasuk dalam golongan obat bronkodilator. 

Namun, obat sesak napas jenis ini dapat melegakan saluran pernapasan dengan sangat cepat sehingga berbagai keluhan saat serangan asma terjadi pun dapat reda lebih cepat pula.

2. Ipratropium

Ipratropium adalah obat sesak napas yang sering diresepkan untuk penderita bronkitis kronis dan emfisema. Namun, obat ini juga dapat digunakan untuk meredakan gejala serangan asma.

Ipratropium mampu melemaskan otot-otot di sekitar saluran pernapasan yang mengencang saat asma kambuh, sehingga penderita asma pun dapat kembali bernapas dengan lancar.

3. Kortikosteroid

Selain mengurangi frekuensi munculnya serangan asma, obat kortikosteroid juga dapat digunakan untuk mengobati asma yang sedang kambuh dengan cepat. Perbedaan di antara keduanya terletak pada bentuk obat kortikosteroid dan dosis yang diberikan.

Kortikosteroid yang digunakan sebagai obat sesak napas untuk asma reaksi cepat tidak hanya tersedia dalam bentuk obat hirup, melainkan juga tablet, kapsul, dan sirop. Dosis yang digunakan juga akan lebih tinggi dibandingkan dosis kortikosteroid untuk penggunaan jangka panjang.

Meski dapat mencegah asma kambuh dan mengatasi gejala yang menyertainya, berbagai obat sesak napas di atas tetap harus digunakan di bawah pengawasan dokter agar tetap aman dan sesuai dengan kondisi asma yang Anda derita.

Selain itu, agar asma tetap terkendali dengan baik, Anda juga perlu menjalani pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, berhenti merokok, menghindari paparan alergen dan polusi udara, serta mengelola stres.

Namun, jika kondisi asma memburuk dan obat sesak napas yang digunakan sudah tidak mampu lagi mengatasi gejala asma yang muncul, Anda perlu segera berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut.