Citaz adalah obat untuk melancarkan aliran darah pada penderita gangguan sirkulasi darah, seperti klaudikasio intermiten. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet dan termasuk obat resep yang hanya boleh digunakan sesuai anjuran dokter.
Citaz mengandung bahan aktif cilostazol, yang bekerja dengan cara mencegah keping darah (trombosit) saling menempel sehingga tidak akan menyumbat pembuluh darah. Selain itu, cilostazol juga bermanfaat untuk melebarkan pembuluh darah di kaki. Dengan begitu, aliran darah dan pasokan oksigen ke sel-sel tubuh menjadi lebih lancar.

Citaz umumnya diberikan kepada pasien dewasa yang mengalami gangguan sirkulasi darah di tungkai, agar rasa nyeri dan kram saat berjalan bisa berkurang.
Produk Citaz
Terdapat 2 varian produk Citaz yang tersedia di Indonesia, yaitu:
- Citaz 100 mg 10 tablet, yang mengandung 100 mg cilostazol
- Citaz 50 mg 10 tablet, dengan kandungan 50 mg cilostazol
Apa Itu Citaz
| Bahan aktif | Cilostazol |
| Golongan | Obat resep |
| Kategori | Antiplatelet dan vasodilator |
| Manfaat | Mengatasi klaudikasio intermiten |
| Digunakan oleh | Dewasa |
| Citaz untuk ibu hamil | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
| Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
| Citaz untuk ibu menyusui | Jangan menggunakan Citaz sebelum berkonsultasi ke dokter, terutama bila menyusui bayi baru lahir atau bayi prematur. |
| Bentuk obat | Tablet |
Peringatan sebelum Menggunakan Citaz
Citaz tidak boleh digunakan sembarangan. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu Anda perhatikan sebelum mengonsumsi obat ini:
- Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang dimiliki. Citaz tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap cilostazol.
- Informasikan kepada dokter jika Anda maupun keluarga pernah mengalami penyakit jantung, seperti irama jantung (aritmia), gagal jantung kongestif, henti jantung mendadak pada usia muda, atau hasil elektrokardiogram (EKG) yang tidak normal (perpanjangan QT).
- Sampaikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang mengalami hipertensi, retinopati diabetik, penyakit ginjal, penyakit liver, stroke hemoragik, atau kelainan darah, seperti hemofilia atau trombositopenia.
- Bicarakan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang mengalami perdarahan serius atau perdarahan yang aktif, misalnya perdarahan di saluran pencernaan atau mata.
- Konsultasikan ke dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen atau produk herbal. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi terjadinya interaksi obat.
- Beri tahu dokter bahwa Anda sedang mengonsumsi Citaz jika direncanakan untuk menjalani tindakan medis apa pun, termasuk operasi gigi.
- Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Beri tahu dokter jika Anda memiliki kebiasaan merokok atau kesulitan berhenti merokok, karena hal ini dapat menurunkan efektivitas pengobatan.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi Citaz. Obat ini dapat menyebabkan pusing.
- Hindari konsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan Citaz. Hal ini karena konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan di lambung.
- Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius selama menggunakan Citaz.
Dosis dan Aturan Pakai Citaz
Dosis umum penggunaan Citaz untuk mengobati gejala klaudikasio intermiten adalah:
- Dewasa: 100 mg, 2 kali sehari. Pengobatan dapat dilakukan sampai maksimal 3 bulan.
Cara Menggunakan Citaz dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan bacalah informasi yang tertera pada label kemasan obat sebelum mengonsumsi Citaz. Jangan menambah atau mengurangi dosis obat tanpa persetujuan dokter.
Agar mendapat manfaat maksimal Citaz, perhatikan cara penggunaannya yang benar berikut ini:
- Konsumsilah Citaz saat perut kosong, idealnya 30 menit sebelum makan atau 2 jam sesudah sarapan maupun makan malam. Telan tablet obat secara utuh dengan bantuan air putih.
- Jika lupa mengonsumsi Citaz, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila waktu minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
- Jangan berhenti menggunakan Citaz meskipun keluhan klaudikasio intermiten sudah membaik pada 2–4 minggu pertama pengobatan.
- Pastikan untuk memeriksakan diri sesuai jadwal yang diberikan oleh dokter agar kondisi dan respons pengobatan dapat terpantau. Selama menggunakan Citaz, Anda mungkin akan diminta untuk menjalani tes darah secara berkala untuk memantau efektivitas pengobatan atau efek samping obat.
- Apabila gejala klaudikasio intermiten belum membaik setelah 3 bulan pemakaian Citaz, segera sampaikan ke dokter. Dokter mungkin akan mempertimbangkan metode pengobatan yang lain.
- Jangan menggunakan Citaz yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa.
- Simpan Citaz di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Citaz dengan Obat Lain
Interaksi yang bisa terjadi jika Citaz digunakan bersama obat-obatan tertentu antara lain:
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan bersama obat antiplatelet atau antikoagulan lainnya, misalnya aspirin, warfarin, atau apixaban
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping Citaz jika digunakan dengan erythromycin, diltiazem, ketoconazole, omeprazole, atau fluconazole
- Penurunan efektivitas Citaz jika digunakan bersama rifampicin
Untuk mencegah terjadinya efek interaksi obat, diskusikan dengan dokter jika Anda berencana menggunakan Citaz bersama obat, suplemen, atau produk herbal apa pun.
Selain itu, jangan mengonsumsi grapefruit atau jus grapefruit jika sedang menjalani pengobatan dengan Citaz. Hal ini karena dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping dari Citaz.
Efek Samping dan Bahaya Citaz
Beberapa efek samping yang mungkin terjadi saat menggunakan Citaz adalah:
- Sakit kepala
- Diare
- Pilek
- Jantung berdebar
- Pusing
Lakukan pemeriksaan ke dokter atau konsultasikan lewat Chat Bersama Dokter jika efek samping di atas tidak kunjung membaik atau bertambah parah. Jangan tunda untuk segera ke IGD rumah sakit terdekat bila timbul reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:
- Mudah memar, berdarah, atau timbul bintik-bintik berwarna merah atau ungu di kulit
- Tangan dan kaki bengkak
- BAB berdarah atau muntah dengan ampas seperti bubuk kopi
- Penyakit infeksi, yang ditandai dengan demam, menggigil, sariawan, atau sakit tenggorokan
- Nyeri dada atau detak jantung tidak teratur
- Gangguan penglihatan secara tiba-tiba
- Lemah pada satu sisi tubuh
- Kesulitan berbicara
- Linglung
- Pusing berat seperti akan pingsan