Pernahkah kamu mengonsumsi daging rusa? Sumber protein yang rendah lemak ini memang masih jarang dinikmati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Namun di beberapa negara, daging rusa ternyata cukup popular karena nilai gizinya yang tinggi dan baik untuk penderita penyakit jantung, lho.

Daging rusa atau venison termasuk jenis daging merah dengan tekstur, rasa, dan aroma yang khas. Bagi yang belum pernah makan daging rusa, tekstur dan rasanya sedikit mirip dengan daging sapi. Namun, daging rusa sedikit lebih keras dan alot karena jumlah lemaknya lebih sedikit, sedangkan daging sapi lebih empuk.

Daging Rusa, Manfaat dan Risiko di Baliknya - Alodokter

Di Indonesia, daging rusa biasanya diolah menjadi dendeng, tetapi bisa juga diolah jadi daging rusa panggang atau rusa bakar. Hidangan ini lebih banyak dikonsumsi di wilayah Indonesia timur.

Sementara di negara-negara barat, daging rusa cukup umum dikonsumsi terutama pada musim-musim tertentu, seperti musim gugur. Tak hanya nikmat, daging rusa juga dipercaya baik untuk kesehatan, khususnya untuk kesehatan jantung, karena kadar lemaknya lebih rendah dibandingkan daging sapi dan daging kambing.

Kandungan Nutrisi Daging Rusa

Daging rusa mengandung aneka nutrisi dengan jumlah yang begitu melimpah, lho. Dalam 100 gram daging rusa terkandung sekitar 120 kalori dan beberapa nutrisi lainnya, seperti:

  • 23 gram protein
  • 2,4 gram lemak
  • 320 miligram kalium
  • 200 miligram fosfor
  • 10 miligram selenium
  • 5 miligram kalsium
  • 3,5 miligram zat besi
  • 4 mikrogram folat

Di samping itu, daging rusa juga kaya akan asam amino esensial, serta dilengkapi dengan tiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), niacin (vitamin B3), dan zinc.

Tak hanya kaya nutrisi, kandungan lemak dan kalori pada daging rusa juga lebih rendah daripada daging merah lainnya. Sebagai perbandingan, 100 gram daging rusa hanya mengandung 120 kalori dan 2 gram lemak, sedangkan daging sapi dengan berat yang sama kandungan kalorinya mencapai 250 kalori dan lemaknya 20 gram.

Manfaat Daging Rusa yang Sayang untuk Dilewatkan

Karena merupakan hewan buruan, bukan hewan ternak, daging rusa cukup sulit untuk ditemukan di pasaran. Nah, kalau kamu berkesempatan untuk mencicipinya, jangan dilewatkan, ya. Soalnya, ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari mengonsumsi daging rusa, di antaranya:

1. Membantu mengontrol berat badan

Karena tinggi protein dan rendah lemak, daging rusa cocok nih untuk kamu yang sedang diet. Pasalnya, makanan tinggi protein mampu mengurangi kadar hormon ghrelin atau hormon pemicu rasa lapar, sehingga bisa memberikan rasa kenyang dengan cepat dan lebih lama.

Oleh karena itu, dengan mengonsumsi makanan berprotein tinggi seperti daging rusa, nafsu makanmu akan lebih terkontrol. Jadi, kamu bisa lebih mudah mengatur porsi makan dan tidak makan berlebihan.

Selain itu, makanan tinggi protein juga bisa meningkatkan pembakaran kalori, bahkan saat kamu sedang tidur sekalipun. Lebih banyak kalori yang terbakar, lebih besar pula dampaknya terhadap penurunan berat badan.

2. Menjaga kesehatan jantung

Daging rusa mengandung lebih sedikit lemak jenuh dibandingkan daging sapi atau domba. Ini artinya, konsumsi daging rusa dalam porsi yang wajar cenderung tidak banyak meningkatkan kadar kolesterol jahat, sehingga lebih sehat untuk jantung dan pembuluh darah.

Makanya, bagi penderita penyakit kardiovaskular, daging rusa bisa menggantikan peran daging sapi sebagai sumber protein. Namun, untuk mencegah penyakit kardiovaskular, kamu juga perlu menjalani pola makan sehat dan rutin olahraga, ya.

3. Mengontrol tekanan darah

Daging rusa juga mengandung kalium yang cukup tinggi. Kandungan kalium dalam 100 gram daging rusa mencapai sekitar 320 miligram (mg). Jumlah ini sudah hampir setara dengan 8–10% kebutuhan kalium orang dewasa per harinya.

Kalium berperan penting dalam menurunkan tekanan darah tinggi dan menjaganya agar tetap stabil. Oleh karena itu, daging rusa baik dikonsumsi untuk mencegah tekanan darah tinggi, ya. Dengan tekanan darah yang terkontrol, risiko terkena berbagai penyakit, seperti penyakit jantung dan stroke, pun bisa berkurang.

4. Mencegah anemia

Daging rusa merupakan daging merah dengan kandungan zat besi yang paling tinggi, bahkan melebihi daging sapi, kambing, dan domba. Dalam 100 gram daging rusa, terkandung sekitar 3,5 mg zat besi. Jumlah ini sudah bisa mencukupi sekitar 20–30% kebutuhan zat besi orang dewasa

Selain itu, daging rusa juga mengandung folat. Zat besi dan folat merupakan nutrisi yang berperan penting dalam mendukung produksi sel-sel darah merah. Oleh karena itu, daging rusa termasuk salah satu jenis makanan penambah darah yang baik dikonsumsi untuk mencegah anemia.

5. Memperkuat imunitas tubuh

Agar imunitas tubuh tetap kuat, tubuh membutuhkan aneka nutrisi, seperti protein, zinc, selenium, dan vitamin B. Nah, aneka nutrisi ini terkandung di dalam daging rusa, lho.

Namun, tak hanya dengan konsumsi daging rusa, kamu juga perlu istirahat yang cukup, rajin olahraga, dan mengonsumsi makanan bergizi lain, seperti ikan, telur, sayur, buah, serta kacang dan biji-bijian, agar imunitas tubuh tetap kuat, ya.

6. Meningkatkan metabolisme tubuh

Makanan tinggi protein, seperti daging rusa, berperan penting dalam menjaga metabolisme tubuh tetap lancar. Tak hanya itu, daging rusa juga mengandung banyak mineral dan vitamin yang baik untuk meningkatkan metabolisme tubuh.

Dengan metabolisme tubuh yang lancar, kamu akan merasa lebih berenergi dan tidak mudah Lelah, serta lebih mudah mengontrol berat badan.

Walau daging rusa menyimpan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, bukan berarti kamu boleh menikmati daging rusa secara berlebihan, ya. Ini karena daging rusa juga mengandung kolesterol.

Jika terlalu banyak mengonsumsi daging rusa, kamu bisa berisiko mengalami kolesterol tinggi. Alih-alih menjaga kesehatan jantung, ini bisa membuat daging rusa jadi berisiko menyebabkan penyakit jantung bila dikonsumsi secara berlebihan.

Potensi Risiko dari Mengonsumsi Daging Rusa

Rusa merupakan hewan liar sehingga ada risiko yang mengintai di balik kelezatan dagingnya. Salah satu penyakit yang mungkin ditularkan dari rusa ke manusia adalah brucellosis. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Brucella ini lebih berisiko dialami oleh orang yang mengonsumsi daging rusa mentah atau yang dimasak kurang matang.

Selain brucellosis, mengonsumsi daging rusa juga diduga bisa menyebabkan penyakit chronic wasting disease atau yang lebih dikenal dengan rusa zombi. Namun, hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan apakah penyakit ini bisa menular ke manusia atau tidak.

Tapi tenang, karena ada beberapa cara untuk meminimalkan berbagai risiko ini, kok. Sebelum mengolahnya, pastikan kamu mengikuti beberapa tips mengolah daging rusa berikut ini:

  • Pilih potongan daging has, baik has dalam (tenderloin) maupun has luar (sirloin), karena bagian ini yang kandungan kolesterolnya lebih rendah.
  • Saat menyembelih atau memotong bagian tubuh rusa, gunakan pelindung mata dan sarung tangan karet untuk mencegah cipratan darah atau cairan dari daging rusa.
  • Gunakan pisau yang tajam saat memotong bagian tubuh rusa.
  • Setelah selesai memotong daging rusa, cuci tangan dengan sabun dan air hangat selama 20 detik atau lebih.
  • Bersihkan peralatan yang terkena cipratan darah atau cairan tubuh rusa, seperti pisau dan talenan, dengan sabun dan disinfektan.
  • Masaklah daging rusa hingga benar-benar matang, yakni dengan suhu sekitar 74°C.

Daging rusa memang menjanjikan beberapa manfaat untuk kesehatan tubuh. Akan tetapi, pengolahannya harus dilakukan dengan tepat agar tidak menimbulkan penyakit.

Jika kamu masih penasaran dengan manfaat lain dari daging rusa atau memiliki kondisi medis tertentu dan ragu apakah daging rusa aman dikonsumsi atau tidak, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter, ya.