Dipyridamole adalah obat untuk mencegah terbentuknya gumpalan darah setelah operasi penggantian katup jantung. Gumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah dapat menyebabkan terjadinya stroke, emboli paru, atau serangan jantung.

Dipyridamole termasuk dalam golongan antiplatelet. Obat ini bekerja dengan cara mencegah keping darah atau platelet untuk saling menempel dan membentuk gumpalan darah. Selain itu, obat ini juga memiliki efek dalam melebarkan pembuluh darah (vasodilatasi).

Obat ini juga bisa digunakan sebagai tambahan atau adjuvant dari thallium 201 untuk membantu proses pemeriksaan radiologi jantung.

Merek dagang dipyridamole: Aggrenox, Persantin, Vasocor

Apa Itu Dipyridamole

Golongan Obat resep
Kategori Antiplatelet
Manfaat Mencegah terbentuknya gumpalan darah dan membantu pemeriksaan radiologi jantung
Digunakan oleh Dewasa
 

Dipyridamole untuk ibu hamil dan menyusui

Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.

Dipyridamole dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.

Bentuk obat Tablet salut selaput, kaplet (kaptab) pelepasan lambat, dan suntik

Peringatan Sebelum Menggunakan Dipyridamole

Dipyridamole hanya boleh digunakan sesuai resep dokter. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum menggunakan obat ini, antara lain:

  • Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Dipyridamole tidak boleh diberikan kepada pasien yang alergi terhadap obat ini.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita tekanan darah rendah (hipotensi), migrain, myasthenia gravis, angina, penyakit jantung koroner, penyakit liver, atau gangguan pembekuan darah, seperti trombositopenia, hemofilia, atau penyakit von Willebrand
  • Beri tahu dokter jika Anda baru saja mengalami serangan jantung.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menjalani pengobatan dengan dipyridamole bila berencana menjalani operasi, termasuk operasi gigi.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan lain, termasuk obat herbal dan suplemen.
  • Jangan mengemudikan kendaraan atau melakukan kegiatan yang membutuhkan kewaspadaan selama menjalani pengobatan dengan dipyridamole, karena obat ini dapat menyebabkan pusing.
  • Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat, efek samping serius, atau overdosis setelah menggunakan dipyridamole.

Dosis dan Aturan Pakai Dipyridamole

Dosis dipyridamole ditentukan berdasarkan usia pasien dan bentuk obat. Berikut ini adalah dosis dipyridamole untuk orang dewasa berdasarkan bentuk obatnya:

Bentuk obat: Tablet

Kondisi: Pencegahan terjadinya penggumpalan darah (thromboembolism) setelah operasi penggantian katup jantung

  • Dosisnya 300–600 mg per hari dibagi dalam 3–4 jadwal konsumsi, diberikan bersama obat antikoagulan

Bentuk obat: Kaplet pelepasan lambat

Kondisi: Pencegahan stroke iskemik atau pencegahan stroke ringan atau transient ischemic attack (TIA)

  • Dosisnya 200 mg, 2 kali sehari.

Selain itu, dypiridamole juga bisa digunakan untuk membantu proses radiologi jantung, yaitu pencitraan untuk melihat aliran darah di jantung. Obat ini akan digunakan sebagai tambahan atau adjuvant dari thalium-201 dengan dosis 0,142 mg/kgBB per menit, diberikan melalui infus selama lebih dari 4 menit.

Cara Menggunakan Dipyridamole dengan Benar

Dipyridamole suntik akan diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Selalu ikuti anjuran dokter sebelum, selama, dan sesudah menjalani pengobatan dengan dipyridamole.

Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk pada kemasan obat sebelum mengonsumsi dipyridamole dalam bentuk tablet atau kaplet. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi dengan dokter.

Dipyridamole sebaiknya dikonsumsi saat perut kosong, yaitu 1 jam sebelum makan. Namun, Anda juga dapat mengonsumsi obat bersama makanan bila obat ini menyebabkan ketidaknyamanan di perut.

Telan obat secara utuh dengan bantuan segelas air putih. Jangan mengunyah atau menghancurkan obat. Konsumsi obat secara rutin agar efektivitas obat lebih maksimal. Jangan berhenti mengonsumsi obat bila kondisi sudah membaik, kecuali atas instruksi dokter.

Jika perlu mengonsumsi antasida saat menjalani pengobatan dengan dipyridamole, konsumsi antasida 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah menggunakan dipyridamole.

Apabila lupa mengonsumsi dipyridamole, segera konsumsi jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya belum terlalu dekat. Bila sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.

Simpan dipyridamole dalam wadah tertutup di tempat yang kering dan sejuk. Hindarkan obat dari paparan sinar matahari langsung dan jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Dipyridamole dengan Obat Lain

Ada beberapa efek interaksi obat yang dapat terjadi bila dipyridamole digunakan bersama obat lain, yaitu:

  • Penurunan efek terapi fludarabine
  • Berkurangnya penyerapan dipyridamole jika digunakan dengan antasida
  • Peningkatan kadar adenosine di dalam darah
  • Peningkatan efek obat antikoagulan atau obat antiplatelet lain
  • Meningkatnya efek penurunan tekanan darah (hipotensif) dari obat antihipertensi
  • Peningkatan risiko bertambah parahnya myasthenia gravis yang diderita jika digunakan dengan penghambat cholinesterase
  • Peningkatan risiko tidak melebarnya pembuluh darah saat proses pemeriksaan radiologi jantung jika digunakan dengan teofilin, kafein, atau obat turunan xanthine, seperti aminofilin

Efek Samping dan Bahaya Dipyridamole

Efek samping yang bisa timbul setelah menggunakan dipyridamole adalah:

  • Pusing atau sakit kepala
  • Muntah
  • Sakit perut
  • Diare
  • Sensasi kepanasan
  • Rasa hangat dan panas di leher, wajah, atau dada (flushing)

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping tersebut tidak segera membaik atau semakin memburuk. Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius, seperti:

  • Sakit perut yang parah, penyakit kuning, atau urine berwarna gelap
  • Nyeri dada, detak jantung yang cepat atau tidak beraturan,
  • Sakit kepala berat, pandangan kabur, bingung, cadel, atau kelemahan di satu sisi tubuh
  • Mudah memar
  • Pingsan