Dislokasi TMJ adalah kondisi ketika sendi temporomandibular (TMJ) yang menghubungkan rahang bawah dengan tulang tengkorak bergeser dari posisi normalnya. Kondisi ini membuat rahang sulit digerakkan, menimbulkan nyeri hebat, dan menyebabkan mulut sulit ditutup atau dibuka.
Sendi temporomandibular (TMJ) sangat penting untuk aktivitas sehari-hari, seperti mengunyah, berbicara, dan menguap. Dislokasi TMJ dapat terjadi secara tiba-tiba akibat cedera, membuka mulut terlalu lebar, atau karena gangguan pada jaringan di sekitar sendi rahang.

Selain cedera, beberapa kondisi medis seperti kelainan jaringan pengikat sendi atau struktur sendi juga dapat meningkatkan risiko terjadinya dislokasi TMJ. Umumnya, dislokasi TMJ memerlukan penanganan medis segera agar posisi rahang dapat kembali normal dan terhindar dari komplikasi yang lebih serius.
Penyebab Dislokasi TMJ
Dislokasi TMJ umumnya terjadi ketika sendi rahang mengalami tekanan atau pergerakan berlebihan. Beberapa penyebab yang paling sering adalah:
- Membuka mulut terlalu lebar, seperti saat menguap, muntah, atau prosedur gigi
- Cedera langsung pada rahang, misalnya akibat jatuh atau pukulan
- Gerakan tiba-tiba saat menggigit makanan yang keras
- Kejang otot wajah, misalnya karena bruxism atau distonia oromandibular
- Cedera akibat prosedur medis, seperti intubasi
Selain penyebab di atas, beberapa kondisi medis juga dapat meningkatkan risiko dislokasi TMJ. Di antaranya adalah kelainan jaringan ikat yang membuat sendi lebih longgar, misalnya sindrom Ehlers-Danlos, atau gangguan struktur sendi.
Faktor risiko dislokasi TMJ
Dislokasi TMJ dapat dialami siapa saja, tetapi risikonya lebih tinggi pada seseorang dengan kondisi berikut ini:
- Menderita jaringan ikat atau ketegangan otot wajah
- Pernah cedera rahang sebelumnya
- Memiliki kebiasaan menggemeretakkan gigi atau bruxism
- Menderita artritis pada sendi rahang
- Sering membuka mulut terlalu lebar, misalnya penyanyi atau penyelam
- Berusia lanjut, ketika struktur sendi mulai melemah
Gejala Dislokasi TMJ
Dislokasi TMJ dapat menimbulkan gejala berikut:
- Rahang sulit menutup atau justru tidak bisa terbuka menutup sepenuhnya
- Posisi dagu tampak menonjol atau bergeser ke satu sisi
- Nyeri tajam pada sendi rahang
- Kesulitan berbicara atau mengunyah
- Air liur berlebihan karena mulut sulit menutup
- Bengkak di sekitar sendi
- Klik atau bunyi “popping” pada saat terjadi pergeseran
Jika dislokasi terjadi pada kedua sisi TMJ sekaligus, rahang biasanya terperangkap pada posisi terbuka dan tidak dapat digerakkan.
Kapan harus ke dokter
Jika mengalami gejala yang mengarah pada dislokasi TMJ, Anda dapat Chat Bersama Dokter di aplikasi Alodokter untuk mendapatkan panduan awal sebelum pergi ke fasilitas dokter. Segera periksakan diri ke dokter atau IGD bila:
- Rahang tidak bisa menutup atau tetap dalam posisi terbuka
- Nyeri sangat hebat pada sendi rahang
- Terjadi perubahan bentuk pada dagu atau wajah
- Terdengar bunyi keras saat rahang bergeser dan disertai gangguan gerak
- Dislokasi terjadi akibat cedera kepala atau wajah
- Muncul mati rasa di sekitar wajah
Sambil menunggu penanganan medis, hindari memaksa menutup atau membuka mulut karena dapat memperparah cedera.
Diagnosis Dislokasi TMJ
Untuk mendiagnosis dislokasi TMJ, dokter akan memeriksa posisi rahang, kemampuan membuka dan menutup mulut, serta kondisi sendi. Selain itu, dokter juga akan menanyakan kronologi kejadian atau gejala yang muncul. Jika diperlukan, pemeriksaan penunjang dapat dilakukan, seperti:
- Foto Rontgen rahang, untuk melihat posisi sendi
- CT scan, untuk mendeteksi cedera tulang atau dislokasi kompleks
- MRI, bila dicurigai kerusakan ligamen atau jaringan lunak
Pengobatan Dislokasi TMJ
Penanganan dislokasi TMJ bertujuan mengembalikan posisi rahang dan mengurangi nyeri serta kekakuan. Metode yang umum dilakukan meliputi:
Reduksi manual
Dokter akan mengembalikan posisi rahang ke tempatnya menggunakan teknik khusus. Prosedur ini biasanya membutuhkan obat penenang ringan atau anestesi lokal untuk mengurangi nyeri dan ketegangan otot.
Imobilisasi
Setelah reduksi, dokter dapat memasang pembalut penyangga atau alat khusus untuk membatasi gerakan rahang selama beberapa hari. Pasien juga dianjurkan mengonsumsi makanan lunak dan menghindari membuka mulut terlalu lebar.
Obat-obatan
Dokter juga dapat meresepkan beberapa obat-obatan. Inilah beberapa obat-obatannya:
- Obat pereda nyeri, seperti paracetamol, untuk mengurangi rasa sakit
- Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen
- Obat pelemas otot, untuk mengurangi ketegangan otot wajah
Fisioterapi dan operasi
Setelah nyeri berkurang, fisioterapi dapat memulihkan kekuatan otot rahang, meningkatkan stabilitas sendi, dan mencegah kekambuhan.
Sementara itu, operasi juga mungkin dibutuhkan apabila dislokasi terjadi berulang kali (recurrent dislocation), ada ligamen atau struktur sendi yang rusak, sendi tidak stabil meski sudah dikembalikan pada posisinya, serta dislokasi disertai dengan patah tulang.
Komplikasi Dislokasi TMJ
Jika tidak ditangani dengan tepat, dislokasi TMJ dapat menyebabkan:
- Dislokasi berulang akibat kelonggaran ligamen
- Kerusakan tulang atau sendi
- Artritis pada sendi TMJ
- Kesulitan membuka mulut (trismus)
- Nyeri kronis wajah dan rahang
- Kekakuan atau gangguan fungsi mengunyah
Pencegahan Dislokasi TMJ
Beberapa cara untuk mencegah dislokasi TMJ, antara lain:
- Hindari membuka mulut terlalu lebar saat menguap atau makan.
- Konsumsi makanan lunak dan potong makanan keras menjadi bagian kecil.
- Atasi kebiasaan bruxism dengan penggunaan night guard bila dianjurkan dokter.
- Lakukan peregangan otot rahang secara rutin bagi yang rentan mengalami kekakuan.
- Gunakan perlindungan wajah saat berolahraga yang berisiko cedera.
- Rutin memeriksakan kondisi TMJ jika memiliki gangguan sendi rahang.