Fertilisasi adalah proses ketika sel telur dibuahi oleh sperma sehingga terbentuklah calon janin (embrio) di dalam rahim. Agar proses fertilisasi atau pembuahan berhasil, ada beberapa tahapan yang terjadi di dalam organ reproduksi wanita.
Fertilisasi terjadi saat sperma berhasil membuahi sel telur. Proses ini umumnya terjadi dalam beberapa jam atau beberapa hari setelah wanita dan pria berhubungan seksual. Walau begitu, proses fertilisasi bisa dicegah dengan penggunaan alat kontrasepsi, seperti kondom atau pil KB.
Fertilisasi yang berhasil hanya terjadi pada pasangan wanita dan pria yang sudah melewati masa pubertasnya. Pada wanita, pubertas ditandai dengan keluarnya darah menstruasi, sedangkan pubertas pria ditandai dengan mimpi basah. Masa pubertas biasanya dimulai pada usia 8–14 tahun.
Tahapan Fertilisasi pada Manusia
Memahami proses fertilisasi pada manusia merupakan bagian dari pendidikan seks dasar dan tidak seharusnya menjadi hal yang tabu untuk dipelajari. Dengan mempelajarinya, Anda akan mengerti setiap proses yang terjadi sampai terjadinya kehamilan.
Dari sini, Anda juga bisa memahami bahwa faktor yang menentukan keberhasilan fertilisasi tidak hanya tergantung pada kesehatan organ reproduksi wanita, tetapi juga kondisi kesehatan reproduksi pria.
Berikut ini adalah tahapan proses fertilisasi secara rinci:
1. Ovulasi
Ovulasi adalah proses saat indung telur (ovarium) melepaskan sel telur yang matang untuk dibuahi. Setelah keluar dari indung telur, sel telur akan melalui tuba falopi menuju rahim. Nah, selama perjalanan melalui tuba falopi ini, sel telur dapat dibuahi oleh sperma.
Kesempatan wanita untuk berhasil hamil akan lebih besar bila melakukan hubungan seksual 3 hari sebelum ovulasi, saat ovulasi, atau dalam waktu 24 jam setelah ovulasi. Oleh karena itulah, masa ovulasi juga kerap disebut sebagai masa subur wanita.
2. Sperma masuk ke dalam vagina
Sperma bisa masuk ke dalam vagina ketika pria melakukan hubungan seksual dengan wanita. Saat berhubungan seksual, pria akan mengalami ejakulasi dan melepaskan sperma. Dalam sekali ejakulasi, sperma yang keluar bisa mencapai jutaan sel.
3. Sel sperma membuahi sel telur (fertilisasi)
Jutaan sel sperma yang dilepaskan akan berusaha menuju sel telur yang sudah matang. Namun, dari sekian banyak sel sperma, hanya 1 sel sperma yang akan berhasil menembus dan membuahi sel telur. Sel sperma ini idealnya adalah sel sperma yang sehat.
Fertilisasi dapat terjadi di tuba falopi. Di saluran inilah sel telur “menunggu” sperma untuk dibuahi. Tuba falopi juga menjadi tempat sel telur berada setelah meninggalkan indung telur (ovarium). Dalam beberapa kasus, fertilisasi juga bisa terjadi di dalam rahim setelah sel telur meninggalkan tuba falopi.
Jika melakukan hubungan seksual beberapa hari sebelum ovulasi, sperma bisa bertahan di organ reproduksi wanita paling lama 5 hari dan “menunggu” sel telur keluar dari indung telur untuk dibuahi.
Fertilisasi juga bisa terjadi paling lama 24 jam setelah ovulasi. Ini karena sel telur hanya mampu bertahan selama 24 jam setelah dilepaskan dari indung telur. Jadi, pada periode ini, sel telur mungkin akan “menunggu” sperma untuk ditemukan atau keduanya bisa bertemu bersamaan dan bersatu di tuba falopi.
4. Zigot berkembang
Setelah fertilisasi, sel telur yang telah dibuahi atau zigot akan bergerak melalui tuba falopi. Sekitar 1 minggu setelahnya, zigot akan terus bergerak ke rahim dan terus berkembang menjadi sekumpulan sel yang disebut blastokista.
5. Implantasi
Blastokista kemudian akan menempel pada dinding rahim (endometrium) dan kehamilan pun dimulai. Proses inilah yang disebut sebagai implantasi.
Setelah menempel di dinding rahim, blastokista akan terus berkembang menjadi calon janin (embrio). Pada waktu yang sama, kantong ketuban dan plasenta juga akan terbentuk untuk melindungi calon janin.
Selama proses implantasi atau penempelan zigot di dinding rahim, beberapa wanita bisa mengalami kram ringan di perut atau keluar bercak dari vagina.
Ketika hal ini sudah terjadi, tubuh wanita pun akan melepaskan hormon kehamilan. Hormon ini berfungsi untuk mendukung proses tumbuh kembang janin serta mempertahankan lapisan dinding rahim agar tidak meluruh, sehingga tidak terjadi menstruasi.
Hal-Hal yang Menghalangi Terjadinya Fertilisasi
Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa ada 2 faktor terbesar yang menentukan keberhasilan fertilisasi, yaitu waktu yang tepat untuk melakukan hubungan seksual serta kesehatan sel telur dan sperma.
Setelah berhubungan seksual, bukan berarti pembuahan akan langsung terjadi. Ada beberapa kondisi yang dapat menghalangi proses pembuahan, seperti:
- Gangguan pada proses ovulasi, misalnya karena gangguan hormon
- Jumlah sperma sedikit atau adanya gangguan pada pergerakan sperma
- Penyumbatan pada testis, ovarium, atau tuba falopi
- Penurunan jumlah sel telur dan sperma berkualitas yang biasanya terkait dengan penuaan
- Penggunaan alat kontrasepsi
Jika Anda dan pasangan mengharapkan kehamilan tetapi tidak kunjung berhasil dalam waktu 1 tahun melakukan hubungan seksual secara aktif tanpa pengaman, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter untuk memastikan penyebabnya. Sebelum langsung periksa ke dokter, Anda bisa melakukan konsultasi awal melalui chat.