Formoterol adalah obat untuk meredakan gejala penyempitan saluran pernapasan akibat asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Obat ini juga dapat digunakan untuk mencegah frekuensi kekambuhan serangan asma dan PPOK.

Formoterol termasuk ke dalam golongan obat bronkodilator jenis agonis beta kerja panjang. Obat ini bekerja dengan cara merelaksasi otot-otot di saluran pernapasan. Dengan begitu, saluran pernapasan yang sebelumnya menyempit dapat lebih melebar dan aliran udara dari dan ke dalam paru-paru akan lebih lancar.

Formoterol - Alodokter

Obat ini tidak digunakan untuk mengatasi serangan asma akut. Formoterol dapat digunakan untuk mengontrol dan meredakan keluhan dan gejala, tetapi tidak dapat menyembuhkan asma dan PPOK.

Merk dagang formoterol: Symbicort, Innovair, Duaklir Genuair

Apa Itu Formoterol

Golongan Bronkodilator
Kategori Obat resep
Manfaat Meredakan sesak napas akibat penyempitan saluran napas pada asma dan PPOK
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak usia di atas 5 tahun
Formoterol untuk ibu hamil dan menyusui Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

Belum diketahui apakah formoterol dapat terserap ke dalam ASI atau tidak. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

Bentuk Obat hirup (inhaler) dan larutan nebulizer

Peringatan Sebelum Menggunakan Formoterol

Formoterol harus digunakan sesuai resep dokter. Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum menggunakan formoterol, di antaranya:

  • Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Formoterol tidak boleh digunakan oleh pasien yang alergi terhadap obat ini.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit jantung, tekanan darah tinggi, hipertiroidisme, gangguan elektrolit, kejang, atau diabetes.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat-obatan lain, termasuk obat herbal dan suplemen.
  • Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat, efek samping yang serius,  atau overdosis setelah menggunakan formoterol.

Dosis dan Aturan Pakai Formoterol

Berikut ini adalah dosis penggunaan formoterol pada pasien dewasa dan anak-anak usia 5 tahun ke atas berdasarkan tujuan penggunaanya:

  • Tujuan: Pengobatan dan pencegahan serangan asma
    Dosisnya adalah 12 mcg, 2 kali sehari, dengan menggunakan inhaler. Dosis dapat ditingkatkan hingga 24 mcg, 2 kali sehari. Biasanya pemberiannya akan dikombinasikan dengan obat kortikosteroid inhalasi.
  • Tujuan: Pengobatan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
    Dosisnya adalah 12 mcg, 2 kali sehari, dengan menggunakan inhaler. Dosis tambahan bisa diberikan sesuai dengan kondisi pasien. Dosis maksimal 48 mcg per hari.

Cara Menggunakan Formoterol dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk pada kemasan obat sebelum mulai menggunakan formoterol. Obat ini digunakan dengan cara dihirup lewat mulut dengan inhaler. Obat ini juga tersedia dalam bentuk larutan yang akan dimasukkan ke dalam alat nebulizer.

Sebelum menggunakan formoterol inhaler, pastikan tepi isapan mulut dalam keadaan bersih dan kering, lalu kocok inhaler. Embuskan napas sebanyak-banyaknya, lalu isap formoterol secara perlahan melalui mulut.

Gunakan formoterol pada waktu yang sama tiap harinya. Jika Anda lupa menggunakannya, segera gunakan formoterol bila jeda jadwal penggunaan berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.

Simpan formoterol di dalam wadah yang tertutup rapat. Pastikan wadah tersebut disimpan pada suhu kamar dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Formoterol dengan Obat Lain

Ada beberapa efek interaksi yang mungkin terjadi jika formoterol digunakan dengan obat-obatan tertentu, di antaranya:

  • Peningkatan risiko terjadinya gangguan irama jantung jika digunakan dengan quinidine, disopyramide, antihistamin, gas halothane, atau procainamide
  • Peningkatan risiko terjadinya hipokalemia, yaitu rendahnya kadar kalium dalam darah, jika digunakan dengan teofilin, obat kortikosteroid, atau furosemide
  • Peningkatan efektivitas formoterol jika digunakan dengan dengan obat antikolinergik, seperti ipratropium atau glycopyrronium
  • Penurunan efektivitas formoterol jika digunakan dengan obat golongan penghambat beta
  • Peningkatan risiko terjadinya gangguan jantung jika digunakan dengan obat golongan MAOI, makrolid, atau antidepresan trisiklik

Efek Samping dan Bahaya Formoterol

Beberapa efek samping yang umum terjadi setelah menggunakan obat ini adalah:

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika keluhan yang disebutkan di atas tidak kunjung reda atau semakin parah. Segera hubungi dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti: