Fungsi skrotum lebih daripada sekadar kantung yang menampung testis. Skrotum berperan dalam menjaga testis dan organ reproduksi bagian dalam pria agar dapat bekerja dengan maksimal.
Skrotum merupakan organ reproduksi bagian luar pria yang terletak di bawah penis. Struktur mirip kantung ini tersusun dari jaringan kulit dan otot dengan ketebalan rata-rata sekitar 8 milimeter.
Secara anatomis, bagian luar skrotum tampak terbagi menjadi 2 bagian yang dipisahkan oleh garis yang disebut raphe skrotal. Sementara, di bagian dalam, skrotum memiliki septum internal (sekat) yang membaginya menjadi 2 ruang. Masing-masing ruang tersebut berisi satu testis, epididimis, vas deferens, dan otot kremaster.
Keberadaan skrotum sangat penting bagi sistem reproduksi pria karena berperan dalam mendukung kinerja testis. Saking pentingnya, gangguan pada fungsi skrotum dapat meningkatkan risiko kemandulan pada pria.
Fungsi Skrotum
Dalam sistem reproduksi pria, testis berfungsi sebagai tempat produksi sperma dan beberapa hormon penting, seperti testosteron. Dalam spermatogenesis (proses produksi sperma), testis memerlukan suhu yang lebih rendah daripada bagian tubuh lainnya agar dapat menghasilkan sperma yang sehat. Pada tahap inilah fungsi skrotum sangat dibutuhkan.
Skrotum tidak hanya berfungsi sebagai kantung yang menampung testis dan alat reproduksi bagian dalam, tetapi juga sebagai pengendali suhu yang memastikan testis selalu berada pada suhu ideal agar dapat menghasilkan sperma yang sehat.
Skrotum dapat menjaga suhu ideal testis berkat strukturnya yang menggantung di luar tubuh. Saat suhu tubuh meningkat, skrotum akan mengendur sehingga testis dapat menjauh dari tubuh dan menjadi lebih dingin. Sebaliknya, saat suhu testis terlalu dingin, skrotum akan mengerut sehingga testis akan lebih dekat ke tubuh dan menjadi lebih hangat.
Risiko Gangguan Kesehatan pada Skrotum
Skrotum dapat mengalami beberapa risiko gangguan kesehatan yang dapat memengaruhi fungsinya, seperti:
1. Selulitis
Selulitis adalah infeksi bakteri yang dapat terjadi pada kulit skrotum. Infeksi kulit ini dapat menyebabkan nyeri dan bengkak yang membuat Anda merasa tidak nyaman. Jika dibiarkan, selulitis dapat menyebabkan komplikasi yang lebih berbahaya, seperti abses, fasciitis nekrotikans, dan sepsis.
2. Hernia inguinalis
Hernia inguinalis merupakan kondisi yang terjadi ketika jaringan perut masuk ke dalam skrotum melalui celah dinding perut. Kondisi ini dapat mengganggu fungsi skrotum dalam mengatur posisi dan suhu testis karena jaringan perut yang memenuhi rongga skrotum. Hernia inguinalis umumnya terjadi akibat dinding perut yang lemah atau terbuka akibat cacat lahir.
3. Varikokel
Varikokel adalah kelainan yang menyebabkan pembuluh darah vena di skrotum membesar. Meskipun bukan gangguan langsung pada struktur skrotum, varikokel dapat mengganggu fungsi skrotum dalam mengatur suhu testis.
Pelebaran pembuluh darah vena dapat menyebabkan penumpukan panas di sekitar testis dan rongga skrotum karena aliran darah yang tidak lancar. Pada akhirnya, skrotum akan kesulitan dalam mendinginkan testis. Dalam kasus yang parah, varikokel dapat menyebabkan kemandulan pada pria.
Para ahli belum mengetahui penyebab terjadinya varikokel. Meski demikian, kondisi ini dapat diatasi dengan beberapa cara sesuai dengan tingkat keparahannya, misalnya dengan perubahan gaya hidup dan operasi.
4. Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi atau peradangan yang terjadi pada epididimis atau saluran di belakang testis yang berfungsi untuk membawa sperma. Kondisi ini dapat menyebabkan kemerahan, pembengkakan, dan nyeri pada satu sisi skrotum.
Epididimitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti E. Coli dan infeksi menular seksual, seperti klamidia dan gonore. Jika tidak segera ditangani, epididimitis dapat mengganggu fungsi skrotum dalam mengatur posisi dan suhu testis karena pembengkakan yang terjadi.
Selain beberapa hal di atas, beberapa kondisi medis lain, seperti hidrokel, hematokel, kriptorkismus, orkitis, dan torsio testis, juga dapat memengaruhi fungsi skrotum dalam mengatur posisi dan suhu testis.
Cara Menjaga Kesehatan Skrotum
Guna mencegah terjadinya gangguan pada fungsi skrotum, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatannya, yaitu:
- Mandi secara teratur dan bersihkan seluruh area kulit kelamin untuk mencegah terjadinya infeksi.
- Lakukan pemeriksaan testis secara mandiri setiap bulan untuk memeriksa apakah ada benjolan dan nyeri.
- Pastikan area genital tetap kering untuk mencegah perkembangbiakan jamur.
- Hindari penggunaan pakaian dan celana ketat sehingga skrotum dapat menggantung secara alami dan membantu menjaga suhu testis tetap rendah.
- Hindari mencukur bulu di area skrotum karena dapat menyebabkan luka dan infeksi. Sebagai gantinya, Anda bisa memotong bulu di area ini untuk merapikannya.
Mengingat fungsi skrotum yang sangat penting dalam proses produksi sperma, menjaga kesehatan skrotum menjadi hal yang sangat penting.
Jika Anda menemukan gejala, seperti nyeri, bengkak, ruam, atau luka pada skrotum, sebaiknya segera konsultasikan hal tersebut dengan dokter. Anda bisa berkonsultasi secara online melalui layanan Chat Bersama Dokter untuk mendapatkan saran penangan yang sesuai.