Gabapentin adalah obat untuk meredakan kejang pada penderita epilepsi. Selain untuk meredakan kejang, gabapentin juga digunakan untuk meredakan nyeri saraf yang muncul setelah mengalami herpes.

Gabapentin termasuk dalam jenis obat antikonvulsan atau antikejang. Obat ini bekerja dengan cara memengaruhi aktivitas saraf dan zat kimia di otak yang berperan dalam timbulnya kejang dan nyeri. Perlu diketahui bahwa gabapentin tidak menyembuhkan epilepsi, tetapi dapat membantu mengontrol kejang selama digunakan secara rutin.

Gapabentin - Alodokter

Pada beberapa kasus, penggunaan gabapentin untuk mengatasi nyeri punggung bawah dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya gangguan kognitif ringan dan demensia, terutama pada orang dewasa yang belum berusia lanjut. Meski demikian, hal ini belum sepenuhnya terbukti dan masih memerlukan penelitian lebih lanjut mengenai kaitan penggunaan gabapentin dengan penurunan fungsi kognitif.

Merek dagang gabapentin: Alpentin, Epiven, Gabapentin, Gabasant, Gabesco, Galepsi, Ganin, Nepatic, Neurontin, Neurosantin, Opipentin, Simtin, Sipentin, Tineuron

Apa Itu Gabapentin

Golongan Obat resep
Kategori Antikonvulsan dan pereda nyeri neuropati
Manfaat Meredakan kejang dan nyeri neuropati, termasuk akibat herpes
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak usia 6 tahun
Gabapentin untuk ibu hamil  Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Gabapentin untuk ibu menyusui Gabapentin bisa dikonsumsi oleh ibu menyusui selama digunakan sesuai dengan anjuran dokter.
Bentuk obat Kapsul

Peringatan sebelum Menggunakan Gabapentin

Gabapentin hanya bisa dibeli dengan resep dokter. Sebelum mengonsumsi obat ini, perhatikanlah beberapa hal berikut:

  • Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki. Gabapentin tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap obat ini atau obat antikonvulsan lainnya.
  • Sampaikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit ginjal, gangguan mental, diabetes, gangguan pernapasan, serta penyalahgunaan alkohol dan NAPZA.
  • Diskusikan dengan dokter mengenai pemakaian obat ini jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
  • Informasikan kepada dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
  • Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi gabapentin. Obat ini dapat menyebabkan pusing dan kantuk.
  • Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi gabapentin. 

Dosis dan Aturan Pakai Gabapentin

Penentuan dosis gabapentin tergantung pada kondisi yang diderita pasien. Berikut adalah dosis umum penggunaan gabapentin berdasarkan kondisi yang ingin diatasi:

Kondisi: Kejang akibat epilepsi

  • Dewasa: 300 mg 1 kali sehari pada hari pertama, 300 mg 2 kali sehari pada hari kedua, dan 300 mg 3 kali sehari pada hari ketiga. Dosis dapat ditingkatkan 300 mg tiap 2–3 hari, tergantung respons pasien terhadap obat.
  • Anak usia ≥6 tahun: Dosis awal yang diberikan adalah 10–15 mg/kgBB. Dosis maksimal 50 mg/kgBB. 

Kondisi: Nyeri saraf (neuropathic pain)

  • Dewasa: 300 mg 1 kali sehari pada hari pertama, 300 mg 2 kali sehari pada hari kedua, dan 300 mg 3 kali sehari pada hari ketiga. Dosis dapat ditingkatkan 300 mg tiap 2–3 hari, tergantung respons pasien. Dosis maksimal 3.600 mg per hari.

Kondisi: Nyeri saraf setelah herpes

  • Dewasa: Dosis awal 600 mg 1 kali sehari, diminum pada pagi hari selama 3 hari, kemudian dosis ditingkatkan menjadi 600 mg 2 kali sehari.

Kondisi: Sindrom kaki gelisah

  • Dewasa: 600 mg 1 kali sehari, diminum sekitar pukul 5 sore.

Cara Menggunakan Gabapentin dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan bacalah informasi yang tertera pada label kemasan obat sebelum mengonsumsi gabapentin. Jangan mengurangi atau menambah dosis tanpa persetujuan dokter.

Agar mendapat hasil pengobatan yang maksimal, perhatikan panduan penggunaan gabapentin berikut ini:

  • Konsumsilah gabapentin sebelum atau sesudah makan. Telan kapsul secara utuh dengan air putih, tanpa dibelah, dikunyah, atau dihancurkan terlebih dahulu.
  • Minumlah gabapentin pada waktu yang sama setiap harinya. Jika Anda mengonsumsinya 3 kali sehari, pastikan jarak dosis tidak lebih dari 12 jam.
  • Jika Anda juga mengonsumsi antasida yang mengandung aluminium atau magnesium, beri jeda minimal 2 jam sebelum atau sesudah mengonsumsi gabapentin.
  • Jangan berhenti menggunakan gabapentin secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena dapat memperburuk kondisi.
  • Bila Anda lupa mengonsumsi gabapentin, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila waktu minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
  • Simpan gabapentin di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Gabapentin dengan Obat Lain

Interaksi yang dapat terjadi jika gabapentin digunakan bersama obat-obat lain adalah:

  • Peningkatan risiko terjadinya depresi sistem saraf pusat (seperti rasa kantuk berat dan gangguan pernapasan) jika digunakan bersama opioid, seperti morfin
  • Penurunan efektivitas gabapentin jika digunakan bersama antasida yang mengandung aluminium atau magnesium
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping gabapentin digunakan dengan cimetidine

Untuk mencegah terjadinya efek interaksi obat, diskusikan dengan dokter jika Anda berencana menggunakan gabapentin bersama obat, suplemen, atau produk herbal apa pun.

Efek Samping dan Bahaya Gabapentin

Beberapa efek samping yang umum terjadi setelah mengonsumsi gabapentin adalah:

  • Rasa kantuk
  • Pusing 
  • Sakit kepala
  • Tubuh mudah lelah
  • Mual atau muntah
  • Diare 
  • Konstipasi 
  • Gangguan pergerakan mata
  • Penglihatan buram
  • Tremor

Konsultasikan dengan dokter melalui chat jika muncul efek samping di atas, apalagi bila tidak kunjung membaik. Dokter akan memberikan saran dan pengobatan untuk mengatasi keluhan tersebut. 

Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti depresi, keinginan untuk mencelakakan diri sendiri atau orang lain, dan napas pendek.