Gejala amandel pada anak sering kali mirip dengan sakit tenggorokan biasa, sehingga mudah terlewatkan oleh orang tua. Oleh karena itu, penting sekali mengenali ciri-ciri amandel sejak dini supaya buah hati bisa diobati dengan tepat.
Tonsil atau amandel adalah bagian dari pertahanan tubuh yang terletak di tenggorokan dan berfungsi menangkal kuman yang masuk lewat mulut. Namun, amandel bisa meradang akibat infeksi, terutama pada anak-anak yang daya tahan tubuhnya masih berkembang. Kondisi ini disebut tonsilitis atau radang amandel dan dapat mengganggu kenyamanan, aktivitas, serta nafsu makan anak.
Pada anak, gejala amandel terkadang cukup sulit dilihat secara kasat mata. Terlebih, jika usianya masih kecil dan anak belum bisa mengungkapkan rasa tidak nyaman. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenali gejala amandel pada anak agar penanganan yang tepat bisa segera diberikan.
Gejala Amandel pada Anak yang Perlu Diperhatikan
Berikut beberapa gejala amandel pada anak yang sebaiknya diwaspadai:
1. Sakit tenggorokan saat menelan
Anak sering kali mengeluh merasa sakit atau perih pada tenggorokannya, terutama saat menelan makanan maupun minuman. Rasa sakit ini juga bisa muncul saat menelan ludah.
Pada kasus yang lebih berat, anak bahkan bisa menolak makan atau minum karena tenggorokan terasa sangat tidak nyaman. Jika anak sudah bisa bicara, ia mungkin akan menyebutkan bahwa tenggorokannya terasa "gatal", "perih", atau "panas", dan keluhan terkadang disertai suara serak ketika berbicara.
2. Demam
Demam adalah salah satu tanda utama radang amandel pada anak. Suhu tubuh biasanya meningkat, mulai dari demam ringan hingga tinggi. Demam ini bisa muncul secara tiba-tiba, terutama jika infeksi disebabkan oleh bakteri atau virus.
Selain demam, anak juga bisa tampak lemas, lebih rewel, kurang aktif, dan keringat dingin. Pada sebagian anak, demam juga dapat disertai menggigil atau tubuh terasa pegal.
3. Pembengkakan atau kemerahan amandel
Jika Anda melihat ke bagian belakang mulut anak dengan bantuan senter, amandel yang membesar atau bengkak mungkin akan terlihat lebih merah dari biasanya. Pada beberapa kasus, permukaan amandel juga bisa tampak terdapat bercak putih, kuning, atau bahkan bernanah.
Pembengkakan ini bisa menyebabkan rasa penuh atau mengganjal di tenggorokan, sehingga anak menjadi lebih sulit menelan dan kadang membuat suara anak berubah.
4. Nafsu makan menurun
Karena rasa perih atau tidak nyaman di tenggorokan, anak cenderung menolak makan atau minum. Kadang, bahkan makanan atau minuman favoritnya pun akan ditolak. Bila anak sudah lebih besar, ia mungkin berkata tidak ingin makan karena tenggorokan terasa sakit atau sulit untuk menelan.
Gejala amandel pada anak ini patut diwaspadai ya. Terutama jika anak mulai tampak lemas, berat badan menurun, atau menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, seperti bibir kering dan jarang buang air kecil.
5. Bau mulut
Infeksi pada amandel dapat menyebabkan bau mulut yang berbeda dari biasanya, meski anak rajin menyikat gigi atau tidak ada masalah gigi berlubang. Bau mulut ini disebabkan oleh kuman dan sisa-sisa makanan yang terjebak di sekitar amandel yang meradang, serta adanya nanah atau lendir.
Jika bau mulut berlangsung terus-menerus dan tidak membaik dengan sikat gigi rutin, bisa jadi ini pertanda amandel sedang mengalami infeksi.
6. Suara berubah
Pembengkakan amandel bisa mengubah suara anak menjadi serak, bindeng, atau terdengar lebih "berat" dan tidak jelas. Kondisi ini terjadi karena aliran udara dari mulut dan tenggorokan jadi terhambat pembengkakan amandel.
Pada sebagian anak, suara ini cukup kentara sehingga orang tua bisa mengenali perbedaannya. Jika suara anak berubah dan berlangsung beberapa hari, apalagi disertai gejala lain, sebaiknya jangan tunda untuk memeriksakan anak ya.
7. Sering mengorok saat tidur
Gejala amandel pada anak yang cukup khas adalah anak jadi sering mengorok atau mendengkur saat tidur. Hal ini terjadi karena saluran pernapasan bagian atas, terutama tenggorokan, menjadi lebih sempit akibat amandel yang membesar.
Selain mengorok, napas anak mungkin terdengar berat atau seperti terhalang. Jika anak mengalami gangguan tidur, sering terbangun, atau tampak kesulitan bernapas saat tidur, maka Bunda perlu waspada ya karena mungkin ini adalah gejala peradangan amandel.
8. Batuk
Batuk bisa menyertai radang amandel, baik batuk kering maupun berdahak, akibat peradangan dan infeksi di tenggorokan. Meski tidak selalu muncul, batuk yang terjadi terus-menerus dapat menambah rasa tidak nyaman pada anak.
9. Pembesaran dan nyeri kelenjar getah bening
Radang amandel dapat menyebabkan kelenjar getah bening di leher atau di bawah rahang anak menjadi bengkak. Terkadang, radang amandel juga bisa membuat kelenjar getah bening yang membesar dan meradang ini terasa nyeri saat disentuh. Kondisi ini terjadi karena tubuh berusaha melawan infeksi yang terjadi pada amandel.
10. Nyeri telinga
Anak dengan radang amandel bisa mengeluh nyeri di telinga. Perlu diketahui, nyeri ini sering kali merupakan nyeri alih dari tenggorokan, karena saraf tenggorokan dan telinga saling terhubung.
Meski demikian, sakit telinga juga bisa disebabkan infeksi telinga yang terjadi bersamaan, sehingga penting untuk memeriksa lebih lanjut apabila anak mengalami keluhan ini, terutama jika diserta gejala lain, seperti keluar cairan dari telinga dan telinga berbau.
Tips Membantu Anak yang Mengalami Gejala Amandel
Mengamati perubahan perilaku, pola makan, dan suara anak sangat penting untuk deteksi dini masalah amandel. Oleh karena itu, Bunda bisa memantau kondisi buah hati sembari melakukan beberapa tips ini guna membantu proses pemulihan dan membuat anak lebih nyaman.
Berikut beberapa langkah yang dapat Anda lakukan:
- Berikan anak cukup minum agar tidak dehidrasi
- Berikan minuman hangat, seperti sup bening atau air madu untuk anak di atas 1 tahun guna membantu menenangkan tenggorokan.
- Berikan makanan bertekstur lembut, seperti bubur, sup, kentang yang dihaluskan, atau yoghurt agar anak tetap mendapat asupan nutrisi.
- Ajari anak berkumur dengan air hangat atau tetap menyikat gigi secara rutin dua kali sehari.
- Pastikan anak beristirahat cukup dan kurangi aktivitas fisik.
- Jauhkan anak dari paparan asap rokok, debu, dan polusi udara.
- Jangan paksakan anak untuk makan atau minum dalam jumlah besar.
- Pantau dan catat semua perubahan atau keluhan yang dialami anak.
- Berikan obat pereda nyeri dan penurun demam, seperti paracetamol, sesuai anjuran dokter atau petunjuk pemakaian pada kemasan obat.
Segera bawa anak ke dokter jika gejala amandel disertai sesak napas, sulit menelan sampai tidak bisa makan atau minum sama sekali, air liur terus menetes, demam tinggi, anak tampak sangat lemas, dehidrasi, atau penurunan kesadaran.
Kondisi di atas bisa menandakan infeksi sudah parah atau menimbulkan komplikasi, sehingga perlu pemeriksaan dokter secepatnya. Namun, bila Anda ragu apakah gejala anak termasuk radang amandel atau sakit tenggorokan biasa, atau jika keluhan tidak membaik dalam 2–3 hari.
Mengenali gejala amandel pada anak sangat penting agar orang tua bisa memberikan perawatan yang tepat dan mencegah komplikasi. Jika Si Kecil menunjukkan salah satu atau beberapa gejala amandel pada anak di atas, Bunda bisa memantau kondisinya sambil memberikan perawatan di rumah.
Namun, apabila gejala amandel pada anak yang dialami Si Kecil semakin berat atau tidak kunjung membaik, Bunda bisa konsultasi ke dokter langsung dengan fitur Chat Bersama Dokter.
