Anemia pada ibu hamil adalah kondisi yang sering terjadi dan perlu diwaspadai karena bisa memengaruhi kesehatan ibu serta perkembangan janin. Dengan mengenali gejala sejak dini dan mengetahui cara mengatasinya sangat penting untuk menjaga kehamilan tetap sehat dan aman.

Anemia pada ibu hamil yang tidak ditangani dengan benar dapat meningkatkan risiko komplikasi serius, seperti persalinan prematur dan bayi lahir dengan berat badan rendah. Pada ibu sendiri, kondisi ini juga dapat memicu depresi pasca persalinan hingga meningkatkan risiko kematian.

Anemia pada Ibu Hamil, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya - Alodokter

Gejala Anemia pada Ibu Hamil

Ibu hamil memerlukan lebih banyak sel darah untuk mendukung perkembangan janin. Anemia pada ibu hamil terjadi ketika kebutuhan ini tidak tercukupi, sehingga pasokan oksigen ke jaringan tubuh dan janin menjadi terbatas.

Perlu dicermati bahwa gejala anemia pada ibu hamil kadang mirip dengan gejala kehamilan pada umumnya. Bahkan, anemia ringan sering tidak menimbulkan gejala yang jelas.

Jika anemia semakin parah, ibu hamil dapat mengalami:

  • Cepat lelah dan merasa lemah
  • Kulit tampak pucat
  • Denyut jantung tidak teratur
  • Sesak napas
  • Nyeri dada atau sakit kepala

Selain itu, ada pula gejala yang lebih jarang, seperti:

  • Gatal-gatal
  • Perubahan pada indera perasa
  • Rambut rontok
  • Telinga berdenging
  • Sariawan di sudut mulut

Untuk memastikan diagnosis anemia pada ibu hamil, diperlukan pemeriksaan darah. Kondisi ini biasanya ditegakkan bila kadar hemoglobin (Hb) rendah. Pemeriksaan darah umumnya dilakukan pada kunjungan pertama kehamilan, lalu diulang setidaknya sekali lagi selama masa kehamilan.

Cara Mengatasi Anemia pada Ibu Hamil

Ibu hamil memerlukan sekitar 27 miligram zat besi per hari. Untuk membantu mengatasi anemia, beberapa langkah yang dapat dilakukan, antara lain:

1. Mengonsumsi suplemen zat besi

Suplemen zat besi yang umum diresepkan adalah ferrous sulphate, biasanya diminum 2–3 kali per hari. Namun, sebagian ibu hamil bisa mengalami efek samping, seperti sakit perut, diare atau konstipasi, nyeri ulu hati, mual, hingga tinja berwarna gelap. 

Jika muncul efek samping tersebut, sebaiknya konsultasikan kembali ke dokter.

2. Menambah asupan makanan kaya zat besi

Selain suplemen, anemia juga dapat ditangani dengan pola makan yang sehat dan seimbang. Konsumsilah minimal tiga porsi makanan yang kaya zat besi setiap hari. Beberapa contoh makanan yang tinggi zat besi antara lain:

3. Memenuhi kebutuhan vitamin C

Vitamin C membantu tubuh menyerap zat besi dengan lebih baik. Sumber vitamin C bisa diperoleh dari jeruk, stroberi, kiwi, tomat, dan blueberry. Kombinasikan makanan tinggi zat besi dengan buah atau sayuran tinggi vitamin C agar penyerapan zat besi lebih optimal.

Jangan anggap remeh anemia pada ibu hamil, karena kondisi ini dapat mengganggu perkembangan janin sekaligus kesehatan ibu secara keseluruhan. Jika Anda mengalami gejala anemia seperti yang disebutkan di atas, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter, ya. 

Konsultasi dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja serta cepat dan praktis melalui Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER. Dengan begitu, dokter dapat memberikan penanganan sesuai kondisi dan menyarankan pemeriksaan kadar zat besi dalam darah di klinik atau rumah sakit terdekat.