Rasa ASI sebenarnya dapat berubah seiring waktu, dan hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari makanan yang Busui konsumsi hingga kondisi kesehatan tertentu. Memahami perubahan rasa ASI dapat membantu Busui memastikan si Kecil tetap nyaman menyusu dan mendapatkan nutrisi terbaik.
Umumnya, ASI memiliki rasa manis yang lembut seperti susu almond berkat kandungan laktosa, sementara teksturnya terasa creamy karena diperkaya lemak alami.

Namun, seiring waktu, rasa ASI dapat mengalami sedikit perubahan tergantung pada pola makan dan kondisi tubuh Busui. Perubahan ini biasanya normal dan tidak memengaruhi kualitas nutrisi untuk si Kecil.
Inilah Berbagai Hal yang dapat Memengaruhi Rasa ASI
Selain manis dan creamy, rasa ASI juga dapat dipengaruhi oleh makanan yang Busui konsumsi sehari-hari, terutama makanan yang aromanya kuat. Ketika Busui rutin mengonsumsi makanan sehat, seperti buah-buahan, sayuran, atau rempah tertentu, Si Kecil pun bisa ikut mengenal variasi rasa sejak dini.
Kebiasaan ini bahkan dapat membantu bayi lebih mudah menerima MPASI yang sehat karena sudah terbiasa dengan cita rasa tersebut.
Meski begitu, rasa ASI bisa berubah karena beberapa faktor. Perubahan ini kadang membuat bayi menyusu lebih sedikit atau enggan menyusu. Faktor-faktornya meliputi:
1. Hormon
Perubahan kadar hormon, misalnya menjelang menstruasi atau ketika hamil lagi saat menyusui, dapat memengaruhi rasa ASI. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya dan ASI tetap aman diberikan selama Busui sehat dan tidak sedang mengalami kehamilan berisiko tinggi.
2. Olahraga
Olahraga saat menyusui tetap dianjurkan, tetapi olahraga yang terlalu intens bisa membuat rasa ASI berubah. Penumpukan asam laktat dan keringat di area payudara dapat menyebabkan ASI terasa sedikit asam atau asin bila Busui menyusui terlalu dekat dengan waktu berolahraga.
Untuk mengurangi risikonya, pilih olahraga intensitas ringan–sedang dan bersihkan area payudara sebelum menyusui atau memerah ASI.
3. Rokok dan minuman beralkohol
Merokok dapat mengubah rasa serta aroma ASI menjadi mirip bau rokok, sementara minuman beralkohol juga dapat memengaruhi rasa ASI untuk beberapa jam. Sebaiknya Busui menghindari rokok dan minuman beralkohol selama menyusui, atau menunggu minimal 2 jam setelah paparan sebelum menyusui bayi.
4. Obat-obatan
Sebagian besar obat yang diresepkan dokter aman dikonsumsi selama menyusui. Namun, beberapa antibiotik, seperti metronidazole dapat membuat rasa ASI terasa pahit sehingga bayi mungkin lebih rewel atau menolak menyusu.
5. Infeksi payudara
Mastitis dapat menyebabkan rasa ASI menjadi lebih asin atau tajam. Meskipun demikian, Busui tetap dapat menyusui dari payudara yang sehat. Jika mastitis disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik untuk mengatasinya.
6. ASI yang dibekukan
ASI yang disimpan di freezer bisa mengalami perubahan aroma dan rasa ketika dicairkan, biasanya menjadi sedikit asam, seperti sabun. Ini terjadi karena peningkatan aktivitas enzim lipase saat proses pembekuan.
Kondisi ini normal, meski Busui bisa meminimalkan perubahannya dengan memerah, menyimpan, dan mencairkan ASI sesuai prosedur penyimpanan ASI yang benar.
7. Produk perawatan kulit
Losion, parfum, sabun, minyak, atau salep yang digunakan di area payudara dapat memengaruhi aroma dan rasa ASI jika bayi menyusu langsung. Oleh karena itu, pastikan area puting dibersihkan terlebih dahulu sebelum menyusui.
Itulah berbagai faktor yang dapat memengaruhi rasa ASI. Sebagian besar kondisi di atas masih tergolong aman dan biasanya tidak mengganggu proses menyusui. Namun, jika Si Kecil sampai benar-benar menolak menyusu atau Busui mengalami keluhan yang mengganggu, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter.
Konsultasi dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja serta cepat dan praktis melalui Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER.