Perubahan sistem imun selama masa kehamilan bisa membuat tubuh Bumil rentan terserang infeksi. Nah, penting bagi Bumil untuk mengetahui infeksi pada kehamilan yang sering terjadi dan cara mengurangi risiko terjadinya agar Bumil dan janin tetap sehat.

Sebenarnya, tubuh sudah punya antibodi yang dapat memerangi infeksi virus atau bakteri tertentu. Imunisasi yang mungkin sudah Bumil dapatkan sebelum hamil juga berperan dalam memberi kekebalan terhadap berbagai infeksi.

Hati-Hati, Infeksi Kehamilan Ini Dapat Membahayakan Janin - Alodokter

Sayangnya, perubahan hormon dan fungsi sistem kekebalan tubuh pada masa kehamilan bisa membuat ibu hamil lebih mudah sakit, termasuk sakit yang disebabkan oleh infeksi. Pada sebagian ibu hamil, infeksi ringan pun bisa menyebabkan penyakit yang bisa berakibat buruk bagi kehamilan dan janin.

Infeksi yang Dapat Membahayakan Janin

Beberapa infeksi dapat ditularkan ibu hamil ke bayinya melalui plasenta atau saat proses persalinan. Tanpa penanganan yang tepat, infeksi pada kehamilan bisa menyebabkan komplikasi, seperti persalinan prematur, keguguran, atau bayi cacat lahir.

Yuk, Bumil, kenali beberapa infeksi pada kehamilan yang patut diwaspadai ini:

1. Cacar air

Ibu hamil yang sebelumnya belum pernah mengalami cacar air dan bersinggungan dengan penderita penyakit ini berisiko lebih tinggi mengalami cacar air saat hamil.

Gejala utama yang timbul adalah bercak-bercak merah di seluruh tubuh yang kemudian berisi cairan dan bisa pecah. Gejala ini bisa diikuti dengan demam, nyeri otot, dan penurunan nafsu makan.

Jika kondisi ini tidak segera diatasi, bisa terjadi komplikasi, seperti pneumonia, ensefalitis, dan hepatitis, yang dapat membahayakan keselamatan ibu dan bayi dalam kandungan.

2. Streptococcus grup B

Infeksi selama masa kehamilan yang sering tidak disadari atau dianggap enteng adalah infeksi Streptococcus grup B. Ibu hamil yang terkena infeksi bakteri ini bisa menulari bayinya saat proses persalinan, dan efeknya sangat berbahaya, lho.

Penularan infeksi bakteri ini kepada bayi akan semakin berisiko jika Bumil mengalami sejumlah kondisi, seperti ketuban pecah dini, ari-ari atau plasenta terinfeksi, pernah mengalami kondisi serupa di kehamilan sebelumnya, atau demam saat persalinan.

Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan memastikan kondisi kesehatan Bumil sebelum memasuki fase persalinan. Beberapa gejala yang bisa terjadi saat bayi baru lahir terinfeksi bakteri ini adalah demam, masalah pernapasan, kulit kebiruan, atau kejang.

3. CMV (cytomegalovirus)

Infeksi yang lebih sering dialami anak-anak ini dapat menyebabkan gangguan pada janin jika dialami oleh ibu hamil, apalagi jika Bumil baru kali pertama mengalami penyakit infeksi ini.

CMV yang masih berada dalam satu kelompok dengan virus herpes ini dapat menyebabkan luka yang disertai dengan cacar air. Infeksi CMV yang dialami Bumil dapat menyebabkan bayi yang dilahirkannya kelak berisiko mengalami epilepsi, gangguan pendengaran, kebutaan, hingga kesulitan belajar.

4. Hepatitis B

Banyak orang yang sedang terinfeksi hepatitis B tapi tidak merasakan gejala apa pun, tidak terkecuali jika dialami oleh Bumil. Oleh karena itu, ibu hamil disarankan untuk menjalani tes hepatitis untuk mengetahui apakah sedang terinfeksi atau tidak. Sebab, kondisi ini dapat menular ke janin.

Jika tertular dan tidak ditangani, bayi dapat mengalami penyakit hati dengan kondisi yang berat yang akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu, jika bayi lahir dari Ibu yang menderita hepatitis B, ia wajib mendapatkan vaksin hepatitis B dalam waktu 24 jam dan terapi imun setelah melahirkan.

5. Hepatitis C

Sama halnya dengan hepatitis B, ibu hamil yang mengalami hepatitis C juga sering tidak merasakan gejala apa pun. Penyakit yang penyebaran utamanya terjadi melalui darah ini dapat membahayakan organ hati. Jika ibu hamil menderita hepatitis C, ada kemungkinan penyakit ini akan diderita juga oleh janinnya, meski tidak sebesar peluang hepatitis B.

Bayi yang baru lahir dengan hepatitis biasanya memiliki berat badan lahir rendah dan memerlukan perawatan intensif neonatal.

6. Herpes genital

Ibu hamil yang mengalami herpes genital atau herpes simplex mungkin perlu menjalani operasi caesar untuk mengurangi risiko menularnya penyakit ini ke bayi saat persalinan.

Herpes genital dapat menular melalui hubungan seksual dengan pasangan yang lebih dulu terinfeksi. Gejala awalnya berupa lepuh atau luka yang nyeri pada alat kelamin.

7. Rubella

Rubella atau campak Jerman adalah salah satu dari infeksi yang paling membahayakan janin. Rubella sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi MMR. Sayangnya, vaksin ini tidak dapat diberikan pada ibu hamil. Oleh karena itu, Bumil disarankan untuk menjalani vaksinasi MMR sebelum hamil.

Ibu hamil yang menderita rubella pada 4 bulan awal kehamilannya berisiko mengalami keguguran atau kecacatan janin. Biasanya, gejalanya meliputi ruam berbintik merah atau merah muda.

Selain beberapa infeksi di atas, chorioamnionitis dan toksoplasmosis juga termasuk infeksi kehamilan yang dapat membahayakan kehamilan. Toksoplasmosis ditularkan melalui tinja kucing, jadi Bumil perlu lebih berhati-hati jika memiliki hewan peliharaan.

Cara Mengurangi Risiko Infeksi pada Ibu Hamil

Untuk mencegah terkena infeksi, Bumil sebaiknya menjaga jarak dengan orang yang sedang sakit. Sayangnya, tidak semua penyakit tersebut menimbulkan gejala. Sering kali seseorang tidak mengetahui bahwa dirinya sedang menderita infeksi tertentu.

Oleh karena itu, penting juga bagi Bumil untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum dan selama kehamilan. Selain itu, Bumil juga dapat mengikuti beberapa panduan di bawah ini:

  • Hindari kontak dengan hewan peliharaan selama hamil, terutama jika hewan sedang sakit. Mintalah bantuan orang lain untuk mengurus keperluannya, seperti membersihkan tinja dan kandang.
  • Kenakan sarung tangan jika Bumil sering berkebun atau bercocok tanam.
  • Pastikan untuk mencuci sayuran dan buah yang akan dikonsumsi.
  • Pastikan telur, ikan, dan daging dimasak hingga matang sebelum dikonsumsi.
  • Cuci tangan secara teratur dengan air hangat dan sabun, terutama setelah mengganti popok anak.
  • Hindari mencium bibir anak kecil.
  • Hindari berbagi pakai alat makan maupun minum dengan anak-anak.
  • Pastikan Bumil telah mendapatkan vaksin yang dibutuhkan selama hamil.
  • Lakukan konseling prakonsepsi untuk mempersiapkan kehamilan yang akan datang untuk mengurangi risiko terjadinya gangguan selama kehamilan.

Meski infeksi-infeksi di atas membahayakan, Bumil tidak perlu khawatir berlebihan. Upayakan untuk mendapat imunisasi lengkap dan mengikuti pola hidup sehat yang disarankan dokter, ya.

Jika merasa tidak enak badan atau khawatir terserang infeksi tertentu, Bumil bisa memeriksakan diri ke dokter agar bisa segera mendapatkan penanganan.