Hevapir adalah antivirus untuk mengatasi hepatitis B kronis. Hevapir bisa menurunkan risiko terjadinya komplikasi berupa gagal hati, sirosis, atau kanker hati, akibat hepatitis B kronis. Antivirus ini berbahan aktif entecavir, yang bisa diperoleh dengan resep dokter. 

Entecavir bekerja dengan cara menekan pertumbuhan virus hepatitis B di dalam tubuh sehingga jumlah virus ini berkurang. Berbekal cara kerja ini, Hevapir bermanfaat untuk mengurangi peradangan di hati dan mencegah terjadinya kerusakan hati yang parah.

Hevapir

Pengobatan hepatitis B kronis menggunakan Hevapir biasanya diberikan dalam jangka panjang agar infeksi tetap terkontrol dan risiko komplikasi penyakit hati bisa diminimalkan. 

Apa Itu Hevapir

Bahan aktif  0,5 mg entecavir
Golongan Obat resep
Kategori Antivirus 
Manfaat Menangani hepatitis B kronis
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak
Hevapir untuk ibu hamil  Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Hevapir untuk ibu menyusui Bicarakan dengan dokter mengenai alternatif obat yang lebih aman digunakan untuk penderita hepatitis B selama masa menyusui, terutama jika bayi lahir prematur atau usianya belum genap 1 bulan.
Bentuk obat Tablet dispersible

Peringatan sebelum Menggunakan Hevapir

Hevapir perlu dikonsumsi secara rutin sesuai arahan dokter. Penting bagi Anda untuk memperhatikan hal-hal berikut sebelum menjalani pengobatan dengan Hevapir:

  • Informasikan kepada dokter mengenai riwayat alergi yang dimiliki. Hevapir tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap entecavir.
  • Beri tahu dokter jika Anda menderita HIV/AIDS dan belum pernah mendapatkan pengobatan sebelumnya. Hevapir tidak boleh digunakan oleh individu dengan kondisi tersebut karena bisa menurunkan efektivitas pengobatan HIV/AIDS.
  • Sampaikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit ginjal, dan penyakit liver yang lain maupun kondisi yang bisa menyebabkan masalah kesehatan tersebut, seperti obesitas. Beri tahu dokter juga bila Anda pernah menjalani transplantasi hati.
  • Bicarakan dengan dokter perihal penggunaan Hevapir bila Anda juga menggunakan obat tertentu, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya interaksi antarobat.
  • Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau sedang menyusui.
  • Hindari konsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan hepatitis B dengan Hevapir. Hal ini untuk mencegah timbulnya efek samping berupa pusing berat dan kerusakan hati yang lebih parah.
  • Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan jika timbul pusing setelah minum Hevapir. Pastikan Anda benar-benar prima sebelum berkegiatan kembali.
  • Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan Hevapir.

Dosis dan Aturan Pakai Hevapir

Dosis Hevapir yang diberikan oleh dokter tergantung pada kondisi serta respons pasien terhadap pengobatan. Secara umum, berikut adalah dosis umum penggunaan Hevapir untuk hepatitis B kronis:

  • Dewasa: 0,5 mg, 1 kali sehari. Bagi pasien yang juga menderita sirosis atau gagal hati, dosis Hevapir adalah 1 mg, 1 kali sehari.
  • Anak-anak: dosis akan ditentukan oleh dokter sesuai berat badan anak.

Cara Menggunakan Hevapir dengan Benar

Gunakan Hevapir sesuai anjuran dokter dan petunjuk yang tertera pada kemasan produk. Jangan mengurangi atau menambah dosis tanpa persetujuan dokter.

Agar efek pengobatan optimal, ikutilah panduan penggunaan Hevapir yang benar berikut ini:

  • Minumlah Hecapir saat perut kosong, yaitu 2 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan. 
  • Larutkan tablet dispersible dalam satu sendok air putih terlebih dahulu, lalu segera habiskan.
  • Jika Anda lupa mengonsumsi Hevapir, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila waktu konsumsi obat berikutnya sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
  • Jangan berhenti menggunakan Hevapir meski keluhan sudah membaik sebelum itu. Menghentikan pengobatan lebih awal bisa menyebabkan infeksi kambuh dan makin sulit diobati.
  • Lakukan kontrol sesuai dengan jadwal yang diberikan dokter agar kondisi dan respons terapi terpantau. Anda mungkin akan diminta untuk menjalani pemeriksaan fungsi hati selama menjalani pengobatan dengan Hevapir.
  • Tetaplah memakai kondom ketika berhubungan seksual dan jangan berbagi penggunaan pisau cukur, gunting kuku, atau sikat gigi. Hal ini karena Hevapir tidak dapat mencegah penularan virus hepatitis B.
  • Simpan Hevapir di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari secara langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak. 
  • Jangan mengonsumsi Hevapir yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa.

Interaksi Hevapir dengan Obat Lain

Penggunaan Hevapir bersama obat lain dapat menimbulkan interaksi obat. Efek interaksi yang bisa terjadi meliputi: 

  • Peningkatan risiko terjadinya gangguan fungsi ginjal dan efek samping Hevapir jika digunakan bersama cisplatin, lithium, atau ibuprofen
  • Penurunan efektivitas Hevapir jika digunakan dengan orlistat
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari salah satu atau kedua obat jika Hevapir digunakan bersama tacrolimus, acyclovir, cefixime, cimetidine, atau probenecid
  • Peningkatan risiko terjadinya asidosis laktat jika digunakan dengan metformin

Agar terhindar dari efek interaksi yang tidak diinginkan, selalu beri tahu dokter jika hendak menggunakan obat lain bersama Hevapir.

Efek Samping dan Bahaya Hevapir 

Efek samping yang bisa muncul setelah minum Hevapir adalah:

  • Sakit kepala 
  • Mual atau muntah
  • Sakit perut
  • Diare 
  • Tubuh terasa lelah
  • Pusing
  • Sulit tidur atau insomnia

Jika timbul efek samping di atas dan terasa sangat mengganggu, sampaikan pada dokter melalui layanan Chat Bersama Dokter. Dokter akan memberikan saran atau pengobatan untuk mengatasi keluhan tersebut.

Segeralah ke IGD rumah sakit terdekat jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius, seperti:

  • Gejala asidosis laktat, seperti detak jantung cepat, lambat, atau tidak beraturan; sesak napas; pusing berat seperti akan pingsan; atau nyeri otot tanpa sebab yang jelas
  • Gangguan fungsi hati, yang ditandai dengan urine berwarna gelap, perut bengkak, feses berwarna pucat seperti tanah liat, atau mata dan kulit menguning