Hewan agas adalah serangga kecil yang mirip dengan nyamuk tetapi berukuran lebih kecil, yakni hanya 1–3 milimeter. Meski begitu, kehadiran serangga mungil ini tidak boleh diremehkan karena gigitannya bisa menimbulkan nyeri, gatal, dan bengkak di kulit.
Hewan agas umumnya banyak ditemukan di daerah tropis yang hangat dan lembap, termasuk di Indonesia. Ini karena lingkungan tersebut merupakan tempat yang ideal bagi serangga ini untuk berkembang biak.
Serangga ini melewati 4 siklus hidup, dimulai dari telur, larva, kepompong, hingga menjadi hewan agas, yang berlangsung selama 3–4 minggu. Sementara itu, usia hidup hewan agas dewasa sendiri relatif singkat, yakni sekitar 7–10 hari.
Sama seperti nyamuk dan serangga lainnya, hewan agas bisa menggigit manusia. Gigitan serangga ini bisa menimbulkan keluhan berupa nyeri atau gatal, ruam, dan bentol-bentol serta bengkak di kulit.
Hewan Agas dan Jenisnya
Hewan agas dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
Hewan agas penggigit
Hewan agas jenis ini bisa menggigit manusia menggunakan rahangnya. Hewan agas jantan umumnya hanya menggigit kulit manusia, sedangkan betina dapat menggigit dan mengisap darah.
Gigitan hewan agas bisa terasa lebih lebih menyakitkan daripada gigitan nyamuk. Selain itu, gigitan agas juga bisa berbahaya karena dapat memicu reaksi alergi akibat kontak terhadap air liurnya.
Gigitan hewan agas penggigit dapat menyebabkan luka kecil dan disertai rasa gatal yang parah. Setelah itu, gigitan hewan agas akan menimbulkan ruam dan bentol-bentol di kulit.
Contoh hewan agas penggigit meliputi biting midges (Ceratopogonidae) dan black flies (Simuliidae). Ada juga hewan agas yang tidak menggigit tetapi berpotensi menyebarkan penyakit, seperti non-biting midges (Chironomidae) dan moth flies (Psychodidae).
Hewan agas jamur
Hewan agas jenis ini tidak menggigit manusia tetapi bisa merusak berbagai macam tumbuhan. Ini karena hewan agas jamur dapat bertelur dan menggunakan bagian tumbuhan, seperti akar, untuk dijadikan sarang dan tempat berkembang biak. Akibatnya, akar menjadi rusak dan tumbuhan akan terganggu.
Walau tidak menggigit manusia, hewan agas jamur bisa menimbulkan penyakit, seperti konjungtivitis dan reaksi alergi, apabila bersentuhan atau tertelan oleh manusia. Pada kasus tertentu yang jarang terjadi, hewan agas jamur bisa menimbulkan infeksi parah atau sepsis.
Hewan Agas dan Cara Mencegah Kehadirannya
Indonesia merupakan daerah tropis yang senantiasa lembap dan hangat, sehingga hewan agas sulit untuk diberantas sepenuhnya. Namun, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengusir dan mencegah kehadiran hewan agas di lingkungan rumah.
Untuk menghindari kontak dan gigitan hewan agas, Anda bisa melakukan beberapa langkah berikut ini:
- Pastikan rumah selalu bersih dengan cara rutin menyapu dan mengepel rumah setiap hari.
- Ganti dan cuci sprei serta alas guling dan bantal minimal setiap minggu.
- Tutup semua tempat penampung air dan bersihkan semua genangan air.
- Gunakan obat nyamuk semprot atau oles serta pasang kelambu untuk melindungi tubuh ketika tidur.
- Lakukan fogging secara teratur. Tidak hanya mampu mengusir nyamuk dan hama, fogging juga bisa mengusir hewan agas.
- Pastikan kondisi tanaman di rumah tidak terlalu lembap agar tidak menjadi sarang larva hewan agas.
Untuk menghindari gigitan hewan agas saat berada di luar ruangan, Anda dapat mengenakan baju dan celana panjang serta mengoleskan losion antinyamuk yang mengandung DEET atau minyak esensial ke kulit, seperti minyak kayu putih, minyak lavender, atau minyak serai.
Saat terkena gigitan hewan agas, Anda bisa meredakan gejalanya dengan menempelkan kompres dingin serta mengoleskan krim antigatal ke kulit. Jika kondisinya tetap tidak membaik, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter. Konsultasi bisa dilakukan dengan cepat melalui Chat Bersama Dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.