Keraguan untuk menjalani ibadah puasa biasanya dialami ibu yang masih menyusui. Mereka khawatir jika ASI yang menjadi satu-satunya asupan bagi bayi akan menurun dari segi jumlah dan kualitasnya. Sebenarnya, bolehkah ibu menyusui berpuasa?

Keputusan untuk berpuasa atau tidak memang ada di tangan Busui. Namun, sebenarnya Busui tidak perlu khawatir berlebih. Pasalnya, meski sedang berpuasa, tubuh akan menyesuaikan diri secara alami.

Bolehkah Ibu Menyusui Berpuasa? Baca Ini Sebelum Memutuskan - Alodokter

Jumlah dan Kualitas ASI pada Ibu Menyusui yang Berpuasa Tidak Berubah

Meski asupan minuman dan makanan terhenti sementara selama beberapa jam, jumlah ASI yang diproduksi umumnya tidaklah berkurang. Hal ini karena pada rentan waktu tersebut, tubuh akan mengambil cadangan lemak dari tubuh untuk memproduksi ASI, sehingga jumlah produksi ASI tetap akan seperti biasanya.

Lalu, bagaimana nutrisinya? Jumlah nutrisi ASI memang akan sedikit berkurang, khususnya kadar vitamin dan mineral seperti magnesium, kalium, dan seng. Namun, Busui tidak perlu khawatir karena komposisi nutrisi makro ASI (protein, karbohidrat, dan lemak) tetap sama, sehingga tidak akan mengganggu pertumbuhan bayi.

Perubahan komposisi ASI selama berpuasa juga lebih dipengaruhi oleh apa yang Busui makan dan kebutuhan bayi itu sendiri. Komposisi ASI akan berubah jika Busui hanya mengonsumsi sedikit makanan. Jadi, pastikan asupan makanan tercukupi dan jangan lupa untuk mengonsumsi makanan bergizi agar kualitas ASI tetap terjaga.

Berpuasa saat menyusui umumnya juga tidak akan membahayakan. Menurut penelitian, keseimbangan kimia dalam tubuh dan fungsi tubuh antara ibu yang menyusui dan yang tidak umumnya sama.

Perhatikan Kondisi Bayi dan Busui

Jika Busui masih menyusui bayi berusia kurang dari 6 bulan, keputusan untuk berpuasa di bulan Ramadan memang harus dipertimbangkan secara matang. Ini karena pada usia tersebut, bayi hanya mengonsumsi ASI dan memiliki pola menyusu berbeda dengan bayi 1 tahun yang sudah mendapat makanan pendamping ASI.

Busui tetap bisa menyusui sambil berpuasa, tetapi pastikan kebutuhan cairan Busui tercukupi dengan baik agar tidak mengalami dehidrasi. Pasalnya, pada kasus dehidirasi berat, pasokan ASI mungkin untuk berkurang dalam waktu yang sementara.

Jadi, jika tanda dehidrasi seperti mata, mulut, dan bibir terasa kering, merasa sangat haus, air kencing berwarna gelap, sakit kepala, kelelahan, dan badan terasa lemas, segera batalkan puasa.

Segera minum air putih atau konsumsi larutan garam dan gula untuk mengganti cairan tubuh yang hilang. Periksakan diri ke dokter jika tidak membaik setelah istirahat sekitar 30 menit.

Adapun untuk bayi, Busui disarankan untuk berhenti berpuasa jika Si Kecil terlihat lesu, sering mengantuk,  sering menangis, dan frekuensi buang air kecil dan buang air besarnya berkurang. Ini bisa menjadi pertanda Si Kecil mengalami dehidrasi atau kurang ASI.

Tips Menyusui Saat Berpuasa

Untuk memperlancar proses menyusui saat puasa, ada tips yang dapat Busui ikuti. Berikut di antaranya:

  • Beli sebagian besar kebutuhan puasa sebelum Ramadan, sehingga Busui bisa lebih banyak istirahat saat bulan puasa tiba.
  • Batasi aktivitas, terutama kegiatan berat. Sebaiknya hindari beraktivitas di bawah sinar matahari.
  • Pastikan makanan yang dikonsumsi saat sahur dan berbuka memenuhi kecukupan nutrisi Selain itu, pastikan Busui minum banyak air saat berbuka dan sahur.
  • Jangan lewatkan suplemen vitamin untuk ibu menyusui. Dokter dapat merekomendasikan suplemen vitamin yang bisa dikonsumsi saat sahur.
  • Periksakan diri ke dokter jika Busui mengalami penurunan berat badan lebih dari 1 kg per minggu.

Meski keinginan untuk berpuasa penuh begitu besar, Busui tetap harus memerhatikan kondisi tubuh. Sebaiknya, jangan paksakan diri untuk terus berpuasa, bila Busui sedang merasa tidak sehat atau tidak mampu secara fisik.

Tidak semua wanita mampu menyusui selama berpuasa. Jadi, jangan memaksakan diri untuk berpuasa jika memang merasa tidak mampu. Apabila Busui ragu apakah cukup sehat untuk berpuasa saat menyusui, sebaiknya konsultasikan ke dokter.