Infeksi lambung adalah kondisi yang dapat menimbulkan peradangan dan tukak atau luka pada lambung. Infeksi ini bisa disebabkan oleh bakteri, seperti Helicobacter pylori, maupun virus. Infeksi lambung dapat menimbulkan gejala nyeri atau sensasi perih di perut, kembung, mual, dan sering sendawa.

Infeksi lambung dapat diakibatkan oleh virus penyebab gastroenteritis, antara lain norovirus dan rotavirus. Infeksi lambung juga bisa disebabkan oleh bakteri, seperti Helicobacter pylori (H. pylori), Campylobacter, E.coli, dan Salmonella.

Infeksi Lambung - Alodokter

Umumnya, virus atau bakteri pada makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh dapat dibasmi oleh asam lambung. Namun, asam lambung terkadang tidak bisa membunuh kuman tersebut sepenuhnya sehingga terjadilah infeksi lambung.

Salah satu jenis kuman yang dapat bertahan di lambung dan cukup tahan dengan asam lambung adalah H. pylori. Ketika masuk ke dalam lambung, kuman ini akan berkembang biak dan menginfeksi lambung. Kondisi tersebut dapat menyebabkan dinding lambung melemah dan meradang sehingga lama kelamaan jadi terluka.

Penyebab Infeksi Lambung

Penyebab infeksi lambung adalah bakteri atau virus yang menyerang dinding lambung. Kuman tersebut dapat masuk ke dalam tubuh melalui beberapa cara berikut:

  • Kontak mulut atau air liur dengan penderita infeksi lambung, misalnya ketika berciuman
  • Kontak dengan tinja atau muntahan penderita, misalnya menyentuh mulut tanpa mencuci tangan setelah dari toilet
  • Konsumsi makanan yang mentah atau tidak higienis
  • Konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri pylori

Faktor risiko infeksi lambung

Meski dapat terjadi pada siapa saja, orang dengan beberapa faktor di bawah ini lebih berisiko mengalami infeksi lambung:

  • Berusia di bawah 5 tahun atau lanjut usia
  • Tinggal di pemukiman padat penduduk
  • Menetap atau tinggal di lingkungan dengan sistem sanitasi atau kebersihan yang buruk
  • Menderita sistem kekebalan tubuh yang lemah (imunodefisiensi)
  • Berbagi tempat tinggal bersama penderita infeksi bakteri pylori

Gejala Infeksi Lambung

Awalnya, infeksi lambung tidak menimbulkan gejala yang khas. Namun, infeksi pada lambung lama kelamaan bisa menyebabkan radang lambung (gastritis), maag, atau tukak lambung, yang ditandai dengan:

  • Nyeri ulu hati yang tidak kunjung mereda atau sering kambuh
  • Sakit perut yang muncul sekitar 2–3 jam setelah makan
  • Sakit perut yang memburuk saat perut kosong atau tengah malam
  • Perut sakit ketika ditekan

Gejala-gejala lain yang muncul akibat infeksi lambung meliputi:

  • Sensasi terbakar di perut
  • Mual atau muntah
  • Nafsu makan hilang
  • Diare
  • Sering bersendawa
  • Perut kembung
  • Berat badan turun tanpa penyebab yang jelas

Kapan harus ke dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala infeksi lambung seperti yang telah disebutkan di atas. Pemeriksaan perlu dilakukan agar penyebab keluhan tersebut dapat dipastikan. Hal ini karena gejala infeksi lambung sering kali bisa mirip dengan gejala penyakit lain, seperti GERD.

Segera temui dokter jika Anda mengalami gejala-gejala berikut:

  • Sakit perut parah hingga menyebabkan terbangun pada tengah malam
  • Buang air besar berdarah atau berwarna hitam
  • Muntah berdarah atau muntahan dengan ampas seperti bubuk kopi
  • Bau mulut yang tidak kunjung menghilang

Diagnosis Infeksi Lambung

Diagnosis infeksi lambung dimulai dengan tanya jawab mengenai kondisi pasien. Dokter akan menanyakan tentang:

  • Gejala yang dirasakan dan durasinya
  • Makanan dan minuman yang dikonsumsi sebelum timbul keluhan
  • Kontak dengan orang yang mungkin terinfeksi bakteri atau virus penyebab infeksi lambung
  • Obat-obatan yang sedang atau pernah dikonsumsi

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama pada perut, misalnya dengan menekannya. Untuk menegakkan diagnosis, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan lanjutan berupa:

  • Tes feses, untuk mendeteksi keberadaan bakteri pada sampel tinja
  • Urea breath test, untuk mendeteksi gas karbondioksida pada hembusan napas yang terkait dengan infeksi lambung
  • Endoskopi, untuk melihat tanda-tanda luka di lambung dan bila perlu disertai pengambilan sampel jaringan (biopsi) lambung untuk diteliti di laboratorium
  • Barium swallow dengan bantuan foto Rontgen

Pengobatan Infeksi Lambung

Pengobatan infeksi lambung dapat berlangsung sekitar 10–14 hari dengan pemberian dua jenis antibiotik. Hal ini untuk mencegah bakteri kebal terhadap antibiotik tertentu.

Jenis antibiotik yang dapat diresepkan dokter antara lain:

Selain antibiotik, dokter mungkin akan memberikan obat-obat berikut untuk meredakan gejala infeksi lambung:

  • Penghambat pompa proton (proton pump inhibitor atau PPI), seperti omeprazole, lansoprazole, esomeprazole, atau pantoprazole, untuk menurunkan produksi asam lambung
  • Penghambat histamin-2 (H2 blocker), seperti cimetidine dan ranitidine, untuk menurunkan produksi asam lambung bila PPI tidak efektif mengatasi infeksi yang dialami pasien
  • Antasida untuk menetralkan asam lambung dan mengurangi iritasi lambung
  • Antidiare, seperti kaolin-pektin dan attalpugite, untuk meredakan diare akibat infeksi virus pada lambung dan usus
  • Gastroprotektor, seperti sukralfat, untuk mencegah tukak bertambah parah

Selama menjalani pengobatan untuk infeksi lambung, pasien perlu menghindari obat OAINS, seperti aspirin, ibuprofen, atau naproxen. Hal ini karena obat-obat tersebut justru dapat memperburuk luka pada dinding lambung. Pasien harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter jika membutuhkan obat pereda nyeri.

Komplikasi Infeksi Lambung

Jika tidak ditangani, infeksi lambung dapat menyebabkan sejumlah komplikasi berikut:

Pencegahan Infeksi Lambung

Pencegahan infeksi lambung adalah dengan menerapkan pola hidup sehat dan bersih. Beberapa upaya tersebut adalah:

  • Rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum atau sesudah menyiapkan makanan, membuang sampah, dan setelah dari toilet
  • Tidak menggunakan atau minum dari air yang belum terjamin kebersihannya
  • Membersihkan permukaan benda atau barang apa pun yang dapat menjadi media penyebaran infeksi
  • Memastikan makanan yang dimasak telah benar-benar matang
  • Tidak berbagi penggunaan barang pribadi, seperti sikat gigi atau handuk, dengan orang lain
  • Memastikan hanya minum air kemasan ketika berkunjung atau bepergian ke tempat yang sanitasinya buruk
  • Tidak melakukan kontak dengan orang yang mungkin sakit atau terinfeksi