Sebelum bisa fasih berkomunikasi dengan orang di sekitarnya, anak perlu melalui beragam tahapan perkembangan bicara. Mulai dari cooing, babbling, sampai penyusunan kata menjadi kalimat sempurna.

Di awal kehidupannya, anak memulai komunikasi melalui tangisan. Lewat tangisan pula, orang tua menerka apa makna di baliknya. Tak jarang, Bunda dan Ayah pun kesulitan untuk menemukan jawaban tersebut.

Ini Tahapan Perkembangan Bicara Anak yang Perlu Diketahui Orang Tua - Alodokter

Namun, tidak perlu khawatir, ya. Karena seiring bertambah usianya, kemampuan Si Kecil untuk lancar berbicara pun meningkat. Hanya saja, untuk mencapai tahap tersebut, ia perlu melalui beragam proses sesuai dengan usianya.

Ini Tahapan Perkembangan Bicara Anak

Ada beberapa tahapan perkembangan sebelum anak bisa berbicara dengan lancar, yaitu:

1. Cooing

Bunda pernah tidak mendengar istilah cooing? Istilah ini digunakan ketika anak mulai bisa mengeluarkan suara pertamanya. Umumnya, tahapan ini terjadi ketika buah hati berusia 2–4 bulan.

Karena masih berusia sangat kecil, biasanya kata-kata yang keluar dari mulutnya pun tidak jelas, bahkan cenderung tidak ada artinya. Beberapa kata yang mungkin Bunda dengar, seperti “Ah”, “Oh”, atau “Uh”.

2. Babbling

Pada usia 4 bulan, kemampuan bicara Si Kecil pun semakin berkembang. Di momen ini, ia akan mulai melakukan babbling atau mengoceh dengan perpaduan huruf konsonan dan vokal. Misalnya, “Ma-ma” atau “Ba-ba”. Tahap ini dikenal dengan istilah marginal babbling.

Selanjutnya, pada usia 6 bulan, anak akan memasuki tahap canonical babbling. Kemampuannya bukan lagi menggabungkan huruf vokal dengan konsonan, tetapi mengulang-ulang kombinasi keduanya. Contohnya, “Ma-ma-ma-ma”. Di momen ini, Si Kecil pun sudah bisa meniru nada dan suara ucapan yang Bunda atau Ayah ucapkan.

3. True speech

Selanjutnya, di usia 12–15 bulan, anak biasanya akan mengeluarkan kata pertamanya yang mengandung arti. Si Kecil pun sudah bisa menunjuk beberapa benda atau orang di sekitarnya, lho.

Tidak hanya itu saja, ia pun semakin mengerti kata arahan dari orang tua. Misalnya, “Tolong taruh gelas di meja, ya!” Walau belum bisa membalas kalimat tersebut, tetapi Si Kecil akan mengikuti arahan tersebut.

4. Merangkai beberapa kata

Menjelang usia 15 bulan sampai 2 tahun, anak biasanya akan terus berbicara tanpa henti, Bun. Pada tahap ini, ia cenderung mulai belajar untuk menggabungkan dua kata. Misalnya, “Mama makan”. Namun, sebagian anak belum terlalu jelas untuk mengucapkannya, terkadang ada sebagian kata yang tidak terlalu terdengar.

Pada usia 2–3 tahun, anak biasanya mulai bisa menggabungkan beberapa kata menjadi kalimat. Selain itu, ia sudah bisa menggunakan kata pengganti, seperti saya, kamu, dan mereka dengan arti yang benar. Bahkan, Si Kecil mulai hafal dan mengenali semua benda atau gambar di sekitarnya.

5. Berbicara dengan susunan kalimat yang benar

Seiring bertambah usianya, kemampuan bicara anak pun akan semakin berkembang. Di usia 3–5 tahun, biasanya ia akan tambah ceriwis. Jangan kaget ya Bun, jika di momen ini Si Kecil akan banyak bertanya pada Bunda atau Ayah. Hal ini karena ia sedang belajar berkomunikasi dengan baik dan memahami setiap kata baru yang ia dengar.

Tahapan perkembangan bicara anak di atas perlu dilalui Si Kecil supaya ia bisa berkomunikasi dengan lancar. Namun, ingatlah Bunda bahwa setiap anak itu unik dan perkembangannya mungkin akan berbeda dengan anak lainnya. Jadi, tidak perlu membandingkan Si Kecil dengan teman sebayanya.

Bila Bunda merasa khawatir dengan perkembangan bicara Si Kecil atau masih memiliki pertanyaan seputar kemampuannya berkomunikasi, Bunda bisa konsultasikan hal tersebut dengan dokter, ya.