Epistaksis ditandai dengan keluarnya darah dari hidung. Kondisi ini memang bisa membuat panik atau dianggap sebagai tanda masalah kesehatan yang serius. Padahal, epistaksis atau mimisan bukanlah kondisi yang berbahaya dan dapat berhenti dengan sendirinya.

Mimisan atau epistaksis adalah perdarahan yang terjadi di hidung. Perdarahan bisa berasal dari bagian depan hidung (epistaksis anterior) atau belakang hidung (epistaksis posterior). Selain itu, darah juga bisa keluar dari satu atau kedua lubang hidung.

Jangan Panik Saat Alami Epistaksis alias Mimisan - Alodokter

Kondisi yang Bisa Menjadi Penyebab Epistaksis

Epistaksis bisa terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Epistaksis anterior bukanlah kondisi yang berbahaya dan biasanya dapat berhenti dengan sendirinya. Selain itu, kondisi ini juga dapat diatasi dengan perawatan sederahana di rumah.

Sementara itu, epistaksis posterior umumnya lebih berbahaya dan perlu segera ditangani oleh dokter karena dapat menyebabkan perdarahan dari hidung sulit berhenti. Darah yang keluar pun biasanya lebih banyak dan bisa mengalir hingga ke rongga mulut dan tenggorokan.

Epistaksis anterior bisa disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya:

  • Kebiasaan sering mengorek hidung dengan kuku yang tajam
  • Bersin dan membuang ingus terlalu keras
  • Udara yang kering dan dingin, misalnya ketika berada di dataran tinggi
  • Cedera pada hidung
  • Hidung tersumbat atau pilek, misalnya karena flu atau sinusitis
  • Alergi
  • Hidung bengkok akibat cacat bawaan lahir atau cedera (deviasi septum)
  • Efek samping obat dekongestan, terutama jika digunakan secara berlebihan

Sementara itu, ada beberapa hal yang dapat menyebabkan epistaksis posterior, yaitu:

  • Hidung patah akibat cedera
  • Kelainan pada pembuluh darah di dalam hidung, misalnya akibat kelainan genetik atau pengerasan dinding pembuluh darah
  • Komplikasi atau efek samping operasi hidung
  • Pukulan atau benturan keras pada wajah atau kepala
  • Gangguan pembekuan darah, misalnya karena kelainan genetik atau kanker darah (leukemia)
  • Efek samping obat pengencer darah, seperti aspirin dan antikoagulan
  • Tumor atau kanker di rongga hidung, misalnya kanker nasofaring

Langkah-Langkah yang Perlu Dilakukan Saat Mengalami Epistaksis

Melihat darah keluar dari hidung tentu menakutkan, bahkan membuat Anda bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Namun, cobalah untuk tetap tenang dan lakukan beberapa langkah penanganan epistaksis berikut ini:

  • Duduk tegak dan condongkan tubuh ke depan. Posisi ini bisa mengurangi tekanan dalam pembuluh darah di hidung, sehingga dapat mengurangi perdarahan. Posisi condong ke depan juga bisa mencegah darah masuk ke dalam lambung atau tenggorokan.
  • Setelah itu, embuskan napas dari hidung seperti membuang ingus, tetapi lakukan secara perlahan untuk membersihkan saluran hidung dari bekuan darah.
  • Selanjutnya, jepit lubang hidung selama 5–10 menit memakai ibu jari dan telunjuk guna menghentikan perdarahan. Lakukan pada kedua lubang meski perdarahan hanya keluar pada satu lubang hidung saja. Selama penjepitan, Anda bisa bernapas melalui mulut.

Setelah perdarahan berhenti, Anda disarankan untuk menegakkan kepala atau jangan menunduk selama beberapa jam agar darah tidak mengalir kembali.

Untuk mencegah epistaksis kambuh kembali, Anda bisa mengoleskean petroleum jelly di dalam hidung atau menyemprotkan lauran garam steril (cairan saline) untuk membilas rongga hidung.

Nah, Anda tidak perlu panik lagi ya saat mengalami mimisan. Namun, jika mimisan atau epistaksis tidak kunjung membaik setelah menjalani perawatan di rumah atau sering kambuh hingga berkali-kali dalam seminggu, Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.