Kalori seblak memang perlu diperhatikan. Meski begitu, makanan pedas dan gurih ini tetap bisa dinikmati dengan sehat asal porsinya dijaga dan topping-nya dipilih dengan tepat.
Seblak adalah makanan yang cukup populer di berbagai kalangan, terutama remaja dan dewasa muda. Sensasi pedas, gurih, dan kenyal dari kerupuk serta aneka topping, seperti bakso, sosis, telur, dan sayur membuat seblak digemari sebagai camilan maupun makanan utama.

Namun, tidak sedikit yang belum tahu berapa kalori seblak per porsi dan apa dampaknya bila dikonsumsi berlebihan. Dengan memahami kandungan kalori seblak, Anda bisa lebih bijak menentukan porsi dan memilih topping agar tetap sehat serta sesuai dengan kebutuhan gizi harian.
Jumlah Kalori Seblak dan Faktor yang Mempengaruhinya
Jumlah kalori seblak bisa bervariasi, tergantung bahan utama dan tambahan yang digunakan. Sebagai dasar, seblak biasanya dibuat dari kerupuk, di mana sekitar 50 gram kerupuk mentah setelah dimasak dapat menghasilkan 200–250 kalori.
Jumlah kalori ini bisa bertambah jika ditambah berbagai topping, seperti bakso, sosis, telur, mie, atau aneka makanan olahan lainnya, yang masing-masing menyumbang sekitar 100–300 kalori sesuai jenis dan porsinya.
Kalori juga datang dari bumbu seblak, mulai dari cabai, bawang, kencur, hingga minyak goreng untuk menumis, yang bisa menambah sekitar 50–100 kalori per porsi. Sementara itu, tambahan sayuran, seperti sawi atau kol, hanya memberikan sedikit kontribusi, yakni sekitar 10–20 kalori saja.
Jika dihitung, satu porsi seblak dengan kerupuk, telur, dan sosis rata-rata mengandung 350–500 kalori. Angka kalori seblak ini bisa lebih tinggi lagi bila Anda menambahkan mie instan atau lebih banyak topping daging olahan.
Tips Menikmati Seblak Agar Tetap Sehat
Seblak termasuk makanan yang cukup tinggi kalori dan lemak, sehingga jika dikonsumsi berlebihan bisa berisiko menambah berat badan. Selain itu, konsumsi bakso, sosis, atau aneka frozen food yang berlebihan dan sering, bisa meningkatkan berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan pencernaan, diabetes, bahkan penyakit jantung.
Meski begitu, bukan berarti Anda harus sepenuhnya menghindarinya. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar seblak tetap bisa dinikmati dengan lebih sehat, antara lain:
- Batasi porsi makan dengan tidak mengonsumsi seblak terlalu banyak atau mengurangi tambahan mie instan serta topping olahan tinggi lemak.
- Pilih topping yang lebih sehat, misalnya telur rebus atau ayam tanpa kulit, dan imbangi dengan sayuran segar dalam jumlah lebih banyak.
- Kurangi penggunaan minyak saat menumis bumbu, atau gunakan minyak yang lebih sehat, seperti minyak kelapa murni atau minyak zaitun.
- Kurangi penambahan bumbu penyedap, seperti garam dan MSG.
- Konsumsi seblak seperlunya saja dan jadikan sebagai camilan sesekali, bukan makanan utama yang dimakan setiap hari.
Secara umum, seblak yang dikonsumsi dalam jumlah sedang dan tidak berlebihan tergolong aman. Namun, bagi penderita tekanan darah tinggi, kolesterol, atau sedang diet kalori, sebaiknya lebih berhati-hati dalam memilih porsi dan topping seblak. Kalori seblak yang cukup tinggi bisa berdampak pada berat badan maupun kesehatan jika dikonsumsi tanpa kontrol.
Meski begitu, menikmati seblak tetap bisa menjadi bagian dari pola makan seimbang jika Anda bijak memperhatikan asupan kalori dan memilih topping yang lebih sehat. Usahakan juga untuk menambah sayuran serta minum air putih yang cukup setelah makan makanan pedas dan berbumbu.
Jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti hipertensi atau kolesterol tinggi, konsultasikan dengan dokter melalui fitur Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER. Dokter dapat membantu memantau kecukupan gizi harian Anda, termasuk dalam memperhatikan kalori seblak yang dikonsumsi.