Meski anak-anak belum memiliki kewajiban untuk berpuasa, tapi mungkin ada orang tua yang ingin melatih anaknya berpuasa sejak dini, dengan tujuan agar ia terbiasa nantinya. Namun, sebenarnya kapan sih waktu terbaik bagi anak berlatih puasa? Untuk tahu jawabannya, simak pada artikel ini ya, Bun.

Tidak hanya bagi orang dewasa, puasa juga bisa membawa banyak manfaat bagi anak-anak, mulai dari mengajarkan anak untuk disiplin, melatih anak untuk bersabar, mencegah anak mengalami kelebihan berat badan, hingga meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya.

Kapan Waktu Terbaik bagi Anak Berlatih Puasa? - Alodokter

Namun, bila Bunda melatih anak untuk berpuasa terlalu dini, bukannya manfaat yang didapat, hal tersebut justru bisa membawa dampak yang kurang baik bagi kesehatan anak, lho.

Waktu Terbaik bagi Anak untuk Berlatih Puasa

Jika dilihat dari sudut pandang agama, seseorang sudah wajib menunaikan ibadah puasa sejak memasuki usia puber atau akil balik, yaitu sekitar usia 9–14 untuk anak laki-laki dan 8–13 tahun untuk anak perempuan. Namun, jika Bunda ingin melatih anak berpuasa sebelum ia memasuki masa puber, Bunda tetap bisa melakukannya, kok.

Dari sisi medis, salah satu penelitian dengan peserta anak-anak berusia 7 tahun yang memulai puasa menunjukkan bahwa pada usia tersebut risiko terjadinya dampak mengkhawatirkan akibat anak berpuasa sudah mulai jarang ditemui.

Seperti yang diketahui, puasa bisa memengaruhi pola hidup sehari-hari, mulai dari pola makan, pola tidur, hingga proses metabolisme tubuh. Pada anak-anak, berbagai perubahan tersebut akan lebih berdampak pada kondisi kesehatannya.

Oleh sebab itu, jika Bunda sudah melatih anak berpuasa sebelum usianya mencapai 7 tahun, hal ini akan meningkatkan risiko anak mengalami berbagai gangguan kesehatan, seperti menurunnya konsentrasi, dehidrasi, bahkan yang terparah adalah hipoglikemia.

Hipoglikemia sendiri merupakan kondisi saat gula darah turun di bawah nilai normal, sehingga menyebabkan tubuh anak kekurangan energi untuk beraktivitas. Jika terlambat ditangani, hipoglikemia dapat mengakibatkan penurunan kesadaran, kejang, hingga kerusakan permanen pada otak.

Saat berpuasa, anak-anak lebih rentan menderita hipoglikemia. Ini karena umumnya mereka memiliki cadangan gula dalam tubuh (glikogen) yang masih terbilang rendah.

Hal tersebut juga diperparah oleh proses metabolisme tubuh anak yang cenderung lebih cepat daripada orang dewasa. Maka dari itu, sebaiknya hindari memaksa anak berpuasa jika usianya belum mencapai 7 tahun ya, Bun.

Tips Melatih Anak Berpuasa

Meski umumnya anak-anak usia 7 tahun ke atas sudah aman untuk berpuasa, tetapi Bunda harus melatihnya dengan cara yang tepat, agar anak tetap bisa menjalani puasa dengan tubuh yang sehat.

Nah, berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Bunda lakukan untuk melatih anak berpuasa:

  • Hindari memaksa anak untuk langsung berpuasa penuh. Saat melatihnya, sebaiknya minta anak untuk berpuasa setengah hari terlebih dahulu, yakni sekitar 6–8 jam. Pelan-pelan, tingkatkan waktunya hingga ia bisa berpuasa penuh.
  • Hindari memaksa anak untuk makan secara berlebihan saat sahur. Sebaliknya, siapkan makanan sahur yang kaya serat dan protein, agar rasa kenyang bisa bertahan lebih lama.
  • Pastikan kebutuhan cairan harian anak tercukupi, dengan minum banyak air putih saat waktu sahur dan berbuka.
  • Hindari memberi anak makanan tinggi gula, terlalu asin, dan pedas.
  • Minta anak untuk tidak melakukan olahraga berintensitas tinggi saat puasa, seperti main sepak bola.

Itulah beberapa tips yang bisa Bunda terapkan saat ingin melatih anak berpuasa. Di awal-awal berlatih puasa, anak mungkin akan terlihat lebih sensitif dan banyak mengeluhkan mengenai rasa lapar atau haus yang dirasakannya.

Bila demikian, Bunda harus tetap sabar. Ingatlah bahwa ini masih merupakan latihan bagi anak dan lama-kelamaan ia pasti akan terbiasa untuk berpuasa penuh. Apabila Bunda masih memiliki pertanyaan terkait waktu terbaik dan tips untuk melatih anak berpuasa, Bunda juga bisa berkonsultasi dengan dokter terkait hal tersebut.