Kedutan betis kiri sering kali dianggap sebagai hal yang sepele, tetapi bisa membuat diri jadi bertanya-tanya, terutama jika terjadi berulang atau tanpa penyebab yang jelas. Meskipun umumnya tidak berbahaya, kondisi ini juga bisa menjadi sinyal adanya gangguan tertentu.

Kedutan adalah gerakan otot yang terjadi secara tidak sadar akibat kontraksi otot kecil di bawah kulit. Gejalanya ditandai dengan getaran halus di area otot tertentu yang berlangsung selama beberapa detik hingga menit. 

Kedutan Betis Kiri, Kenali Penyebab dan Penanganannya - Alodokter

Kontraksi otot ini bisa muncul di berbagai bagian tubuh, seperti kelopak mata, lengan, jari, bahkan betis kiri atau kanan. Kedutan betis kiri biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi bisa terasa mengganggu, apalagi jika berlangsung terus-menerus.

Kedutan Betis Kiri dan Penyebabnya

Dalam banyak kasus, kedutan betis kiri yang bersifat sementara tergolong tidak berbahaya. Namun, kondisi ini juga bisa menjadi tanda dari beberapa hal berikut ini:

1. Kelelahan otot

Kedutan betis kiri bisa terjadi akibat otot yang terlalu lelah, terutama setelah melakukan aktivitas fisik yang intens, seperti olahraga, berdiri terlalu lama, atau berjalan jauh.

Saat otot bekerja keras, terjadi peningkatan aktivitas saraf yang bisa memicu kontraksi kecil secara tidak sadar. Kondisi ini biasanya tidak berbahaya dan akan mereda setelah beristirahat.

2. Kekurangan elektrolit

Tubuh yang kekurangan elektrolit, seperti kalium, magnesium, atau kalsium, dapat memicu gangguan pada fungsi otot dan saraf dan menyebabkan kedutan. Kondisi ini bisa dipicu oleh kurang minum air, banyak berkeringat, pola makan yang tidak sehat, setelah muntah, atau sedang diare.

Saat keseimbangan cairan dan mineral terganggu, otot lebih rentan mengalami kontraksi tidak sadar, termasuk kedutan betis kiri.

3. Stres

Stres berkepanjangan bisa memengaruhi sistem saraf dan menyebabkan reaksi fisik, seperti kedutan betis kiri. Saat tubuh dalam kondisi tegang, sinyal saraf ke otot jadi lebih aktif dari biasanya. Akibatnya, otot bisa berkedut meski sedang tidak digunakan secara aktif.

Kedutan ini biasanya akan mereda saat stres berkurang dan tubuh kembali relaks.

4. Terlalu banyak konsumsi kafein

Kedutan betis kiri dapat disebabkan oleh konsumsi kafein berlebihan, baik dari kopi, teh, minuman energi, maupun soda. Kafein dapat meningkatkan rangsangan pada sistem saraf, sehingga otot-otot kecil di betis kiri jadi lebih rentan mengalami kontraksi.

5. Efek samping obat

Beberapa jenis obat, seperti diuretik, antidepresan, kortikosteroid, atau obat untuk tekanan darah, bisa menimbulkan efek samping berupa kedutan otot. Obat-obatan tersebut dapat mengurangi jumlah kalium di dalam tubuh, sehingga membuat otot pada betis kiri jadi lebih mudah berkedut. 

6. Gangguan saraf

Pada beberapa kasus, kedutan betis kiri bisa menjadi tanda awal gangguan pada sistem saraf, seperti neuropati. Kondisi ini menyebabkan terganggunya sinyal saraf ke otot, sehingga otot mengalami kontraksi secara tidak terkontrol. Kedutan akibat neuropati umumnya disertai dengan gejala lain, seperti mati rasa atau sensasi kesemutan.

Dalam kasus yang jarang, kedutan betis kiri yang sering terjadi terus-menerus dapat disebabkan oleh sindrom Isaac. Kedutan betis kiri yang menetap juga bisa menjadi gejala awal dari penyakit amyotrophic lateral sclerosis (ALS), yaitu gangguan saraf yang memengaruhi kemampuan otot untuk bergerak.

Selain beberapa penyebab di atas, kedutan betis kiri juga bisa dipicu oleh beberapa kondisi berikut:

  • Saraf kejepit
  • Gangguan tiroid
  • Penyakit ginjal
  • Sindrom serotonin
  • Sindrom Hoffmann
  • Kejang 

Kedutan Betis Kiri dan Penanganannya

Penanganan kedutan betis kiri akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Jika keluhan terjadi terus-menerus atau disertai gejala lain, dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan fisik maupun penunjang, seperti tes darah, elektroensefalografi (EEG), elektromiografi (EMG), atau USG otot untuk mengevaluasi kondisi saraf dan otot.

Langkah ini penting dilakukan untuk memastikan apakah keluhan disebabkan oleh masalah ringan atau kondisi medis yang lebih serius.

Dari hasil pemeriksaan, dokter bisa meresepkan beberapa jenis obat, seperti suplemen, obat pelemas otot, atau terapi khusus untuk menangani gangguan saraf tertentu. Sementara itu, jika kedutan betis kiri disebabkan oleh efek samping obat, dokter biasanya akan menyesuaikan dosis atau menggantinya dengan obat lain yang lebih aman.

Namun, jika kedutan hanya terjadi sesekali dan tidak disertai keluhan lain, Anda bisa mencoba beberapa perawatan rumahan berikut ini untuk membantu meredakan gejalanya:

  • Istirahatkan otot yang tegang, terutama setelah melakukan aktivitas berat.
  • Kompres betis dengan air hangat untuk merilekskan otot.
  • Minum air putih setidaknya 8 gelas per hari dan kurangi asupan kafein.
  • Konsumsi makanan tinggi elektrolit, seperti pisang, alpukat, air kelapa, susu, bayam, atau tahu.
  • Redakan stres dengan cara yang sehat, seperti berolahraga, meditasi, yoga, atau membaca buku.
  • Cukupi waktu tidur setidaknya 7–9 jam per hari agar tubuh memiliki kesempatan beristirahat dengan baik dan metabolisme berjalan dengan normal.
  • Lakukan peregangan otot atau stretching secara rutin.

Meski sering kali tidak berbahaya, kedutan betis kiri tetap perlu diperhatikan, terutama jika terjadi terus-menerus atau mulai mengganggu aktivitas sehari-hari. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter melalui Chat Bersama Dokter agar Anda mendapatkan penanganan yang sesuai dan mengetahui apakah kondisi tersebut memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.