Bahaya kerja lembur bisa berupa penyakit jantung atau kecelakaan kerja. Pasalnya, pekerjaan yang menumpuk dan tenggat waktu yang mepet membuat banyak orang rela mengorbankan waktu istirahat dan tidurnya. Hal tersebut tentunya dapat menyebabkan berbagai dampak buruk pada kesehatan.

Jumlah jam kerja sekitar 40 jam per minggu masih dianggap wajar. Namun, tidak sedikit orang memilih bekerja lebih dari 40 jam per minggu karena berbagai alasan, seperti tenggat waktu pengumpulan pekerjaan yang makin dekat, ingin menyelesaikan pekerjaan yang tertunda, atau menambah penghasilan.

6 Bahaya Kerja Lembur bagi Kesehatan Tubuh - Alodokter

Namun, banyak orang yang tidak sadar akan bahaya kerja lembur bagi kesehatan. Tidak hanya gangguan kesehatan, kerja lembur yang dilakukan dalam jangka panjang juga berisiko terhadap keselamatan saat bekerja.

Dampak Kerja Lembur bagi Kesehatan

Ada beberapa bahaya kerja lembur yang dapat terjadi bila dilakukan secara berlebihan, di antaranya:

1. Penyakit jantung

Bekerja dalam waktu yang lama atau sekitar 55 jam per minggu dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung dan stroke. 

Kondisi ini bisa terjadi karena lembur menyebabkan organ-organ tubuh, termasuk jantung bekerja lebih keras. 

Tak hanya waktu kerja yang menjadi lebih lama, kebiasaan selama lembur, seperti sering duduk, jarang berolahraga, atau mengonsumsi minuman beralkohol maupun berkafein, juga berpotensi meningkatkan risiko terkena bahaya kerja lembur ini.

2. Insomnia

Insomnia merupakan gangguan yang menyebabkan penderitanya sulit tidur. Kondisi ini bisa disebabkan oleh kebiasaan yang dilakukan sehari-hari, termasuk kerja lembur. 

Jika dibiarkan secara terus-menerus, pola tidur yang terganggu karena kerja lembur membuat Anda menjadi insomnia sehingga mengalami kelelahan, kurang konsentrasi, dan mood swing.

3. Depresi

Tidak hanya insomnia, kerja lembur juga bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental, termasuk depresi

Sebuah penelitian mengungkap bahwa orang yang bekerja 11 jam per hari lebih rentan mengalami stres daripada orang yang bekerja 7–8 jam per hari. Hal ini karena jam kerja yang panjang dapat mengurangi waktu santai dan memicu otak untuk bekerja terlalu keras.

4. Kecelakaan kerja

Kecelakaan kerja juga menjadi salah satu bahaya kerja lembur. Waktu untuk istirahat malam yang berkurang akibat lembur bisa membuat Anda kelelahan dan sulit berkonsentrasi saat bekerja esok hari. Jika dibiarkan dalam waktu yang lama, kebiasaan ini dapat menghambat produktivitas dan meningkatkan risiko terjadinya kesalahan bahkan kecelakaan kerja.

5. Diabetes tipe 2

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pekerja yang sering lembur lebih rentan terkena penyakit diabetes tipe 2. Bahaya kerja lembur ini bisa terjadi karena jam kerja yang menjadi lebih panjang dapat mengganggu waktu istirahat malam dan mengakibatkan stres. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya resistensi insulin.

6. Kanker

Ketika bekerja lembur, tubuh bisa mengalami stres fisik maupun stres psikologis. Dalam jangka panjang, kondisi ini juga dapat meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit, termasuk kanker usus besar dan kanker payudara. 

Faktor yang diduga berperan dalam meningkatkan risiko terkena kanker adalah adanya peradangan kronis, kebiasaan kurang sehat sewaktu lembur, seperti merokok, menghabiskan waktu untuk duduk lebih lama, serta kurangnya waktu berolahraga.

Lembur mungkin bisa membantu Anda menyelesaikan pekerjaan dengan cepat atau menambah penghasilan. Namun, Anda juga perlu mewaspadai bahaya kerja lembur yang dilakukan secara berlebihan. Hal ini karena kerja lembur dapat berdampak negatif pada kesehatan jangka panjang dan keselamatan Anda dalam bekerja.

Agar waktu Anda lebih efektif dan hasil pekerjaan maksimal, buatlah rencana kerja harian atau mingguan untuk menghindari keterlambatan penyelesaian pekerjaan. Dengan demikian, Anda bisa mendapatkan waktu istirahat yang cukup dan dapat bersantai di akhir pekan. 

Jika Anda sudah membuat perencanaan pekerjaan tetapi masih sering lembur dan mengalami gejala kelelahan hebat, seperti sakit kepala, pusing, otot sakit, gerak refleks melambat, mudah marah, dan sulit berkonsentrasi, sebaiknya konsultasikan dengan dokter guna mencegah bahaya kerja lembur sekaligus mendapatkan penanganan yang sesuai dengan kondisi Anda.