Puting payudara tambahan atau disebut juga puting payudara ketiga adalah kondisi ketika terdapat kelebihan puting selain dua puting payudara kanan dan kiri. Kondisi ini dapat dialami oleh wanita maupun pria dan sering tidak terdeteksi karena dianggap sebagai tahi lalat atau tanda lahir biasa.  

Puting payudara tambahan terbentuk selama masa perkembangan di dalam rahim dan dapat muncul di mana saja di sepanjang garis susu, yaitu garis di mana jaringan payudara berpotensi muncul dan berkembang. Garis ini terbentang mulai dari ketiak hingga selangkangan.

Mengenal Puting Payudara Tambahan - Alodokter

 

Perkembangan puting tambahan dipengaruhi oleh hormon. Kondisi ini bersifat bawaan dan biasanya tidak berbahaya, tetapi kemunculannya terkadang disertai penyakit bawaan lain, seperti kelainan jantung atau penyakit ginjal bawaan.

Tanda Puting Payudara Tambahan

Puting payudara tambahan muncul sejak lahir, jumlahnya dapat satu atau beberapa buah. Di kebanyakan kasus, puting payudara tambahan berukuran jauh lebih kecil daripada puting normal, dan sering kali tampak mirip dengan tahi lalat.

Puting tambahan ini pun dapat berwarna merah muda atau coklat, dan biasanya bagian tengah puting menonjol dari permukaan kulit. Terkadang, ada cekungan di tengah puting, dan ditumbuhi rambut saat pubertas.

Jika puting tambahan ini juga mengandung jaringan kelenjar payudara, maka area puting tambahan tersebut dapat membesar selama masa pubertas, membengkak, dan menjadi lunak sebelum menstruasi. Lalu saat menyusui, puting tambahan ini juga dapat mengeluarkan air susu.

Tipe-Tipe Puting Payudara Tambahan

Berdasarkan komposisi jaringan yang ada, puting payudara tambahan terbagi menjadi enam kategori, yaitu:

  • Kategori 1
    Pada kondisi yang disebut polimastia ini, ada puting dan areola, yaitu daerah gelap di sekitar puting, dengan jaringan payudara di bawahnya.
  • Kategori 2
    Pada kategori ini, puting tidak memiliki areola, tetapi memiliki jaringan payudara di bawahnya.
  • Kategori 3
    Kategori ini menandakan bahwa ada jaringan payudara dan areola, tetapi tidak ada puting.
  • Kategori 4
    Kategori ini berarti ada jaringan payudara, tetapi tidak ada puting atau areola.
  • Kategori 5
    Pada kondisi yang disebut pseudomamma ini, puting dan areola memiliki jaringan lemak di bawahnya, tetapi tidak terdapat jaringan payudara.
  • Kategori 6
    Kondisi ini disebut polythelia, di mana ada puting, tetapi tanpa areola atau jaringan payudara di bawahnya.

Risiko di Balik Puting Payudara Tambahan

Meski jarang terjadi, puting payudara tambahan bisa menjadi tanda cacat payudara bawaan atau tanda awal tumor atau kanker.

Salah satu gen yang dapat menyebabkan munculnya puting payudara tambahan, yaitu gen yang disebut gen Scaramanga, juga memungkinkan puting tambahan terkena kanker payudara, seperti halnya pada payudara normal.

Tak hanya itu, jenis puting payudara tambahan tertentu, seperti polythelia (kategori 6), juga kerap dikaitkan dengan munculnya gangguan pada ginjal, seperti penyakit ginjal stadium akhir atau kanker ginjal.

Penanganan Puting Payudara Tambahan

Puting payudara tambahan biasanya tidak memerlukan penanganan medis. Namun, memang beberapa orang ingin puting tambahannya diangkat karena dianggap mengganggu penampilan atau karena menimbulkan rasa tidak nyaman, seperti keluar air susu atau nyeri.

Prosedur operasi untuk mengangkat puting tambahan bervariasi, tergantung pada apakah puting payudara tersebut disertai adanya jaringan payudara di bawahnya atau tidak.

Pada puting tambahan tanpa jaringan payudara, pengangkatan dapat dilakukan dengan prosedur operasi sederhana, mirip dengan pengangkatan tahi lalat. Sedangkan untuk puting yang disertai dengan jaringan payudara, dapat dilakukan operasi pengangkatan payudara atau mastektomi.

Pada umumnya, puting payudara tambahan tidak berbahaya dan bukan kanker. Meski begitu, untuk memastikan kondisinya, Anda dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter, terlebih jika ada perubahan pada puting, seperti puting menjadi terlalu kering, muncul ruam, atau muncul benjolan.

Ditulis oleh:

dr. Sonny Seputra, M.Ked.Klin, Sp.B, FINACS

(Dokter Spesialis Bedah)