Hampir semua jenis vaksin berisiko menimbulkan efek samping, termasuk vaksin Sinovac. Efek samping vaksin Sinovac bisa berupa demam serta rasa nyeri, bengkak, dan kemerahan di area suntik. Meski demikian, efek samping ini umumnya tidak berbahaya dan dapat hilang dengan sendirinya.

Sama seperti vaksin COVID-19 lainnya, efek samping vaksin Sinovac yang kerap muncul biasanya bersifat ringan. Munculnya efek samping ini merupakan tanda bahwa tubuh sedang membentuk kekebalan terhadap virus Corona.

Kenali Efek Samping Vaksin Sinovac dan Cara Mengatasinya - Alodokter

Meski demikian, sebagian orang ada yang tidak mengalami efek samping sama sekali setelah menerima vaksin COVID-19, termasuk vaksin Sinovac. Hal ini bukan berarti vaksin tidak bekerja dengan efektif, tetapi karena respons sistem kekebalan tubuh setiap orang berbeda-beda terhadap vaksin yang diterima.

Berbagai Efek Samping Vaksin Sinovac

Efek samping vaksin Sinovac bisa berbeda-beda pada tiap orang. Namun, ada beberapa efek samping vaksin Sinovac yang cukup sering terjadi, yaitu:

1. Nyeri atau bengkak di area suntik

Nyeri di lokasi penyuntikan merupakan efek samping yang cukup sering terjadi. Rasa nyeri ini terkadang disertai bengkak dan kemerahan di sekitar area suntik atau disebut juga dengan istilah reaksi lokal.

Nyeri tersebut terjadi karena penyuntikan vaksin dilakukan di jaringan otot lengan. Meski demikian, efek samping ini tidak berbahaya dan bisa hilang dengan sendirinya dalam waktu 2–3 hari.

2. Nyeri otot dan sendi

Sebagian orang yang menerima vaksin Sinovac juga bisa mengalami nyeri otot dan sendi. Saat mendapatkan vaksin, tubuh akan merangsang sel-sel imunitas untuk meningkatkan kekebalan tubuh dengan cara mengeluarkan antibodi.

Kondisi inilah yang diduga dapat menimbulkan nyeri otot, nyeri sendi, dan lemas. Namun, efek samping ini biasanya akan menghilang dalam beberapa hari saja.

3. Demam

Demam setelah pemberian vaksin Sinovac bisa muncul dalam waktu beberapa jam atau beberapa hari setelah mendapatkan vaksin. Efek samping vaksin ini muncul karena reaksi imunitas tubuh untuk membentuk kekebalan terhadap virus Corona.

Kondisi ini juga tidak berbahaya karena dapat menghilang dalam waktu beberapa hari saja. Meski demikian, demam terkadang juga bisa muncul akibat reaksi dari kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).

4. Mual dan muntah

Tidak hanya nyeri otot, beberapa orang yang menerima vaksin Sinovac juga bisa mengalami mual dan muntah. Munculnya gejala ini terkadang juga disertai dengan rasa lelah dan tidak enak badan atau bahkan kurang nafsu makan.

Meski demikian, efek samping ini biasanya hanya berlangsung selama beberapa hari dan akan menghilang sendiri.

5. Pusing dan sakit kepala

Gejala pusing dan sakit kepala juga merupakan salah satu efek samping yang cukup sering terjadi setelah pemberian vaksin Sinovac. Beberapa laporan dari WHO dan berbagai negara, termasuk Indonesia, menyebutkan bahwa hampir 40–50% orang yang mendapatkan vaksin Sinovac akan merasakan efek samping tersebut.

Efek Samping Vaksin Sinovac yang Berbahaya

Selain beberapa efek samping di atas, vaksin Sinovac juga terkadang bisa menyebabkan efek samping yang lebih berat, yaitu anafilaksis atau reaksi alergi berat.

Gejala kondisi ini ditandai dengan munculnya ruam di seluruh tubuh, bibir dan mata bengkak, sesak napas, mual dan muntah, lemas dan pucat, serta penurunan kesadaran.

Reaksi anafilaksis merupakan kondisi yang berbahaya dan perlu segera ditangani dokter. Meski demikian, risiko terjadinya efek samping yang berat ini sangat kecil dan kasus anafilaksis setelah pemberian vaksin Sinovac juga sangat jarang terjadi.

Menurut keterangan dari Kementerian Kesehatan Indonesia, belum ada laporan efek samping berat atau kematian akibat vaksin Sinovac di Indonesia. Secara global, alergi berat setelah vaksinasi hanya sebesar 1 kasus per 1 juta pelaksanaan vaksinasi.

Meski begitu, Anda tetap diminta menunggu selama 15–30 menit setelah menerima vaksin Sinovac untuk memantau ada tidaknya keluhan alergi berat. Apabila gejala alergi berat timbul setelah vaksinasi, segera lapor ke petugas kesehatan di tempat Anda menjalani vaksinasi.

Cara Mengatasi Efek Samping Vaksin Sinovac

Walau beberapa efek samping vaksin Sinovac tergolong ringan dan bisa sembuh dengan sendirinya, akan tetapi gejala yang muncul kerap mengganggu aktivitas.

Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk meringankan efek samping vaksin Sinovac:

  • Memberikan kompres dingin di lokasi penyuntikan vaksin atau di lengan yang sakit selama 15 menit
  • Memakai air hangat ketika mandi untuk meredakan demam
  • Mengonsumsi makanan dengan teratur serta minum banyak air putih
  • Mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti paracetamol, sesuai anjuran dokter
  • Beristirahat yang cukup dengan memenuhi waktu tidur ideal, setidaknya selama 7–9 jam setiap malam

Apa pun jenis vaksinnya, menjalani vaksinasi merupakan solusi yang dianggap paling tepat untuk memutus rantai penularan COVID-19. Oleh karena itu, jika Anda belum memperoleh vaksin COVID-19, segera daftarkan diri ke puskesmas atau tempat penyelenggara vaksinasi terdekat.

Tidak hanya untuk orang dewasa, vaksin Sinovac juga sudah bisa diberikan kepada anak berusia 6–17 tahun di Indonesia. Vaksin Sinovac untuk anak diberikan sebanyak 2 dosis dan jedanya 1 bulan.

Di samping itu, jika saat ini Anda memiliki kondisi atau penyakit komorbid tertentu, seperti penyakit autoimun, penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal, kanker, HIV/AIDS, atau diabetes, Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter lebih dulu untuk memastikan keamanan vaksinasi terhadap kondisi tubuh.

Apabila Anda masih memiliki pertanyaan terkait vaksinasi atau mungkin merasakan efek samping vaksin Sinovac yang tidak kunjung reda dan semakin berat meski sudah melakukan cara di atas, segera periksakan diri ke dokter agar dapat dilakukan penanganan yang tepat.