Struktur kerongkongan merupakan bagian penting dari sistem pencernaan yang berfungsi mengalirkan makanan dan minuman dari mulut ke lambung. Memahami strukturnya membantu Anda mengenali peran serta risiko gangguan yang bisa muncul, jika ada bagian yang tidak bekerja dengan baik.

Kerongkongan atau esofagus bukan hanya sekadar saluran pencernaan. Organ ini memiliki struktur kerongkongan yang kompleks, yang terdiri atas beberapa lapisan dan bagian khusus dengan fungsi penting. Pada orang dewasa, panjang kerongkongan sekitar 25–30 cm dan menghubungkan tenggorokan (faring) dengan lambung.

Kenali Struktur Kerongkongan serta Fungsi dan Gangguan yang Mungkin Menyerang - Alodokter

Ketika Anda menelan, makanan atau cairan yang masuk akan didorong turun melalui gerakan otot yang disebut peristaltik. Proses ini juga melibatkan dua katup otot, yaitu sfingter atas dan sfingter bawah, yang menjaga agar makanan tidak kembali naik ke kerongkongan. 

Dengan memahami struktur kerongkongan, Anda dapat mengetahui bagaimana mekanisme menelan berlangsung dengan aman dan efisien.

Bagian-Bagian dalam Struktur Kerongkongan dan Fungsinya

Berikut ini adalah bagian struktur kerongkongan serta fungsinya:

1. Mukosa

Mukosa adalah lapisan terdalam dari struktur kerongkongan yang langsung bersentuhan dengan makanan. Lapisan ini menghasilkan lendir untuk menjaga kelembapan dan melindungi jaringan dari iritasi. 

Mukosa juga berperan besar dalam mempertahankan kesehatan struktur kerongkongan agar tetap licin dan tidak mudah terluka. Selain itu, sel-sel epitel pada mukosa berfungsi sebagai penghalang alami terhadap mikroorganisme dan zat berbahaya yang dapat merusak jaringan kerongkongan.

2. Submukosa

Lapisan submukosa merupakan jaringan penghubung yang kuat dan elastis di bawah mukosa, serta menjadi bagian penting dari struktur kerongkongan. Lapisan ini mengandung pembuluh darah dan saraf yang menutrisi jaringan serta membantu mengatur gerakan otot kerongkongan. 

Submukosa juga menghasilkan lendir tambahan untuk melancarkan proses pergerakan makanan di dalam struktur kerongkongan. Selain itu, saraf dalam lapisan ini mengkoordinasikan sinyal refleks menelan agar prosesnya berlangsung cepat dan aman.

3. Muskularis propria

Muskularis propria adalah lapisan otot utama pada struktur kerongkongan yang bertanggung jawab menggerakkan makanan menuju lambung. Lapisan ini terdiri atas otot polos dan otot lurik yang bekerja secara berirama melalui gerakan peristaltik. 

Kombinasi keduanya membuat struktur kerongkongan mampu bekerja otomatis sekaligus terkoordinasi dengan baik. Lapisan ini juga memungkinkan tubuh menyesuaikan kekuatan dorongan tergantung pada tekstur makanan yang ditelan, sehingga makanan keras maupun lembut dapat melewati saluran dengan aman.

4. Adventitia

Adventitia adalah lapisan pelindung terluar dari struktur kerongkongan. Lapisan ini menjaga posisi kerongkongan agar tetap stabil di antara organ dada lainnya, seperti trakea dan tulang belakang. 

Adventitia memberikan kekuatan dan fleksibilitas bagi struktur kerongkongan, sekaligus membantu menahan bentuk kerongkongan agar tidak mudah tertekan atau berubah posisi akibat pergerakan organ di sekitarnya. Selain itu, jaringan ikat pada lapisan ini berperan dalam melekatkan kerongkongan pada jaringan sekitar untuk mendukung kestabilan anatomi.

5. Sfingter atas esofagus (upper esophageal sphincter)

Sfingter atas merupakan katup otot berbentuk cincin di bagian atas struktur kerongkongan. Katup ini mengatur agar makanan bisa masuk ke kerongkongan saat menelan dan mencegah udara masuk ke saluran pencernaan. 

Selain itu, sfingter atas membantu melindungi saluran napas dari risiko aspirasi, yaitu ketika makanan atau cairan masuk ke paru-paru secara tidak sengaja. 

6. Sfingter bawah esofagus (lower esophageal sphincter)

Sfingter bawah adalah katup otot yang terletak di antara kerongkongan dan lambung. Katup ini menjadi komponen kunci dalam struktur kerongkongan. Sfingter bawah esofagus berfungsi membuka saat makanan tiba di ujung kerongkongan dan menutup kembali agar asam lambung tidak naik ke atas. 

Sfingter bawah juga menjaga perbedaan tekanan antara lambung dan dada, sehingga mencegah isi lambung merusak lapisan kerongkongan. Jika otot ini melemah, terjadilah refluks asam yang menimbulkan rasa terbakar di dada.

Gangguan yang Mungkin Terjadi pada Struktur Kerongkongan

Inilah beberapa gangguan yang dapat memengaruhi struktur kerongkongan, di antaranya:

1. Esofagitis

Esofagitis merupakan peradangan dinding kerongkongan akibat asam lambung atau iritasi makanan. Gejalanya meliputi nyeri menelan, rasa panas di dada, dan mulut terasa asam. Jika tidak diobati, peradangan ini dapat menimbulkan luka kronis dan menyempitkan saluran kerongkongan sehingga sulit untuk dilalui makanan.

2. GERD (gastroesophageal reflux disease)

GERD adalah naiknya asam lambung ke kerongkongan terjadi karena melemahnya sfingter bawah. Bila dibiarkan, dapat menimbulkan luka kronis dan kesulitan menelan. Dalam jangka panjang, iritasi berulang dapat menyebabkan Barrett’s esophagus yang meningkatkan risiko terjadinya kanker.

3. Akalasia

Akalasia adalah gangguan otot kerongkongan yang menyebabkan makanan sulit turun ke lambung karena sfingter bawah tidak rileks. Akalasia dapat membuat kerongkongan melebar sehingga menumpuk sisa makanan, yang mana hal ini menimbulkan rasa tidak nyaman serta risiko infeksi pada lapisan struktur kerongkongan bagian dalam.

4. Kanker kerongkongan

Kanker kerongkongan biasanya ditandai dengan sulit menelan, nyeri dada, suara serak, atau penurunan berat badan yang drastis. Penyakit ini sering berkembang perlahan dan dapat dipicu oleh iritasi kronis akibat GERD, merokok, atau konsumsi alkohol berlebihan.

5. Cedera atau luka

Cedera atau luka pada struktur kerongkongan dapat terjadi akibat menelan benda asing, bahan kimia, atau luka fisik. Jika mengalami hal ini, diperlukan penanganan medis segera agar struktur kerongkongan tidak mengalami kerusakan permanen. Cedera berat bisa menyebabkan robekan atau infeksi serius yang membahayakan saluran pencernaan.

6. Varises esofagus

Varises esofagus adalah pembesaran pembuluh darah di dinding kerongkongan akibat peningkatan tekanan pada pembuluh darah di hati, biasanya karena sirosis hati. Kondisi ini bisa berbahaya, karena varises dapat pecah dan menyebabkan perdarahan hebat. Gejalanya adalah muntah darah atau tinja berwarna hitam. 

Nah, untuk menjaga kesehatan struktur kerongkongan, ada banyak hal yang bisa Anda lakukan. Berikut adalah beberapa di antaranya:

  • Konsumsi makanan bergizi seimbang.
  • Hindari makanan yang terlalu panas, pedas, atau asam.
  • Kunyah makanan dengan baik dan makan secara perlahan.
  • Jaga berat badan agar tetap ideal
  • Hindari merokok dan alkohol karena dapat mengiritasi kerongkongan. 

Jika Anda mengalami kesulitan menelan, nyeri dada setelah makan, atau muntah darah, segera konsultasikan ke dokter. Anda dapat memanfaatkan fitur Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat. 

Kerongkongan yang sehat berperan penting agar proses menelan dan pencernaan berjalan lancar. Dengan memahami struktur kerongkongan serta fungsinya, Anda dapat menjaga kesehatan pencernaan dengan lebih baik.