Tingkat bilirubin normal bayi baru lahir sering menjadi kekhawatiran bagi orang tua ketika mendapati bayinya mengalami jaundice (kuning). Pada bayi baru lahir, salah satu pertanda kadar bilirubin yang tinggi ialah kondisi bayi kuning.

Kadar atau tingkat bilirubin normal bayi baru lahir biasanya akan dipantau oleh dokter setiap 8–12 jam setelah bayi dilahirkan. Bilirubin merupakan pigmen kuning dalam darah dan tinja. Bilirubin dibuat oleh tubuh ketika sel darah merah hancur secara alami. Bayi akan kuning jika bilirubin tidak diproses sebagaimana mestinya oleh hati.

Kenali Tingkat Bilirubin Normal Bayi Baru Lahir - Alodokter

Hal tersebut bisa terjadi karena jumlah bilirubin yang dihasilkan dari penghancuran sel darah terlalu banyak, sehingga hati tidak sempat memprosesnya, atau karena ada gangguan pada organ hati. Ketika hal itu terjadi, permukaan kulit dan bagian putih pada mata menjadi berwarna kuning. Kondisi ini disebut jaundice.

Tingkat Bilirubin Normal Bayi Baru Lahir

Kadar bilirubin normal bayi baru lahir seharusnya di bawah 5,2 mg/dL. Namun, tidak sedikit bayi baru lahir yang memiliki kadar bilirubin melebihi kadar tersebut.

Sementara itu, bayi dengan kadar bilirubin berikut ini perlu memerlukan penanganan medis:

  • Lebih dari 10 mg/dL pada bayi usia kurang dari 1 hari
  • Lebih dari 15 mg/dL pada bayi usia 1–2 hari
  • Lebih dari 18 mg/dL pada bayi usia 2–3 hari
  • Lebih dari 20 mg/dL pada bayi usia lebih dari 3 hari

Untuk memastikan tingkat bilirubin normal bayi baru lahir, pemeriksaan darah perlu dilakukan pada 3 hari pertama sejak bayi lahir. Hal ini untuk mencegah kemungkinan terjadinya dampak yang berbahaya dan mengancam keselamatan bayi.

Penanganan Bilirubin Tinggi pada Bayi

Sebagian kasus jaundice ringan pada bayi baru lahir tidak membutuhkan terapi khusus atau tindakan medis. Kondisi ini dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 2–3 minggu. Namun, bila tingkat bilirubin bayi baru lahir sangat tinggi, kondisi ini perlu mendapat penanganan intensif oleh dokter di rumah sakit.

Penanganan yang diberikan oleh dokter bertujuan untuk mencegah kondisi berbahaya berupa kernikterus akibat jaundice yang dibiarkan terlalu lama tanpa penanganan. Kernikterus merupakan salah satu jenis kerusakan otak yang disebabkan oleh tingginya kadar bilirubin dalam darah bayi.

Berikut ini adalah beberapa penanganan yang dapat dilakukan sebagai upaya menurunkan tingkat bilirubin hingga menjadi normal pada bayi yang baru lahir:

Terapi sinar (fototerapi)

Pada fototerapi, bayi akan ditempatkan di bawah sinar khusus yang tampak biru kehijauan. Sinar tersebut diharapkan akan membantu mengubah molekul bilirubin sehingga dapat dikeluarkan melalui urine dan tinja. Selama proses tersebut, bayi hanya diperbolehkan menggunakan popok dan pelindung mata.

Transfusi imunoglobulin

Terapi ini merupakan langkah lanjutan untuk penanganan bayi kuning, terutama yang disebabkan perbedaan rhesus golongan darah bayi dan ibu (inkompatibilitas rhesus).

Kondisi ini membuat bayi mendapatkan banyak antibodi dari tubuh ibu. Akibatnya, antibodi ibu akan menyerang sel darah bayi dan terjadi pemecahan sel darah yang banyak. Pemberian infus imunoglobulin (IVIg) dapat membantu mengurangi jumlah antibodi tersebut, sehingga jaundice dapat teratasi.

Transfusi tukar

Penanganan dengan cara ini hanya dilakukan jika bayi yang mengalami jaundice berat yang tidak menunjukkan respons terhadap terapi lain. Transfusi tukar dilakukan dengan cara mengambil sebagian kecil darah dari tubuh bayi, kemudian menggantinya dengan darah donor, dan dilakukan secara berulang.

Tujuan transfusi tukar adalah agar darah dalam tubuh bayi terbebas dari kadar bilirubin yang tinggi dan antibodi ibu.

Selain itu, dokter juga akan menyarankan ibu untuk menyusui bayi sesering mungkin, agar bayi mendapatkan nutrisi yang cukup dan mencegah berat badannya turun.

Tingkat bilirubin normal bayi baru lahir merupakan salah satu tanda kondisi bayi sehat. Apabila bayi tampak kuning dan dicurigai memiliki kadar bilirubin yang terlalu tinggi, sebaiknya segera bawa Si Kecil untuk diperiksa oleh dokter agar dapat diberikan penanganan yang tepat.