Angka penderita penyakit hepatitis B di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu sekitar 7,1% dari seluruh penduduk Indonesia atau sekitar 18 juta kasus. Kurangnya informasi tentang cara mencegah penularan penyakit ini merupakan salah satu penyebab angka kasus hepatitis B terus meningkat.
Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B (HBV). Virus tersebut menyerang organ hati dan dapat berkembang menjadi hepatitis akut maupun kronis.
Semua orang memiliki risiko tertular hepatitis B, baik bayi, anak-anak, maupun orang dewasa. Namun, penyakit ini dapat dicegah dengan vaksin hepatitis B.
Cara Penularan Hepatitis B
Ada dua cara penularan hepatitis B, yaitu penularan vertikal dan horizontal. Penularan secara vertikal terjadi dari ibu hamil yang menderita penyakit hepatitis B kepada bayinya selama persalinan.
Sedangkan, penyebaran horizontal terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh, seperti air mani, cairan vagina, darah, urine, tinja, dan air liur dari orang yang terinfeksi virus hepatitis B ke orang lain.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya penularan virus hepatitis B secara horizontal adalah:
- Hubungan seksual berisiko, misalnya sering berganti pasangan seksual atau berhubungan seks tanpa kondom
- Pemakaian jarum suntik tidak steril dan bergantian dengan orang lain, misalnya dalam pembuatan tato atau penggunaan narkoba dalam bentuk suntik
- Seks sesama jenis
- Tinggal serumah dengan orang yang menderita hepatitis B
- Tindakan medis tertentu, seperti cuci darah atau hemodialisa dan transfusi darah
Kurangnya informasi, pemahaman, dan langkah pencegahan infeksi hepatitis B merupakan salah satu alasan masih tingginya angka kasus penyakit hepatitis B di Indonesia.
Masih kurangnya cakupan vaksinasi hepatitis B serta terlambatnya diagnosis dan penanganan penyakit ini juga turut membuat penderita dengan mudahnya menularkan virus hepatitis B.
Oleh karena itu, sebagai upaya untuk mengurangi angka kasus hepatitis B, pemerintah menganjurkan setiap orang untuk mendapatkan vaksin hepatitis B, baik orang dewasa maupun bayi baru lahir.
Cara Mencegah Penularan Hepatitis B
Melalui Kementerian Kesehatan, pemerintah Indonesia melakukan berbagai upaya guna menekan penyebaran hepatitis B, di antaranya gerakan imunisasi hepatitis B pada bayi sejak tahun 1997.
Mulai tahun 2010, pemerintah pun mulai gencar melakukan sosialisasi hepatitis B secara meluas pada peringatan Hari Hepatitis Sedunia tanggal 28 Juli.
Upaya pencegahan pun dilakukan dengan membuat buku pedoman pengendalian hepatitis, poster, buku saku, serta seminar mengenai hepatitis di beberapa kota di Indonesia untuk petugas kesehatan dan masyarakat.
Selain itu, pemerintah juga mengimbau seluruh fasilitas kesehatan untuk melakukan deteksi dini hepatitis B pada ibu hamil dan kelompok yang berisiko tinggi, termasuk petugas kesehatan, sebagai langkah pemotongan rantai penularan penyakit hepatitis B.
Upaya untuk menekan angka kasus dan penularan hepatitis B dapat dilakukan seluruh anggota masyarakat dengan mengikuti berberapa langkah berikut ini:
- Lakukan vaksinasi hepatitis B.
- Jalani perilaku seks aman dan sehat, yaitu dengan memakai kondom saat berhubungan intim dan tidak berganti pasangan seksual.
- Lakukan perawatan luka dengan baik dan tidak menyentuh cairan tubuh, seperti darah dan nanah secara langsung.
- Hindari menghaluskan makanan dengan cara mengunyah dan memberikannya kepada bayi dari mulut ibu.
- Hindari berbagi peralatan pribadi, seperti alat cukur, sikat gigi, dan handuk, bersama orang lain.
- Pastikan jarum dalam keadaan steril untuk pengobatan, tindik telinga bayi maupun dewasa, atau pembuatan tato.
- Gunakan sarung tangan ketika menyentuh atau membersihkan cairan tubuh dan benda milik penderita hepatitis B, misalnya perban luka, pembalut, handuk, atau sprei.
- Bersihkan area yang terkena darah dengan cairan pembersih yang dicampur air.
Dosis dan Jadwal Pemberian Vaksinasi Hepatitis B
Vaksin hepatitis B merupakan salah satu jenis imunisasi wajib di Indonesia. Vaksin ini bisa diberikan kepada bayi, anak-anak, dan orang dewasa dengan jadwal pemberian sebagai berikut:
Bayi
Vaksin hepatitis B untuk bayi diberikan sebanyak 4 kali, yaitu paling lambat dalam waktu 12 jam setelah bayi dilahirkan dan ketika bayi berusia 2, 3, dan 4 bulan.
Anak-anak
Untuk anak-anak yang sebelumnya telah mendapatkan vaksin hepatitis B, akan dilakukan vaksinasi ulang (booster) saat mereka berusia 18 bulan.
Remaja dan orang dewasa
Bagi remaja dan orang dewasa yang belum pernah mendapatkan vaksin hepatitis B, vaksin harus diberikan sebanyak 3 kali, dengan jarak antara dosis pertama dan kedua adalah 4 minggu, sedangkan jarak antar dosis pertama dan ketiga adalah 16 minggu.
Untuk mendapatkan vaksinasi hepatitis B, Anda bisa mengunjungi fasilitas kesehatan, seperti klinik vaksinasi atau rumah sakit.
Jika Anda berisiko terkena hepatitis B atau memiliki kondisi medis tertentu, seperti diabetes, HIV, dan penyakit ginjal, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter agar pemeriksaan, penanganan, dan langkah pencegahan dapat dilakukan. Dengan demikian, angka kasus hepatitis B di Indonesia pun dapat ditekan.