Kondom yang aman umumnya terbuat dari bahan yang berkualitas, sehingga memiliki risiko lebih kecil untuk menimbulkan iritasi atau alergi pada organ intim sekaligus tetap efektif dalam mencegah kehamilan dan penyakit menular seksual. Tidak hanya bahannya yang baik, cara pakai kondom juga harus tepat agar tetap efektif dan aman digunakan. 

Kondom terbuat dari bahan khusus, umumnya lateks atau polyisoprene, yang didesain khusus untuk mencegah pertemuan sperma dan sel telur. Tidak hanya itu, kondom juga merupakan perlindungan terbaik dari penyakit menular seksual yang disebarkan melalui kontak langsung dengan cairan penis atau vagina.Kondom yang Aman dan Cara Tepat Menggunakannya - Alodokter

Untuk meningkatkan kepuasan dalam berhubungan seksual, alat kontrasepsi ini tersedia dalam berbagai ukuran, bentuk, warna, dan rasa. Namun, apa pun jenis kondomnya, pastikan Anda memilih bahan kondom yang aman agar nyaman dikenakan dan tidak menimbulkan gangguan kesehatan.

Beragam Kondom yang Aman Berdasarkan Bahannya

Penggunaan kondom dinilai efektif dalam mencegah kehamilan. Penelitian menunjukkan bahwa kondom pria memiliki efektivitas sebesar 98%, sedangkan kondom wanita memiliki efektivitas sebesar 95%, jika digunakan dengan tepat.  

Namun, tidak semua kondom aman digunakan. Beberapa bahan tertentu yang terkandung dalam kondom dapat memicu alergi atau iritasi pada kulit. Sebagai pilihan kondom yang aman, Anda dapat menggunakan kondom yang terbuat dari bahan-bahan berikut ini:

1. Lateks

Kondom berbahan lateks merupakan jenis kondom yang paling populer karena harganya terjangkau, tetapi efektif dalam mencegah kehamilan. Kondom jenis ini juga tipis dan nyaman digunakan. 

Kondom lateks tidak berpori, sehingga penggunaan pelumas berbahan dasar minyak, seperti losion atau petroleum jelly, sangat tidak disarankan karena dapat merusak kondom. Sebagai gantinya, Anda bisa memilih pelumas berbahan dasar air atau silikon.  

Meski kondom lateks tergolong sebagai kondom yang aman, sebagian orang mungkin mengalami alergi lateks yang ditandai dengan gejala ruam, gatal, dan bengkak. Jika Anda merasakan keluhan tersebut, hentikan penggunaan kondom lateks.

2. Polyurethane

Apabila mengalami alergi lateks, bahan polyurethane dapat menjadi pilihan kondom yang aman. Selain pada kondom pria, bahan polyurethane juga kerap digunakan untuk produk kondom wanita

Polyurethane terbuat dari plastik yang kuat dan tahan terhadap minyak atau air. Keunggulan lain dari kondom polyurethane adalah bahannya lebih tipis daripada kondom lateks, sehingga mampu meningkatkan sensitivitas saat berhubungan seksual.

Namun, kondom polyurethane cenderung kurang melekat saat digunakan dan tidak elastis. Hal ini dapat meningkatkan risiko kondom lepas atau robek.

3. Polyisoprene

Sama seperti kondom polyurethane, bahan polyisoprene juga bisa menjadi alternatif untuk orang dengan alergi lateks. Polyisoprene terbuat dari karet sintetis yang tidak mengandung protein penyebab alergi.  

Kondom yang aman ini dinilai lebih unggul daripada kondom lateks karena lebih elastis dan tidak mudah bocor. Meski demikian, penggunaan pelumas berbahan dasar minyak, seperti petroleum jelly atau losion, sangat tidak disarankan untuk kondom polyisoprene karena dapat merusak kondom dan menurunkan efektivitasnya.

4. Nitrile

Selain polyurethane, nitrile juga kerap digunakan sebagai bahan kondom yang aman untuk wanita. Nitrile merupakan karet sintetis yang bebas lateks, sehingga tidak menimbulkan reaksi alergi bagi penggunanya. Biasanya, kondom berbahan nitrile sudah dilengkapi dengan pelumas, sehingga mudah dimasukkan ke dalam vagina. 

Penggunaan Kondom yang Tepat

Setelah memilih kondom yang aman berdasarkan bahannya, langkah selanjutnya yang harus dipahami adalah cara menggunakan kondom yang tepat. Ini karena cara penggunaan kondom pria maupun kondom wanita yang baik sangat memengaruhi efektivitas kondom dalam mencegah kehamilan dan infeksi menular seksual. 

Berikut ini adalah cara penggunaan kondom pria yang tepat:

  • Bukalah bungkus kondom dengan hati-hati agar kondom tidak sobek.
  • Pastikan penis sudah ereksi sempurna kemudian tempatkan kondom di atas ujung penis.
  • Jepit ujung kondom di bagian tengah lingkaran dengan ibu jari dan telunjuk untuk mencegah udara masuk.
  • Buka gulungan kondom secara perlahan hingga mencapai pangkal penis. Jika gulungan tidak bisa diturunkan, tandanya ada kesalahan dalam pemakaian kondom.
  • Buang kondom jika terjadi kesalahan dalam pemakaian dan gantilah dengan yang baru.
  • Setelah berhubungan seks, keluarkan penis dari vagina saat masih ereksi.
  • Pegang pangkal kondom saat mengeluarkan penis dari vagina agar kondom tidak lepas dan sperma tidak keluar.
  • Ikat kondom dan buang ke tempat sampah, serta pastikan penis tidak lagi menyentuh vagina pasangan Anda.
  • Jika ingin kembali berhubungan seks, selalu gunakan kondom baru.

Sementara itu, pemasangan kondom wanita yang tepat dapat dilakukan dengan cara berikut ini:

  • Bukalah bungkus kondom secara hati-hati agar kondom tidak rusak atau sobek. 
  • Ambil posisi yang nyaman, seperti berdiri dengan satu kaki di atas kursi atau jongkok. 
  • Jepit cincin kecil yang tertutup di ujung kondom dengan jari tengah dan ibu jari, lalu dorong kondom masuk ke dalam vagina hingga mencapai leher rahim (serviks).
  • Agar lebih mudah, gunakan pelumas berbahan dasar air sebelum memasukkan kondom ke vagina. 
  • Pastikan bagian cincin yang besar tetap berada di luar vagina. 
  • Ketika hubungan seks selesai, putar cincin besar yang berada di luar vagina, lalu tarik keluar. 
  • Buanglah kondom ke tempat sampah dan gunakan kondom yang baru jika ingin kembali berhubungan seks.

Itulah berbagai kondom yang aman berdasarkan bahannya dan cara menggunakan kondom yang benar untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan atau penyakit menular seksual.

Penggunaan kondom mungkin dihindari karena menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengurangi sensitivitas saat berhubungan seksual. Namun, Anda dan pasangan tetap dapat mencapai kepuasan seksual jika menggunakan kondom dengan tepat.

Apabila Anda telah mencoba menggunakan kondom yang aman tetapi muncul keluhan seperti gatal, kemerahan atau nyeri, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai. Konsultasi bisa Anda lakukan dengan mudah tanpa keluar rumah melalui Chat Bersama Dokter.