Seks sehat adalah hubungan seks yang dilakukan dengan memperhatikan keamanan diri dan pasangan, bukan hanya kepuasan seksual semata. Dengan mempraktikkan seks sehat, Anda dan pasangan dapat terhindar dari infeksi menular seksual dan memperoleh manfaat seks secara maksimal.

Perilaku seks sehat dapat memberikan banyak manfaat bagi kesehatan, baik secara fisik maupun psikis. Selain itu, perilaku seks ini juga dapat mengurangi risiko terkena penyakit menular seksual, seperti HIV, gonore, sifilis, dan herpes genital.

7 Tips Melakukan Hubungan Seks Sehat dan Berkualitas - Alodokter

Melakukan seks sehat bukan berarti mengurangi atau menghilangkan kenikmatan seksual dengan pasangan. Sebaliknya, seks sehat dapat membuat Anda dan pasangan lebih menikmati keintiman tanpa khawatir akan risiko terkena penyakit.

Tips Melakukan Hubungan Seks Sehat

Ada beberapa tips yang dapat Anda dan pasangan lakukan untuk mempraktikkan seks sehat, di antaranya:

1. Tidak bergonti-ganti pasangan seksual

Setia pada satu orang adalah cara paling aman agar terhindar dari penyakit menular seksual. Berganti-ganti pasangan seks berarti harus siap dengan risiko tertular penyakit infeksi yang mungkin mereka derita.

Hal ini karena pasangan Anda bisa saja membawa penyakit dari pasangan sebelumnya. Ada baiknya bila Anda dan pasangan saling mengetahui riwayat kesehatan masing-masing.

Agar lebih aman, Anda dan pasangan juga perlu melakukan pemeriksaan kesehatan di dokter atau rumah sakit sebelum memutuskan untuk melakukan hubungan seksual.

2. Membersihkan diri sebelum berhubungan

Aktivitas seksual biasanya melibatkan ciuman dan sentuhan di berbagai bagian tubuh, terutama area kelamin. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk membersihkan diri sebelum mulai berhubungan seks guna mencegah perpindahan kuman.

Salah satu caranya adalah dengan mencuci tangan. Selain itu, Anda juga dianjurkan untuk membersihkan mulut dengan cara menyikat gigi dan berkumur sebelum dan sesudah berhubungan seksual.

3. Menggunakan kondom

Kondom merupakan alat kontrasepsi yang efektif untuk mencegah penyakit menular seksual. Kondom juga berperan sebagai pelindung sehingga tidak terjadi interaksi antara sperma dan sel telur yang dapat menyebabkan kehamilan.

Meski demikian, ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui saat memilih dan menggunakan kondom, di antaranya:

  • Kondom pria biasanya terbuat dari karet lateks dan tersedia dalam berbagai ukuran serta tekstur. Jika Anda memiliki alergi terhadap lateks, gunakan kondom dari bahan polyurethane.
  • Kondom wanita umumnya terbuat dari bahan polyurethane. Cara menggunakan kondom wanita adalah dengan memasukkannya ke dalam vagina, seperti mengenakan tampon. Kondom wanita tidak disarankan digunakan bersama kondom pria karena dapat robek.
  • Saat menggunakan alat bantu seks (sex toys), kondom sebaiknya tetap digunakan untuk mencegah infeksi. Anda bisa melapisi sex toys dengan kondom sebelum dipakai.
  • Gunakan kondom mulai dari awal hubungan seksual hingga setelah ejakulasi.
  • Selalu cek tanggal kedaluwarsa kondom sebelum digunakan dan jangan menggunakan kondom yang sama lebih dari satu kali.

Agar kondom bisa berfungsi dengan efektif, Anda disarankan untuk menggunakannya sesuai anjuran yang tertera pada kemasan. Jika ingin menggunakan pelumas kondom, gunakan yang berbahan dasar air. Hal ini karena pelumas berbahan dasar minyak dapat merusak kondom.

Hubungan seks dengan menggunakan kondom bukan berarti benar-benar mencegah Anda dari penyakit menular seksual. Beberapa jenis penyakit seperti kudis, kutil kelamin, dan herpes genital masih bisa menular melalui kontak kulit. Meski demikian, memakai kondom tetap masih jauh lebih baik daripada tidak sama sekali.

4. Melakukan foreplay

Foreplay bertujuan untuk memberi rangsangan sebelum penetrasi. Aktivitas ini juga dapat menentukan pasangan untuk bisa mencapai orgasme.

Tahap foreplay juga dapat memicu serviks untuk mengeluarkan pelumas alami, sehingga wanita merasa lebih nyaman saat penetrasi. Selain itu, otot vagina akan lebih rileks sehingga dapat meningkatkan kenikmatan saat berhubungan seksual.

Selain bermanfaat dalam meminimalisir luka gesekan, cairan vagina juga dapat membantu pria mempertahankan ereksi selama penetrasi.

5. Menjaga kebersihan area kelamin

Menjaga kelamin agar tetap bersih sangat penting sebagai bagian dari seks sehat, terutama pada wanita yang lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih. Hal ini karena letak saluran kemih sangat dekat dengan vagina.

Untuk mencegah terjadinya kondisi tersebut, wanita dianjurkan untuk buang air kecil setiap selesai berhubungan. Mengeluarkan urine dapat membersihkan bakteri di sekitar vagina.

Basuh vagina dari depan ke belakang atau dari vagina ke arah anus. Membersihkan vagina dengan arah sebaliknya akan membuat bakteri yang berada di anus pindah ke vagina. Hindari menggunakan produk pembersih kewanitaan, karena dikhawatirkan dapat membuat saluran kemih mengalami iritasi.

6. Melakukan vaksinasi

Vaksin HPV bertujuan untuk mencegah kanker serviks yang disebabkan oleh virus HPV (human papillomavirus) dan sangat dianjurkan bagi Anda yang aktif secara seksual.

Tidak hanya wanita, pria pun dianjurkan untuk melakukan vaksinasi HPV karena virus HPV juga dapat menyebabkan kanker dan kutil kelamin.

Vaksin HPV memang disarankan diberikan pada anak berusia 11–12 tahun atas dasar pertimbangan belum aktif secara seksual. Namun, orang dewasa yang belum mendapatkan vaksin HPV diharapkan segera melakukan vaksinasi sebelum berusia 26 tahun.

7. Melakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter

Ajak pasangan untuk memeriksakan diri secara rutin ke dokter untuk mengetahui kondisi kesehatan seksual. Terbukalah kepada dokter mengenai riwayat, kebiasaan, serta preferensi Anda dan pasangan dalam berhubungan seksual.

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya tanda maupun gejala penyakit menular seksual, hentikan berhubungan seksual sampai dokter menyatakan bahwa penyakit yang diderita sudah benar-benar sembuh.

Untuk mewujudkan seks sehat dan berkualitas, Anda dan pasangan harus konsisten dalam melakukan kebiasaan-kebiasaan sehat. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter, terlebih jika Anda atau pasangan mengalami gejala berupa gatal, nyeri, atau muncul benjolan di area kelamin.