Kriptosporidiosis adalah penyakit akibat infeksi parasit Cryptosporidium parvum pada usus. Infeksi ini menyebabkan diare dan dapat menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi oleh parasit kriptosporidium.

Cryptosporidium adalah parasit yang dapat hidup pada usus manusia dan hewan. Parasit ini dapat keluar melalui feses (tinja) dan mengontaminasi air. Cryptosporidium dapat bertahan hingga berhari-hari, bahkan pada air yang sudah diinfeksi atau disaring menggunakan filter. Namun, parasit ini dapat dibunuh dengan cara dipanaskan.

Man suffering from stomach pain

Pada orang yang sehat, kriptosporidiosis hanya menyebabkan diare yang dapat hilang dalam 1–2 minggu. Namun, pada orang dengan daya tahan tubuh lemah, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya, terutama bila tidak segera ditangani.

Penyebab Kriptosporidiosis

Kriptosporidiosis disebabkan oleh parasit Cryptosporidium yang masuk ke dalam sistem pencernaan dan menginfeksi usus. Parasit ini memiliki beberapa varian yang sebagian variannya bisa menyebabkan penyakit lebih parah dari varian lainnya.

Di dalam usus, parasit akan hidup dengan menggali lubang di dinding usus. Setelah itu, parasit akan berkembang biak dan keluar bersama feses. Studi menyebutkan bahwa jutaan Cryptosporidium dapat keluar hanya pada 1 kali buang air besar.

Parasit ini juga memiliki dinding luar yang membuatnya kebal terhadap sebagian besar disinfektan, termasuk disinfektan yang digunakan pada kolam renang umum. Hal inilah yang membuat kriptosporidiosis mudah menular.

Beberapa kondisi yang dapat membuat seseorang terinfeksi kriptosporidiosis adalah:

  • Meminum air yang terkontaminasi parasit Cryptosporidium
  • Mengonsumsi makanan mentah dan terkontaminasi parasit Cryptosporidium
  • Menjalin kontak dengan pasien atau hewan yang mengalami kriptosporidiosis
  • Menyentuh mulut atau makan dengan tangan yang terkontaminasi, misalnya karena tidak mencuci tangan setelah dari toilet atau mengganti popok

Faktor risiko kriptosporidiosis

Kriptosporidiosis bisa menulari siapa saja. Namun, penyakit ini lebih berisiko terjadi pada individu yang memiliki faktor-faktor berikut:

  • Memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya akibat menderita HIV/AIDS
  • Berusia di bawah 10 tahun
  • Sering berenang di kolam renang umum
  • Meminum air yang tidak terjamin kebersihannya, misalnya saat bepergian ke wilayah dengan sanitasi buruk atau saat minum langsung dari sungai ketika sedang berkemah
  • Sering berinteraksi dengan hewan, misalnya karena bekerja sebagai pengasuh hewan
  • Bekerja di tempat penitipan anak

Gejala Kriptosporidiosis

Gejala kriptosporidiosis umumnya muncul 1 minggu setelah infeksi terjadi dan berlangsung hingga 2 minggu. Namun, ada juga kriptosporidiosis yang gejalanya berlangsung hingga 3 tahun, tetapi dengan pola gejala yang hilang timbul.

Keluhan yang muncul pada penderita kriptosporidiosis antara lain:

  • Diare berair
  • Nafsu makan berkurang
  • Kram perut
  • Mual dan muntah
  • Demam

Diare yang berlangsung dalam jangka panjang (diare kronis) akan meningkatkan risiko terjadinya dehidrasi, kekurangan nutrisi, dan penurunan berat badan. Kondisi ini berbahaya bagi penderita usia balita dan penderita dengan daya tahan tubuh lemah, seperti penderita HIV dan pasien yang sedang menjalani kemoterapi.

Pada sejumlah kasus, kriptosporidiosis tidak menampakkan gejala apa pun. Namun, parasit bisa hidup di tinja sampai 2 bulan. Oleh sebab itu, penularan tetap bisa terjadi dalam kurun waktu tersebut.

Kapan harus ke dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami keluhan di atas, terutama diare yang tidak membaik dalam beberapa hari. Jika cepat ditangani, risiko kriptosporidiosis berkembang menjadi komplikasi serius dapat diturunkan.

Diagnosis Kriptosporidiosis

Dokter akan terlebih dahulu menanyakan gejala yang dialami pasien dan kegiatan yang dilakukan pasien 1 minggu ke belakang, dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan fisik. Jika ada dugaan pasien menderita kriptosporidiosis, dokter akan mengambil sampel tinja pasien untuk diperiksa di bawah mikroskop.

Perlu diketahui bahwa pengambilan sampel tinja mungkin dilakukan beberapa kali karena parasit Cryptosporidium sulit dilihat. Jika diperlukan, dokter akan mengambil sampel jaringan (biopsi) dari usus pasien.

Pada pasien yang sudah dipastikan menderita kriptosporidiosis, dokter akan melakukan pemeriksaan lain untuk mendeteksi kemungkinan komplikasi. Salah satunya adalah tes darah untuk memeriksa fungsi hati dan kantung empedu serta melihat kemungkinan penyebaran infeksi.

Pengobatan Kriptosporidiosis

Penderita kriptosporidiosis yang daya tahan tubuhnya baik umumnya sembuh dengan sendirinya dalam 2 minggu. Sebaliknya, penderita kriptosporidiosis yang memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh perlu mendapatkan penanganan medis.

Tindakan medis yang dilakukan dokter pada pasien kriptosporidiosis bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan meringankan gejala yang dialami pasien. Metode yang dilakukan meliputi:

  • Pemberian antiparasit seperti nitazoxanide disertai antibiotik azithromycin, untuk membantu mengurangi diare dengan membunuh parasit di dalam usus
  • Pemberian loperamide, untuk mengurangi gerakan usus dan meningkatkan penyerapan cairan sehingga diare berkurang
  • Pemberian cairan pengganti, seperti oralit, untuk mengembalikan keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit yang hilang akibat diare
  • Terapi antiretroviral, khusus pada pasien kriptosporidiosis yang juga menderita HIV/AIDS, untuk menghambat perkembangan virus dan meningkatkan daya tahan tubuh

Komplikasi Kriptosporidiosis

Kriptosporidiosis tidak mengancam nyawa. Namun, pasien dengan kekebalan tubuh lemah dapat mengalami komplikasi yang berbahaya. Komplikasi tersebut antara lain:

  • Berat badan turun secara signifikan
  • Dehidrasi berat
  • Malnutrisi akibat buruknya penyerapan nutrisi oleh usus
  • Radang pada saluran empedu, hati, atau pankreas

Pencegahan Kriptosporidiosis

Hingga saat ini belum ada vaksin untuk mencegah kriptosporidiosis. Namun, infeksi ini dapat dicegah dengan menjaga kebersihan, seperti:

  • Selalu mencuci tangan menggunakan air dan sabun setiap sebelum dan sesudah makan, serta setelah mengganti popok, menggunakan toilet, dan menyentuh hewan
  • Mencuci bahan makanan, seperti sayur dan buah, serta menghindari makanan yang diduga terkontaminasi tinja
  • Memasak air minum hingga matang dan tidak mengonsumsi makanan setengah matang bila sedang pergi ke daerah yang banyak terjadi kasus kriptosporidiosis
  • Menghindari menelan air kolam renang umum