Kutu kemaluan atau Pthirus pubis adalah serangga parasit kecil yang dapat menempati area berambut di tubuh manusia, terutama di rambut kemaluan. Parasit ini hidup dengan cara menghisap darah melalui kulit dan dapat menimbulkan rasa gatal pada area yang dijangkitinya.

Kutu kemaluan memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil daripada kutu kulit kepala. Oleh karena itu, kutu ini lebih dapat bertahan pada rambut yang bertekstur kasar dan tebal dibandingkan dengan rambut kepala yang cenderung lebih halus.

kutu kemaluan alodokter

Selain di rambut kemaluan, kutu ini juga bisa mendiami bulu ketiak, bulu kaki, janggut, kumis, bulu dada, bulu punggung, serta bulu mata dan alis.

Penyebab Kutu Kemaluan

Kutu kemaluan umumnya menular melalui kontak langsung dengan orang yang terjangkit, terutama kontak langsung yang intim, seperti hubungan seksual. Selain itu, kutu kemaluan juga dapat menular melalui barang-barang yang terkontaminasi, seperti seprai, selimut, handuk, dan pakaian.

Pada anak-anak, penularan kutu kemaluan dapat terjadi ketika anak tidur di atas kasur yang sudah terpapar parasit ini dari orang yang terjangkit. Karena rambut kemaluan belum tumbuh, umumnya kutu kemaluan pada anak-anak bersarang di bulu mata dan alis.

Patut diketahui bahwa di kasus tertentu, ditemukannya kutu kemaluan pada alis dan bulu mata anak-anak juga dapat menandakan adanya kemungkinan pelecehan seksual sehingga perlu diselidiki lebih lanjut.

Kutu kemaluan memiliki tiga tahap perkembangan, yaitu telur, nimfa, dan kutu dewasa. Telur kutu biasanya melekat erat pada pangkal batang rambut dan berwarna putih kekuningan. Telur akan menetas dalam waktu 6–10 hari dan menjadi nimfa.

Bentuk nimfa serupa dengan kutu dewasa, tetapi ukurannya lebih kecil, sehingga sulit untuk dilihat. Perkembangan nimfa hingga menjadi kutu dewasa berkisar antara 2–3 minggu.

Kutu dewasa berwarna sedikit abu-abu, memiliki 6 kaki sehingga terlihat seperti kepiting, dan berukuran sekitar 2 mm. Kutu betina dapat mengeluarkan hingga 300 telur sepanjang hidupnya yang berkisar antara 1–3 bulan.

Kutu kemaluan harus hidup pada kulit manusia dan tidak akan menular dengan meloncat ke tubuh orang lain. Jika terlepas atau jatuh dari rambut, kutu kemaluan akan mati dalam waktu 1–2 hari.

Faktor risiko kutu kemaluan

Kutu kemaluan dapat menular ke siapa saja. Akan tetapi, penularan lebih sering terjadi pada orang dewasa yang sudah aktif secara seksual. Selain itu, tinggal di lingkungan atau area yang ditempati banyak orang, seperti asrama, juga dapat meningkatkan risiko seseorang tertular kutu kemaluan.

Gejala Kutu Kemaluan

Gejala akibat terjangkit kutu kemaluan biasanya mulai muncul setelah 5 hari kutu menempati area tubuh. Gejala yang dapat muncul antara lain:

  • Rasa gatal pada kulit kemaluan, terutama pada malam hari, akibat reaksi alergi terhadap air liur kutu
  • Bintik kecil berwarna biru keunguan pada kulit bekas gigitan kutu
  • Bintik cokelat pada pakaian dalam, yang merupakan kotoran kutu kemaluan
  • Telur kutu pada pangkal rambut atau kutu pada rambut-rambut terlihat
  • Demam ringan

Terkadang, gejala-gejala tersebut tidak muncul pada sebagian penderita, sehingga kutu kemaluan dapat tersebar pada orang lain tanpa disadari.

Jika parasit ini menjangkiti bulu mata dan alis, gejala yang mungkin muncul antara lain rasa gatal, pembengkakan kelopak mata, dan mata merah.

Kapan harus ke dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala-gejala di atas atau jika Anda tidak berhasil mengatasi kutu kemaluan dengan perawatan mandiri di rumah menggunakan produk penghilang kutu kemaluan yang dijual bebas.

Segera ke dokter jika Anda terjangkit kutu kemaluan ketika sedang hamil atau jika Anda merasakan gejala yang semakin parah, seperti peradangan atau infeksi kulit akibat terlalu banyak menggaruk bagian yang gatal.

Diagnosis Kutu Kemaluan

Untuk mendiagnosis, awalnya dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala yang dirasakan oleh pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada area yang mengalami keluhan.

Guna memastikan keberadaan kutu kemaluan, dokter biasanya akan menggunakan kaca pembesar atau mikroskop, agar kutu kemaluan beserta perkembangannya di area yang terjangkit bisa terlihat lebih jelas.

Jika pasien telah dipastikan terjangkit kutu kemaluan, maka pemeriksaan juga perlu dilakukan pada orang-orang yang berhubungan seksual atau kerap melakukan kontak fisik dengan pasien selama 3 bulan terakhir.

Berdasarkan pertimbangan tertentu, dokter mungkin juga akan melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi infeksi menular seksual.

Pengobatan Kutu Kemaluan

Pengobatan kutu kemaluan dapat dilakukan dengan pemberian obat dan perawatan mandiri. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

Pemberian obat-obatan

Kutu kemaluan dapat diatasi dengan obat luar, seperti losion, krim, atau sampo. Jenis obat antiparasit yang biasa digunakan adalah permethrin.

Perlu diketahui, permethrin hanya dapat digunakan pada kulit. Selain itu, terdapat beberapa efek samping yang bisa muncul akibat penggunaan obat antiparasit ini, yaitu gatal, merah, atau panas pada kulit.

Bagi pasien yang terjangkit kutu kemaluan di bulu mata, dokter dapat menganjurkan pasien untuk mengoleskan petroleum jelly secara hati-hati di area yang terjangkit. Obat tetes mata juga akan diberikan untuk mengatasi keluhan pada mata.

Jika setelah diobati kutu masih ditemukan atau gejalanya masih dirasakan, pasien perlu mengulangi pengobatan selama 9–10 hari. Periksalah area yang terinfeksi selama dan setelah periode pengobatan kedua selesai, untuk memastikan keberadaan kutu atau telur yang masih tertinggal pada area tersebut.

Perawatan mandiri

Berikut ini adalah upaya-upaya perawatan mandiri yang bisa dilakukan di rumah untuk mengatasi sekaligus mencegah penyebaran kutu kemaluan:

  • Mencuci dan mengeringkan rambut pada area yang terjangkit kutu kemaluan dengan bersih dan teratur
  • Menggunakan pakaian dalam yang bersih dan menggantinya secara teratur
  • Menyingkirkan kutu kemaluan yang terlihat pada rambut dengan sisir kutu atau dengan kuku
  • Mencuci seluruh handuk, pakaian, atau seprai dengan air panas
  • Membersihkan seluruh ruangan di rumah, terutama yang sering ditempati, seperti kamar tidur atau ruang keluarga
  • Membersihkan kamar mandi atau toilet dengan cairan pembersih karbol atau disinfektan
  • Menghindari hubungan seks sebelum kutu kemaluan benar-benar sembuh

Komplikasi Kutu Kemaluan

Meski jarang terjadi, seseorang yang terjangkit kutu kemaluan dapat mengalami sejumlah komplikasi jika kondisinya tidak segera diatasi. Komplikasi yang dapat timbul adalah:

  • Infeksi, seperti impetigo atau bisul, akibat seringnya menggaruk area yang terjangkit
  • Peradangan kelopak mata (blefaritis) atau konjungtivitis, akibat keberadaan kutu kemaluan di bulu mata

Pencegahan Kutu Kemaluan

Berikut ini adalah beberapa upaya yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi risiko tertular kutu kemaluan:

  • Hindari berbagi penggunaan barang pribadi, seperti handuk dan pakaian.
  • Hindari melakukan hubungan seksual yang tidak sehat, seperti sering berganti-ganti pasangan.
  • Cuci seprai, handuk, dan pakaian dengan air panas secara berkala, idealnya 1–2 minggu sekali.
  • Bersihkan kamar tidur, ruang keluarga, kamar mandi, dan area di rumah yang sering ditempati secara rutin.
  • Jika terjangkit kutu kemaluan, jangan dulu berhubungan seksual hingga dinyatakan sembuh oleh dokter, dan ajak pasangan untuk memeriksakan diri ke dokter.